SHNet, Jakarta – Indonesia Police Wacht sangat menyayangkan adanya kerusuhan saat kepulangan jenasah Lukas Enembe di Sentani, Kabupaten Jayapura pada Kamis (28/12/2023) lalu. Dimana seharusnya, kerusuhan itu tidak akan terjadi bila saja anggota polisi mempersiapkan atau antisipasi segalanya dengan lebih baik jauh-jauh hari.
“Ini terlihat Intelnya Polda Papua tidak jalan, kalau saja Intelnya jalan atau sudah mengantisipasi tentu kerusuha tidak akan terjadi. Makanya, IPW menyayangkan adanya kerusuhan yang mengakibatkan adanya korban luka, ” tegas Ketua IPW Sugeng Teguh Santoso kepada SHNet di sela-sela rilis akhir tahun IPW, Senin (1/1/2024).
Dilansir beberapa sumber, peristiwa kerusuhan tersebut berawal saat jenasah Lukas hendak dibawa dari Bandara Sentani ke tempat persemayaman di STAKIN dengan menggunakan kendaraan pihak keluarga.
Namun, warga tiba-tiba menyetop dan mendesak agar mereka bisa mengarak peti jenasah Lukas Enembe ketempat persemayaman. Saat proses pengantar jenasah, tepatnya barisan massa paling depan tiba-tiba melakukan provokasi dengan melempari bangunan. Dan, massa juga melakukan pembakaran mobil warga yang tengah parkir.
Kembali dijelaskan Sugeng, bahwa masyarakat Papua begitu hormat dengan Lukas Enembe. ” Ini yang tidak disadari oleh aparat kepolisian, jadi kurang antisipasi. Ini pelajaran bagi aparat Kepolisian tentunya, jangan sampai kasus ini terulang kembali bagi Polda mana saja, ” katanya lagi.
Pun diketahui, Lukas Enembe meninggal di RSPAD Jakarta pada Selasa (26/12/2023) lalu. Lukas meninggal saat menjalani hukuman 10 tahun penjara dengan kasus suap. Kemudian jenasah dibawa ke Jayapura untuk dimakamkan. (mayhan)