30 April 2025
HomeBeritaDukung Digitalisasi UMKM, Mahasiswa KKN-T IPB Melakukan Pengembangan pada UMKM Kue Geti...

Dukung Digitalisasi UMKM, Mahasiswa KKN-T IPB Melakukan Pengembangan pada UMKM Kue Geti Cipta Rasa

SHNet, Jakarta-Ponorogo merupakan salah satu kota yang terletak di Jawa Timur, Indonesia. Kabupaten Ponorogo yang terkenal akan budaya dan tradisi yang beragam. Salah satunya yaitu tradisi seni tari Reog yang luar biasa dan menjadi warisan budaya hingga saat ini. Tidak hanya kaya akan budaya, Ponorogo juga memiliki kekayaan kuliner yang khas. Salah satu makanan ringan yang legendaris dan tidak boleh terlewatkan apabila berkunjung ke Ponorogo adalah “Kue Geti Cipta Rasa”. Kue Geti Cipta Rasa sudah diproduksi sejak tahun 1976 oleh Ibu Diah Sulistyowati atau biasa disapa sebagai Bu Wati.

Kenikmatan Kue Geti Bu Wati tidak hanya berasal dari resep tradisional yang telah diturunkan dari generasi ke generasi, “Bahan yang saya gunakan untuk membuat kue geti ini selalu saya perhatikan kualitasnya terutama untuk menjaga rasa dan kepercayaan pelanggan”, ujar Bu Wati seraya menegaskan bahwa kualitas bahan baku kue geti.

Bu Wati sangat selektif dalam memilih bahan-bahan utama, yaitu wijen dan gula jawa. Wijen yang digunakan oleh Bu Wati sebelumnya di jemur selama tiga jam di bawah sinar matahari agar saat proses penumbukan wijen dapat terlepas dari kulitnya. Lalu, gula jawa yang digunakan oleh Bu Wati yaitu gula jawa murni tanpa campuran apapun, sehingga kue geti yang dihasilkan dapat menempel dengan sempurna. Melalui kualitas dua bahan tersebut dapat memberikan rasa yang khas dan lezat di setiap gigitan kue geti.

Potensi yang besar dari UMKM Kue Geti Cipta Rasa ini mendorong mahasiswa KKN-T IPB untuk memberikan pendampingan pada aspek pengembangan pemasaran melalui e-commerce, salah satunya platform Shopee. Pengembangan pemasaran ini dilakukan karena penjualan produk hanya dilakukan ke pasar tradisional, warung, hingga toko oleh-oleh. Proses pendampingan tersebut dilakukan secara bertahap mulai dari proses pembuatan, pendaftaran akun, pemanfaatan fitur gratis ongkir, hingga proses pengiriman produk. Selain itu, pembuatan logo UMKM, poster pemasaran, dan label produk dilakukan sebagai bentuk digitalisasi produk UMKM Kue Geti Cipta Rasa.

“Ini menjadi salah satu cara untuk mempertahankan kue tradisional sekaligus UMKM agar dapat tetap bersaing di tengah-tengah pemanfaatan teknologi yang masif,” ungkap Hanifah Nur Hidayah selaku Koordinator Desa Coper. “Kami mendukung secara penuh program kerja mahasiswa KKN-T IPB,” imbuh Damanhuri yang merupakan Kepala Desa Coper dalam kegiatan Lokakarya I pada Selasa (27/6). Melalui program ini, UMKM Kue Geti Cipta Rasa dapat terus berkembang dan memperluas pasarnya ke seluruh daerah di Indonesia.

UMKM Kue Geti Cipta Rasa memiliki keunikan yang membedakannya dengan Kue Geti lainnya. Salah satu keunikannya yaitu berasal dari bentuknya yang menyerupai bola bekel dengan tekstur yang tidak terlalu rata untuk menggambarkan artistik pada setiap kue yang diproduksi. Selain itu, tekstur renyah dan menyatunya rasa gula dengan wijen menciptakan kombinasi sempurna yang akan memanjakan lidah. Kue Geti Cipta Rasa juga dapat bertahan lama kurang lebih selama satu bulan setelah diproduksi. Maka dari itu, proses pengemasan produk menjadi hal yang penting untuk diperhatikan.

“Proses pengemasan produk menjadi poin penting untuk dapat memperluas target pasar,” ucap Dr. Nugraha Edhi Suyatma selaku Dosen Pembimbing Lapang KKN-T IPB.

Menurut Nugraha, karakteristik dan fungsi kemasan perlu terpenuhi seperti aspek pemilihan wadah, perlindungan, kenyamanan, dan komunikasi. Maka dari itu, bukan hanya pengembangan pasar melalui e-commerce, Tim KKN-T IPB pun memberikan edukasi mengenai teknologi pengemasan sehingga produk menjadi lebih aman dan lebih tahan lama.

“Pengamatan proses pembuatan, implementasi digitalisasi, dan edukasi pengemasan dilakukan dalam rentang waktu satu minggu dari tanggal 2-8 Juli 2023.” ujar Aliya Januari, anggota KKN-T IPB pada kegiatan pendampingan UMKM. Dia berharap melalui langkah-langkah ini pengembangan pasar dan peningkatan kualitas produk dapat saling mendukung, dan mendorong terjadinya pertumbuhan industri lokal serta perekonomian secara keseluruhan.

 

 

ARTIKEL TERKAIT

TERBARU