JAKARTA– Rusia menyoroti peran Indonesia dalam politik global saat ini. Hal ini terbukti dalam keberhasilan Indonesia dalam memimpin dan mengarahkan 20 negara yang tergabung dalam KTT-20 lalu di Bali.
Saat Rusia juga yakin Indonesia sebagai ketua ASEAN akan berhasil membawa kemajuan di kawasan. Hal ini disampaikan oleh Madame Lyudmila Georgievna Vorobieva Duta Besar Federasi Rusia untuk Republik Indonesia di kediamannya di Jakarta, Rabu (16/2/2023) lalu.
“Indonesia adalah partner kunci yang sangat penting di regional dan global saat ini. Kami menyaksikan peran penting Indonesia tersebut saat menjadi Presidency dari G-20. Dan sekarang Indonesia menjadi ketua ASEAN. Kami juga memiliki hubungan kerjasama yang kuat dengan ASEAN dan Indonesia adalah partner strategis bagi kami. Kami berharap kerjasama di masa depan akan terus meningkat,” ujarnya.
Lyudmila menjelaskan, Rusia saat ini berpartisipasi dalam banyak aktivitas dan pertemuan yang berhubungan dengan ASEAN, seperti saat ini ada SOM (Senior Official Meeting) dialog antara Kementerian Pertahanan ASEAN dan dalam pertemuan antara Kementerian Luar Negeri ASEAN.
“Kami yakin Indonesia akan tetap bisa ballance sehubungan dengan partisipasi dari Rusia. Kami berharap Indonesia bisa sukses juga sebagai ketua ASEAN,” katanya.
Ballance dan Konstruktif
Lyudmila juga menyoroti peran kepemimpinan Presidency Indonesia yang sangat penting dalam KTT G-20 lalu, yang berhasil menggagal manuver Amerika Serikat untuk menyingkirkan Rusia dalam saat itu.
“Kami sangat mengapresiasi posisi pemerintah Indonesia yang memimpin Presidency G-20. Dengan upaya keras Indonesia, Rusia bisa berpartisipasi dalam semua meeting. Kita tahu ada tekanan yang kuat dari tujuh negara G-7 untuk menyingkirkan Rusia dari berbagai forum dan mengalihkan tema ekonomi global serta persoalan keuangan yang sangat penting menjadi konfrontasi politik. Hanya karena dipimpin oleh Indonesia itu semua tidak terjadi.” ujarnya.
Untuk itu, katanya, Presiden Putin mengirim pesan ucapan terima kasih kepada Presiden Joko Widodo yang sangat balance dan konstruktif.
“Berkali-kali kami mengatakan, mungkin kalau negara lain yang memimpin G-20 itu, kita tidak akan mendapatkan hasil yang baik, terutama kalau kita lihat Deklarasi G-20, yang disamping banyak perbedaan pandangan, yang tentu Rusia harus fleksibel dalam menentukan bahasa pada deklarasi yang menyoroti krisis Ukraina. Hal ini juga diadopsi dalam deklarasi APEC di Bangkok. Indonesia sukses besar memimpin KTT G-20 dan menunjukkan kemampuannya sebagai pemain global,” jelasnya.
Dunia Lebih Baik
Lyudmila yakin dengan hubungan diplomatik antara Indonesia dan Rusia yang sudah dibangun selama 73 tahun sejak 3 Februari 1950 oleh Presiden Soekarno, bahkan jauh sebelumnya.
“Tentu saja hubungan kedua negara terbangun sangat baik selama ini karena berbasiskan pada tradisi persahabatan sampai hari ini. Terutama oleh Presiden Soekarno yang sempat berkunjung ke negeri kami sebanyak 4 kali. Walaupun di tengah situasi politik yang rumit, tapi trendnya sangat positif sampai hari ini,” ujarnya.
Apalagi saat ini menurut Lyudmila, setelah kunjungi Presiden RI, Pak Joko Widodo pada bulan Juni 2022 lalu dan berdialog dengan sangat akrab selama 2 jam dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin.
“Setelah itu kedua Presiden sempat berdiskusi lewat telpon sebanyak 3 kali kalau saya tidak salah,” katanya.
Selain itu juga, Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov juga pernah berkunjung sebanyak 2 kali pada tahun lalu dalam rangka Kepresidenan Indonesia dalam G-20 dan bertemu beberapa kali dengan Retno Marsudi, Menteri Luar Negeri Indonesia di luar Indonesia dalam beberapa pertemuan Internasional.
“Jurubicara parlemen kami, Valentina Matviyenko juga mengunjungi Indonesia dalam rangka G-20, dan mengadakan pertemuan bilateral dengan pemimpin parlemen dari Indonesia. Jadi kita menikmati dialog politik yang sangat aktif.
Lyudmila meyakinkan bahwa hubungan Indonesia dan Rusia akan semakin kuat dan bersama-sama menuju dunia yang lebih baik berbasiskan kesetaraan, keadilan dan kesejahteraan bersama.
“Rakyat Indonesia akan selalu menjadi kawan baik kami sejak jaman Presiden Soekarno, bahkan sebelum kemerdekaan Indonesia. Khususnya pada tahun 1960-an. Semua orang di Rusia tahu “Rayuan Pulau Kelapa’. Semua orang tahu Presiden Soekarno. Saya yakin hubungan kita akan semakin kuat dan semakin baik, karena Indonesia adalah negara besar, Rusia adalah negara besar dan kita bisa melakukan banyak hal bersama-sama,” tegasnya. (den)