27 March 2023
HomeBeritaKecil Cabe Rawit, Armada Corvet dan Kapal Cepat Russia

Kecil Cabe Rawit, Armada Corvet dan Kapal Cepat Russia

Oleh: Muhammad Zulfan

Armada Angkatan Laut Russia nyaris hancur sejak bubarnya Uni Soviet tahun 1991. Waktu itu Soviet memiliki armada laut terbesar, terutama armada kapal selam nuklir dan juga kapal permukaan, namun yg sedikit dipahami banyak pengamat adalah armada kapal kapal kecil, penyerang,  cepat dan corvet yang menjadi tulang punggung pertahanan pebatasan laut Soviet.

Kini, setelah 30 tahun sejak kehancuran dulu, tradisi lama Soviet kembali dihidupkan. Kapal-kapal kecil kembali dihidupkan pelan-pelan, setelah Russia kembali bisa menguatkan ekonomi negaranya.

Konsep doktrin pertahanan ini sebenarnya tidak jauh dari pelajaran yang diambil dari angtakan laut kekaisaran Russia dulu, kapal-kapal corvet yang berlayar di laut dangkal perbatasan Russia di Baltik dan Laut Tengah. Namun Soviet memahami bahwa kelincahan kapal kecil ini perlu dukungan daya pukul besar, mereka menempatkan peluru kendali jarak jauh di hampir semua tipe kapal corvet ini.  Mungkin sebagian diganti dengan perangkat perang bawah laut, anti kapal selam.

Federasi Russia melanjutkan tradisi ini, dengan perkembangan teknologi, semua kapal kecil ini dilengkapi dengan sensor mutakhir dan persenjataan lengkap, kapal multifungsi, baik menjadi serangan permukaan, sekalian menjadi anti kapal selam, anti serangan udara dan pemusnahan ranjau.

Absennya produksi kapal perang besar Russia, sering menjadi bahan ejekan media barat, dengan ekonomi yang “kecil” Russia tidak akan mampu sekuat Soviet dulu. Mereka lupa, Russia masih punya matra bawah laut, kapal selam nuklir, baik kapal selam serang rudal penjelajah ataupun raksasa kapal selam balistik nuklir terbaik.

Mereka merendahkan kemampuan pukulan besar dari arsenal senjata nya, bukan hanya media pembawa. Kemampuan serangan strategis laut Russia masih mengandalkan matra kapal selam, namun sejalan dengan kemajuan teknologi, sejak beberapa tahun yang lalu kapal-kapal corvet kecil Russia sudah dilengkapi dengan rudal jelajah jarak jauh, yang sampai saat ini tidak bisa dilakukan barat, ibarat petinju, Russia punya banyak petarung kelas ringan yang mampu memberikan pukulan selayaknya kelas berat. Ini sejalan dengan doktrin lama soviet dulu, kapal selam sebagai tulang punggung serangan laut, serangan ke dua untuk penghancuran kekuatan musuh, juga sebagai pertahan pertama dari invasi musuh.

Kapal permukaan digunakan sebagai matra pertama dalam pertahan udara berlapis, akses denial, dimana kapal-kapal besar seperti frigat, perusak atau penjelajah sebagai penghadang serangan pertama. Kapal-kapal ini dilengkapi dengan rudal pertahanan udara jarak jauh, sedang dan dekat dalam komplek sistem Radut, misal kelas kirov yang sedang diretrofit, dan kelas frigar kelas Admiral  Gorshkov.

Admiral Gorshkov digadangkan untuk mengganti semua kapal perusak dan penjelajah peninggalan soviet, total 16 kapal tipe ini sudah dipesan, dua versi pertama, dan 6 versi baru sedang dibangun dan 8 versi kapal perusak. Kalau dihitung dari perbandingan senjata dan bobot kapal, kapal ini bisa dibilang mempunyai pukulan lebih besar dari beratnya.

Admiral gorshkov versi terbaru memuat 32 cel peluncur rudal permukaan ke permukaan, bisa calibr, onix atau Tsirkon, rudal hypersonic terbaru angkatan laut. Senjata lainnya sebagai anti serangan udara, 32 cel redut, 2 cwis palash, 2×4 peluncur torpedo (anti kapal selam, kapal permukaan dan anti torpedo juga), 2 pedestal machine gun (14.50mm). Versi awal ini memuat 64 cel peluncur rudal, versi pengembangan nya akan memuat 128 cel peluncur rudal, onix , tsirkon, calibr dan redut, dengan ukuran kapal lebih kecil dan ringan daripada kapal perusak utama amarika, Arleigh Burke.

Konsepnya sangat berbeda, Arleigh Burke adalah kapal perusak yang bertugas untuk support grup kapal induk, penangkis serangan udara aegis, dan peran kedua untuk serangan dengan tomahawk dan harpoon. Kapal Russia ditugaskan sebagai pembawa senjata, penyerang dan bertahan dalam waktu bersamaan, tetap mengedepankan pertahanan diri dan akses denial. Tentu saja dipasang dengan berbagai sensor radar aesa terbaru untuk mencari dan kontrol penembakan musuh dan berbagai sensor perang elektronik lainnya, ditambah dengan desain anti radar terbaru.

Kapal Russia ini juga menjadi penarget  utama untuk membantu kapal lain yang lebih kecil untuk koodinasi serangan bersama. Hal ini terjadi dalam serangan ke calibr ke Ukraina selama operasi militer Russia, penembak utama adalah kapal- kapal kecil alias corvet Russia. Corvet Russia memiliki bobot antara 500ton sampai 3400ton, dan semuanya membawa misil jarak jauh, calibr, onix dan sekarang Tsirkon. Kapal-kapal inilah yang menjadi tulang punggung armada permukaan angkatan laut Russia.

Kelas terbaru misalkan Mercury, project 20386, corvete terbaru Russia, rencananya akan diproduksi sebanyak 20 unit. Memiliki bobot maksimal 3400 ton, dan dilengkapi dengan sensor terbaru, dipersenjatai dengan 1 meriam multifungsi 100mm, 8 peluncur rudal jarak jauh anti kapal, anti permukaan berupa Onix, Calibr dan Tsirkon. Dilengkapi juga dengan 16 peluncur rudal anti serabgan udara jarak dekat, sedang, dan jauh, Redut, untuk anti kapal selam ada 2×4 peluncur torpedo dan 1 helikopter anti kapal selam.

Persenjataan ini jauh melebihi kelas nya, lebih lagi kapal ini didesain dengan perspektif siluman atau stealth, jadi dengan ukuran yang kecil dan teknologi stealth, akan sulit melacak kapal ini, sekarang satu unit kapal ini sedang dalam proses finalisasi dan tahun depan menjalani ujicoba pelayaran.

Diperkirakan Russia memiliki 80 unit corvet yang beroperasi, sebagian adalah peninggalan Uni Soviet. Meskipun demikian lebih dari setengah nya adalah unit desain baru dengan kemampuan senjata dan sensor yang hampir sama dengan kelas mercury.

Biarpun ukuran kecil namun semua kapal ini dilengkapi dengan senjata terbaru, ini yang membedakan dengan filosofi barat, kapal pembawa rudal barat pasti jauh lebih besar dengan biaya produksi dan perawatan jauh lebih mahal. Amerika membuat kapal seperti ini, bahkan terkesan lebih bagus dengan proyeksi kecepatan tinggi, misal LCS  kelas freedom dan independence, digadangkan mampu mecapai kecepatan maksimum 47 Knot (kelas mercury russia max 30knot).

Dengan biaya produksi mencapai $300juta per unit (mercury diperkirakan biaya $120juta) dan biaya operasional $70juta pertahun, kapal lcs ini tidak mampu mencapai ekspektasinya, kecepatan maksimal hanya 10-15knot. Mesin yang dipakai kapal ini tidak berfungsi dan hull nya dibuat dari bahan aluminium maka tidak mampu mencapai kecepatan tinggi, lebih dari 10knot, kapal lcs independence akan retak. Senjatanya sendiri sangat minim dibanding bobot kapal, 24 rudal jarak dekat hellfire, 8 rudal jarak sedang penjelajah anti kapal, 1 meriam 57mm, helikopter dan berbagai sonar anti kapal selam, sangat jauh dari kemapuan senjata kelas Mercury Rusia.

Kegagalan Amerika ini membuat kapal ini mati muda, belum 10 tahun beroperasi, semua kapal LCS independence dan freedom dipensiunkan, amerika akan mendisain kapal baru yang jauh lebih besar, biaya besar dengab senjata seadanya.

Efektifitas adalah kata kunci ankatan laut Russia. Kapal adalah pembawa persenjataan berat, biarpun ukuran kecil, namun pukulannya sekelas destroyer. Sebagian besar serangan rudal jarak  Russia ke Ukraina yang dari laut ditembakkan oleh kapal-kapal kecil Russia ini, dari laut tengah bahkan dari laut kaspia, rekor tembakan terjauh dicapai dengan penembakan calibr dari Kaspia ke Syria pada tahun 2016.

Pembuktian ini makin meyakinkan russia untuk terus mengembangkan kapal kapal kecil ini (kapal selam kecil juga) sebagai pembawa sejata berat jarak jauh, sebagai pelengkap kapal besar dan kapal selam nuklir yang mereka miliki.

Kapal-kapal kecil ini sangat cocok untuk karakter perbatasan laut Russia yang berair dangkal, karena ini juga kapal-kapal kecil ini cocok untuk menjaga pulau pulau Indonesia. Kapal kecil, biaya murah, operasional dan logistik murah, tapi dengan pukulan maksimal.

Penulis, Muhammad Zulfan, Sekretaris Komite Persahabatan Rakyat Indonesia dan Rakyat Rusia (Indonesian-Russian Comradeship Committee)

ARTIKEL TERKAIT

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

TERBARU