13 December 2024
HomeBeritaKesraBerani Lapor Kejahatan Cyber, Awal Ciptakan Dunia Digital Lebih Sehat

Berani Lapor Kejahatan Cyber, Awal Ciptakan Dunia Digital Lebih Sehat

SHNet, Jakarta – Jumlah pengguna internet di Indonesia melonjak tinggi, lebih tinggi dari angka pertumbuhan penduduk menurut survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) tahun 2020.

Presiden Joko Widodo dalam sambutannya saat membuka acara webinar Gerakan Nasional Literasi Digital mengungkapkan saat ini kejahatan di ruang digital semakin mengkhawatirkan. Selain itu ada bentuk kekerasan hingga ujaran kebencian dan radikalisme berbasis digital yang harus diwaspadai.

Meski punya dampak negatif, namun ada juga sisi positif dari penggunaan media digital yang bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi yang harus diimbangi dengan adanya literasi digital yang bertujuan untuk meningkatkan kecakapan masyarakat dalam menggunakan media berbasis digital.

“Internet harus mampu meningkatkan produktivitas masyarakat, sehingga internet menambah nilai ekonomi masyarakat,” kata Presiden Joko Widodo.

Salah satu narasumber webinar Gerakan Nasional Literasi Digital wilayah Kabupaten Ciamis, JawaBarat, Heni Mulyati dari Masyarakat Anti Fitnah Indonesia mengungkapkan pada Januari hingga November 2020 terjadi sebanyak 4.259 laporan kejahatan cyber. Dari ribuan kasus di antaranya meruoakan penipuan dan 267 kasus akses ilegal.

Ancaman digital terus berkembang, pembaruan proteksi harus terus dilakukan. Strategi penipuan makin beragam, kejelian deteksi penipuan harus terus diasah. Nah untuk mencegah hal itu sampai terjadi, kenali dan pahami dulu penipuan digital.

Modus penipuan digital dilakukan dengan syarat target awal adalah melakukan pencurian data digital, sehingga perlindungan terhadap identitas dan data pribadi menjadi bagian yang penting.

Sementara itu, penipuan digital juga ada beberapa jenis seperti berupa scan korban dimintai uang, hingga pulsa lewat sms biasanya korban dimintai sejumlah uang.

“Kalau ada informasi jangan langsung panik, tapi kita cermati dulu kontak orang yang terdekat. Ini biasanya korban dimintai sejumlah uang, dan ini cukup marak sekarang modusnya sudah bedaya jadi pelaku juga lebih cerdas cari cara berbeda,” ujar Heni.

Lalu ada kejahatan digital yang disebut phishing di mana bentuknya berupa website. Situs website ini dibuat mirip dengan akun sebuah bank namun sebetulnya bukan, saat korban masuk ke situs dan memasukan password asli akun bank pelaku kejahatan bisa menguras uang dan akun di bank.

“Ada beberapa cara untuk melapor lapor.go.id dan sms ke 1708, ada juga situs patroli siber milik Polri di mana masyarakan bisa melapor,” ujar Heni lagi. (Stevani Elisabeth)

ARTIKEL TERKAIT

TERBARU