13 May 2024
HomeBeritaPerlu Pilih Susu Yang Pas Untuk Gizi Anak Sebagai MPASI

Perlu Pilih Susu Yang Pas Untuk Gizi Anak Sebagai MPASI

SHNet, Jakarta-Saat anak sudah berusia di atas 6 bulan, para orangtua biasanya sudah mulai memperkenalkan berbagai tekstur makanan dan rasa yang berbeda-beda dengan kandungan protein dan gizi untuk tumbuh kembangnya. Pemberian susu pun sering diberikan untuk makanan pendamping air susu ibu (MPASI).

Presiden Indonesia Nutrition Association, Dr. Lucy Sutanto SpGK, mengatakan setelah anak di atas usia 6 bulan, para orangtuanya biasanya memperkenalkannya dengan makanan-makanan selain ASI. Umumnya, makanan tersebut berupa makanan-makanan yang dibuat di rumahan. Tapi, lanjutnya, makanan-makanan rumahan itu tentu saja harus baik dan bergizi. “Kalau makanan di rumahan itu gak baik ya berarti percuma saja. Pada kondisi tersebut, MPASI yang pabrikan bisa dipakai, termasuk pemberian susu,” ujarnya.

Namun, dokter Lucy, meminta para orangtua agar bijak dalam memberikan MPASI pabrikan itu kepada anak. Misalnya dalam pemberian susu sebagai MPASI bagi anak, para orangtua perlu memilih yang sesuai dengan kebutuhan gizi anak. Dia menyebutkan susu yang paling pas digunakan untuk MPASI anak usia di atas 6 bulan adalah susu pertumbuhan atau susu formula yang gizinya sudah lebih disesuaikan dibanding dengan susu-susu lainnya seperti susu UHT atau ultra-heat treatment.  “Susu pertumbuhan itu merupakan pilihan untuk mendapatkan bahan makanan sumber protein untuk anak karena lebih disesuaikan dengan kebutuhan anak. Kalau susu UHT mau diberikan ke anak juga tidak berbahaya, tetapi kelengkapan gizinya tidak dilakukan penyesuaian,” ungkapnya.
Dia menjelaskan susu UHT itu hanya susu yang dipanaskan pada lebih dari 135 derajat celcius selama beberapa detik untuk mematikan bakterinya. Susu UHT itu tidak mengubah komposisi susunya. “Biasanya, susu sapi yang dibuat itu nggak mengubah komposisinya,” tuturnya.

Tapi, lanjutnya, kalau susu formula atau susu pertumbuhan itu sudah dipertajam lagi dengan sumber-sumber gizi lainnya. “Jadi, untuk anak yang berusia di atas 6 bulan, susu pertumbuhan itu lebih baik karena komposisinya sudah lebih disesuaikan. Karena kalau susu UHT itu kan komposisinya nggak disesuaikan, cuma dimatikan kuman-kuman patogennya dari susu sapinya,” ucapnya.

Tapi, dia tetap menyarankan para orangtua kalau bisa tetap mengutamakan makanan-makanan yang alami sebagai MPASI anak. “Kalaupun harus memberikan susu sebagai MPASI anak, para ibu harus tetap memilih susu yang sesuai dengan pertumbuhan anak, yaitu susu lengkap gizi, tapi juga harus tetap memberikan makanan-makanan tambahan lainnya. Jadi, harus memenuhi bahan makanan sebagai sumber karbohidrat, lauk-pauk, sayur dan buah,” katanya.

Hal senada juga diutarakan Praktisi Gizi dari Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas FKUI dan Ketua Perhimpunan Dokter Gizi Medik Indonesia (PDGMI) Cabang Jakarta, DR. dr.  Dian Kusuma Dewi M. Gizi, Sp.KKLP. Menurutnya, makanan pendamping ASI itu biasanya terdiri karbohidrat, protein hewani, protein nabati, serta vitamin dan mineral. Dari karbohidrat misalnya tepung organik seperti tepung beras putih, beras merah, dan kacang hijau. Sedang dari hewani berupa susu. Cara pemberiannya kepada anak biasanya dengan mencampurkannya dengan ASI.

“Satu macam dicampur ASI, nanti dicoba apakah ada alergi atau tidak. Kemudian dicoba lagi dengan yang lain. Pemberian macam-macam makanan ini sekaligus edukasi keterampilan motorik dasar pada anak,” ujarnya.

Dia juga menekankan pentingnya para orangtua untuk memperhatikan gizi seimbang bagi anak yang sudah diberikan MPASI. Di mana, si anak  harus tercukupi kebutuhan karbohidratnya, protein hewani, nabati, lemak dan juga seratnya.

Bicara susu, kata dokter Dian, itu adalah bagian protein hewani. Selain juga ikan, telur, daging sapi, dan daging ayam. Menurutnya, jika anak tidak makan daging, telur atau ikan, itu boleh diganti susu. “Tapi, susu itu akan lebih baik sebagai pelengkap bila memang dibutuhkan. Nah, dalam proses belajar makan, kadangkala anak itu memang nggak sama satu dengan lainnya. Ada yang sudah mampu mencerna dengan baik, ada yang belum. Di situlah peran kita sebagai orangtua untuk bisa memilih kira-kira produk mana yang baik buat anak,” tukasnya.

Dia menjelaskan jika memang harus menambahkan susu sebagai MPASI anak, para orangtua perlu melihat kecukupan zat gizi makronya, yaitu karbohidrat, protein, lemak, serta gizi mikro seperti vitamin dan mineral. Selain itu, yang perlu diperhatikan lagi adalah fortifikasi atau mineral yang ditambahkan yang ada di dalam produk susu tersebut.

Menurutnya, masih tingginya jumlah anak yang menderita anemia di Indonesia itu salah satunya disebabkan kekurangan asupan vitamin dan mineral. Begitu juga  angka stunting, masih tinggi karena salah satu penyebabnya adalah karena anak itu kekurangan zat gizi mikro mineral salah satunya zat besi. “Untuk anak-anak seperti ini, susu pertumbuhan atau formula lebih pas digunakan,” ucapnya.

Sedang untuk susu UHT, dia menyarankan agar diberikan untuk anak yang tidak memiliki masalah makannya. Dia mengatakan nilai kalori yang terdapat di dalam susu UHT lebih rendah dari susu formula. “Bukan tidak ada zat gizinya, tapi zat gizi makro dan mikro nutrien yang ada di susu UHT itu biasanya tidak setinggi yang ada pada susu pertumbuhan atau formula,” tandasnya.

Dia juga menekankan bahwa pemberian susu itu sebaiknya hanya sebagai pelengkap saja. “Jadi, tetap kita fokusnya pada pola makan yang bergizi seimbang dulu. Kalaupun mau memberikan susu sebagai MPASI, para ibu harus tetap berhati-hati. Jangan main kasih saja, tapi harus memberikan susu yang terbaik buat anaknya,” katanya. (cls)

 

 

ARTIKEL TERKAIT

TERBARU