4 December 2024
HomeBeritaBerbeda dengan IDI, PDSI Apresiasi Kritikan Dokter Tony

Berbeda dengan IDI, PDSI Apresiasi Kritikan Dokter Tony

Jakarta– Perkumpulan Dokter Seluruh Indonesia mengapresiasi kritik terhadap kondisi Kedokteran Indonesia yang belakangan mendapat sorotan berbagai pihak termasuk media massa mainstream, Singapore Straits Times, 30 Desember 2022. Hal ini berbeda dengan IDI yang justru meminta Singapore memberikan sanksi kepada Dorkter Tony.

“Dr. Tony Setiobudi telah berhasil mengungkap persoalan-persoalan besar dalam dunia kesehatan nasional,” ujar Dr. Jajang Edi Prayitno, MHA dalam surat tertanggal 27 Februari 2023 tertuju kepada President of Singapore Medical Association, Dr. Tan Yia Swam.

Dalam surat bernomor 01/PP-PDSI/II/2023, Dr. Jajang Edi Prayitno, mengatakan kritik Dr. Tony Setiobudi, sebagai anggota Singapore Orthopaedic Association, juga telah menyampaikan langsung kritiknya di hadapan Menteri Kesehatan, setelah konten youtubenya viral di kalangan masyarakat.

“Kami sangat berterima kasih dan berharap Dr. Tony Setiobudi melanjutkan kritisismenya di sosial media yang telah mentriger efek domino positif menuju transformasi sistem kesehatan Indonesia yang lebih fair, adil dan tidak diskriminatif,” tegas Dr. Jajang Edi Prayitno.

Dalam surat yang beredar di media sosial, Senin (27/2), PDSI juga berharap kerjasama yang baik dengan Singapore Medical Association menuju perbaikan sistem kesehatan ASEAN

“Terima kasih atas dukungan Singapore Medical Association kepada kami selama ini, kita akan terus berkomunikasi,” ujarnya.

Sebelumnya, IDI bersurat kepada Singapore Medical Council (SMA) yang diperoleh redaksi karena beredar di grup media sosial pada Senin (27/2/2023).

Sesuai surat IDI yang beredar di beberapa grup media sosial, Surat IDI itu diteken Ketua Umum IDI Mohammad Adib Khumaidi , MD tertanggal 4 Januari 2023., dengan Nomor: 2341.PB/0000.SMA/01/2023, yang ditujukan kepada Presiden SMA Dr. Tan Yia Swam.

Surat itu, antara lain, menganggap Dokter Tony melakukan fitnah kepada organisasi medis Indonesia dan mencampuri kebijakan kesehatan Indonesia.

Untuk itu, IDI meminta agar Dokter Tony diberikan ganjaran. Namun, IDI juga terbuka untuk berdialog dengan SMA dan Dokter Tony.

Dokter Tony pernah menyoroti adanya organisasi profesi kedokteran Indonesia yang menghalangi upaya pemerintah Indonesia memperbaiki sistem kesehatan di Indonesia.

Selain itu, Dokter Tony juga sangat kritis terhadap sistem kesehatan di Indonesia. Apalagi, sorotan ini mendapay publikasi dari media ternama Singapore The Strait Times.

Di kesempatan lain, Dokter Tony juga menyoroti diskriminasi ysng terjadi karena ada organisasi yang sangat berkuasa untuk menentukan siapa yang boleh praktik dan siapa tidak boleh.(den)

ARTIKEL TERKAIT

TERBARU