21 January 2025
HomeBeritaNasib Ukraina, Setelah Militer Rusia Bebaskan Donbass

Nasib Ukraina, Setelah Militer Rusia Bebaskan Donbass

JAKARTA, SHNet – Pertempuran di Donbass, yaitu wilayah Donetsk People’s Republic (DPR) dan Luhansk People’s Republic (LPR), Ukraina timur, pasca operasi militer khusus sejak Kamis, 24 Februari 2022, sudah hampir selesai.

Wilayah LPR sudah 93% dibebaskan, dan untuk wilayah DPR menyisakan pertempuran  di Severodonets dan Lissychank, diperkirakan 8 ribu sampai 16 ribu tentara Ukraina sudah terperangkap di dalam kepungan.

Pasukan Rusia, LPR dan DPR perlu waktu 3 – 4 minggu untuk membersihkan seluruh unit militer Ukraina dari sana.

Lalu kepingan terakhir dari wilayah Donetsk yang harus direbut adalah Krammatorsk dan Slovvyank. Secara pasti keruntuhan pasukan Kiev di Donbass terjadi.

Total 100 ribuan pasukan Ukraina di Donbass segera runtuh total, pasukan yang merupakan unit-unit terbaik militer Ukraina lenyap.

Lalu berikutnya apa yang akan terjadi?

Doktrin Carl von Clausewitz

Rusia menerapkan doktrin Carl von Clausewitz, perang hanya merupakan kelanjutan politik dengan cara lain.

Jika penguasaan Donbass belum membuat rezim Kiev mengajukan penyelesaian politik terhadap tuntutan Rusia, tentu Rusia akan membangun ruang lingkup pertempuran yang baru, membentuk area pertempuran baru.

Tujuannya adalah untuk mengamankan area Donbass yang sudah dikuasai dari serangan pasukan Ukraina dari sisi barat dan selatan dan artinya demiliterisasi harus dilanjutkan ke wilayah barat dan selatan Ukraina.

Secara kebutuhan militer langkah itu yang akan dilakukan Rusia. Tampaknya situasi ke depan akan mengarah pada eskalasi yang semacam itu.

Perang Proksi AS – NATO: Mengorbankan Ukraina sebagai Domba

Sejauh ini  rezim Kiev memilih dan keras kepala untuk melanjutkan perang. Pilihan yang didorong oleh kemauan, tujuan dan imajinasi Amerika Serikat dan North Atlantic NATO untuk mendapat pijakan perang  proksi jangka panjang melawan Rusia dengan harapan akan melemahkan Rusia. Aliran bantuan senjata terus dituang ke Ukraina.

Bantuan senjata besar besaran  ini akan terus berlangsung sampai beberapa bulan ke depan.  Amerika Serikat menyiapkan paket bantuan baru $53 milyar dan komitmen melalu program Lend & Lease, Uni Eropa $9 milyar.

Perang total ekonomi yang dilancarkan Amerika Serikat – NATO terhadap Rusia bahkan berlangsung lebih brutal.

Dengan ribuan paket sanksi yang ditujukan ke Rusia sejauh ini juga gagal mencapai tujuan yang diharapkan malah semakin menguatkan perekonomian Rusia.

Bukannya runtuh. Rubel dan sistem finansial Rusia trend-nya justru semakin menguat.

Dan memberi pukulan balik yang merusak terhadap perekonomian (terutama) Eropa. Paket sanksi untuk gas dan minyak Rusia terbukti gagal.

Kegagalan lain akan segera menyusul yaitu paket sanksi untuk ekspor biji bijian dan fertilizer (pupuk) Rusia.

Bagaimana Rusia akan mengantispasinya?

Satu sentuhan reaksi balik Rusia terhadap sanksi Barat, yaitu skema pembayaran Rubel untuk gas sudah menciptakan krisis ekonomi di seluruh Eropa.

Nilai Euro dan dollar jatuh hampir 30% terhadap Rubel. Seluruh negeri barat semakin tenggelam dalam inflasi yang terancam terus meningkat.

Lalu bagaimana dampaknya buat barat jika skema pembayaran Rubel ini diperluas untuk ekspor Rusia ke barat: minyak, biji bijian, fertilizer, mineral dan logam penting…?

Kenapa Rusia tidak menghentikan semua ekspor ke Barat..?

Sederhana saja bagi Rusia. Dampak psikologis yang paling menghancurkan bagi lawan adalah ketika barat sendiri yang terus membiayai Rusia di dalam perang melawan dirinya sendiri. Ciamik bukan.

Secara ekonomi Rusia sangat percaya diri melawan perang ekonomi jangka panjang yang dilancarkan barat.

Hampir tidak ada ketergantungan strategis perekonomian Rusia terhadap barat, situasi sebaliknya lah yang terjadi.

Bahkan jika terpaksa menjadi Autarkhi (menutup total negara dari asing) pun Rusia akan bisa bertahan dan ekonominya terus berkembang.

Dengan kekuatan militernya, kebulatan tekad rakyatnya melawan invasi barat, sumber daya alam yang melimpah, kemampuan teknologi dan industrinya Rusia sanggup menghidupi sendiri seluruh kebutuhan modern rakyatnya.

Produksi surplus pangannya, surplus energi, listrik menjamin perkembangan ekonomi  Rusia untuk jangka panjang.

Situasi sebaliknya justru yang terjadi di negeri-negeri barat. Perekonomiannya terus memburuk, industri manufakturnya terus tergerus.

Lalu bagaimana barat akan membiayai imajinasi perang proxy jangka panjang dengan Rusia?

Memperpanjang perang berarti beban baru bagi barat barat harus membiayai 10 – 15 juta pengungsi Ukraina, tambahkan gelombang pengungsi dari Afrika akibat krisis pangan yang akan terjadi.

Memperpanjang perang berarti area pertempuran akan meluas ke daerah daerah pertanian di wilayah tengah Ukraina. Industri pertanian Ukraina akan mati, “Keranjang Roti Eropa” akan hilang. Dengan apa barat akan bertahan dan membiayai imajinasi perang proxy-nya..?

Di Donbass pasukan Rusia sudah mempunyai kekuatan tempur yang efektif. Dengan dominasi mutlak kombinasi udara-darat (pesawat tempur, drone serang pengintaian,

efektifitas artileri yang melimpah, pertahanan anti udara) ditunjang dengan ketrampilan prajurit dan unit-unit mekanis setiap hari tidak kurang dari 1 batalyon Ukraina dihancurkan.

Keruntuhan militer Ukraina di Donbass, walau berusaha ditutup-tutupi oleh media Barat secara psikologis sangat menghancurkan moral tempur sisa pasukan Ukraina dan unit cadangannya.

Besarnya korban, ribuan tentara yang menyerah jelas akan melemahkan semangat pasukan Ukraina yang tersisa.

Setelah Donbass secara militer ada kebutuhan Rusia  untuk mengamankan hasil yang dicapai.

Hancurkan konsentrasi pasukan Ukraina

Rusia yang telah mengisolasi Laut Hitam harus bergerak ke Mykolaev untuk  menghancurkan konsentrasi pasukan Ukraina di sana.

Sekaligus memerangkap pasukan Ukraina di Odessa dan menggelar sabuk pertahanan untuk memotong aliran senjata NATO dari arah perbatasan Rumania.

Di sisi Utara pasukan Ukraina di Kharkov juga harus dinetralisir untuk menghilangkan ancaman terhadap Donbass. Demikian juga di Ukraina tengah konsentrasi-konsentrasi militer Ukraina juga harus dihancurkan untuk melenyapkan ancaman terhadap Donbass.

Rudal-rudal jelajah akan semakin banyak diluncurkan ke Ukraina barat untuk menghancurkan aliran senjata NATO dari arah Polandia.

Dengan dukungan politik yang besar dari rakyat Rusia dan kemampuan industri militer nya bukan  hal yang terlalu sulit bagi Rusia untuk menambah jumlah pasukannya, untuk menyesuaikan dan menjadi tenaga  mengakselerasi ruang lingkup pertempuran baru, membentuk garis pertempuran baru.

Dengan skenario Perang Proxy-nya AS – NATO dan (Z)eilensky yang sangat loyal bahkan jika itu akan mengorbankan sia-sia pasukannya perang berkepanjangan di Ukraina akan merubah segala situasi politik yang berdampak semakin buruk buat Ukraina.

Krisis perang yang berkepanjangan akan menimbulkan gejolak politik rakyat Ukraina dan  di tubuh rezim Kiev sendiri.

Pasukan Ukraina dan sisa sisa Unit Nazi Ukraina yang akan di netralisir oleh pasukan Rusia di  Mykolaev, Zaphorizhia, Kharkov dan Odessa akan mendorong situasi politik baru.

Sangat besar kemungkinan rakyat di wilayah wilayah itu setelah daerah nya dibebaskan dari militer Ukraina akan memilih berpisah dari Kiev.

Jakarta, 21 Mei 2022

Joko Purwanto, Ketua Komite Persahabatan Masyarakat Federasi Rusia dan Republik Indonesia

 

ARTIKEL TERKAIT

TERBARU