Oleh : M. Nigara
SHNet, Jakarta – THE BEST Defense Is A Good Offense (Pertahan terbaik adalah serangan yang baik), Jendral George Washington, Presiden Amerika, 1787-1797.
Meski berbeda kontek, tapi saya setuju dengan ungkapan legenda George Washington untuk diterapkan oleh Shin Tae-yong, saat Rizky Ridho dan kawan-kawan bertandang ke Hanoi. Ya, menyerang adalah pertahanan terbaik.
Secara logika, sekali lagi meski berbeda kontek, ketika kita menyerang, maka pertahanan akan aman. Artinya saat kita menyerang, seluruh kekuatan lawan akan bertumpu di garis pertahanan.
Meski demikian, jangan lengah saat menyerang. Serangan balik bisa sangat mematikan. Mail online , terbuat 24/3/2024 membuat headline Liverpool have been the best counter attacking team... selama tujuh tahun terakhir. Hal itu diungkapkan oleh Bos Leicester dan mantan pemain nomer 2, Man City, Enzo Maresca, jelang pertarungan di Piala Carabao.
Ya, meski Vietnam bukan Liverpool, tapi peringatan Maresca perlu kita jadikan alat ukur untuk menjaga segala kemungkinan. Kita tahu, saat leg pertama di Jakarta, mayoritas pemain naturalisasi kita masih terlihat belum mampu mengatasi cuaca yang sangat berbeda dengan tempat asal mereka selama ini.
Do Hung Dung
Sinyal keras juga sudah dilontarkan oleh kapten timnas Vietnam, Do Hung Dung. “Indonesia bukan tim yang terkuat, kita pasti bisa mengalahkannya, ” kata Hung Dung, gelandang menyerang asal Hanoi FC.
Pemegang dua kali Golden Ball Vietnam itu, menyiratkan pula bahwa timnas Vietnam akan menekan sejak awal. Nah, biasanya, sebelum ada Bang Jay, sapaan akrab Jay Idzes yang diucapkan Hadi Gunawan atau Bung Ahay di RCTI pertahanan kita hampir selalu kocar-kacir jika ditekan balik. Kita berharap Rizky Ridho, Arhan Pratama, dan Asnawi Mangkualam (mudah-mudahan sudah bisa turun), bisa lebih percaya diri.
Lalu, bagaimana efektivitas penyerangan kita? Tentu STY yang paling tahu, namun sebagai pengamat yang berpegang pada ucapan Georga Washington, saya berharap sangat pada mempertajam dan membuat efektif penyerangan.
Tidak lazim memang, namun saya berharap Struick bisa diduetkan dengan Ramadhan Sananta. Di lini tengahnya ada Marselino Ferdinan, Witan Sulaiman dan Egy Maulana Vikri sebagai supplayer bola. Catatan, ketiganya juga pemain-pemain yang mampu mencetak gol dengan baik. Hanya saja, sepenglihatan saya, ketiganya sering terlalu egois. Mereka tidak memberikan umpan jika tidak dalam kondisi terdesak.
Jadi, jika pasukan STY itu mampu menyerang dengan efektif, maka bukan tidak mungkin gawang Filip Nguyen akan kebobolan lebih dari satu.
Dan yang juga perlu menjadi perhatian semua pihak, pemain, pelatih, dan ofisial, hati-hati tekanan, intimidasi, dan teror mental akan dilakukan oleh kubu lawan. Jika itu terjadi dan kubu STY tidak mampu mengatasinya, bukan tidak mungkin akan banjir kartu.
Witan dan Kambuaya misalnya. Di laga yang digelar di Stadion Utama, menurut penfamatan saya sering terlalu vulgar dalam mengambil bola dari lawan. Jika itu dilakukan Stadiun My Dinh malam nanti, bukan tidak mungkin jika keduanya bisa terkena kartu merah.
Vietnam, pasti dengan segala cara ingin meraih kemenangan. Segala cara harus jadi catatan tersendiri bagi para pemain. Sekali lagi, saya yakin Rizky Ridho dan kawan-kawan akan kembali menang.
Sebelum mengakhiri tulisan ini, saya sengaja tidak menyinggung tentang Thom Haye dan Ragnar Oratmangoen. Keduanya belum pernah sekalipun berlaga dalam pertandingan bersama yang lain.
Tapi, saya tetap yakin keduanya kelak akan punya waktu yang baik membela Merah-Putih. Bravo sepakbola nasional, Bravo tim nasional, Bravo PSSI.
(Penulis adalah Wartawan Sepakbola Senior)