SHNet, JAKARTA – Masa kepemimpinan Ketua Pordasi (Persatuan Olahraga Berkuda) DKI Jakarta, Aryo Djojohadikusumo berakhir. Karena itu, akan segera diadakan pemilihan Ketua Pordasi DKI Jakarta yang baru. Terlebih jelang PON Aceh-Sumatera Utara pada September 2024 mendatang.
Apakah Aryo berpeluang kembali memegang kursi kepemimpinan Pordasi DKI periode 2024-2028 lagi? Kemungkinan itu terbuka lebar. Apalagi, sejumlah prestasi sudah dilakukan sejak putra politikus Hasjim Djojohadikusumo itu memegang tampuk kepemimpinan DKI Jakarta mulai 28 Juli 2021 lalu.
Aryo memang bukan satu-satunya calon yang akan maju. Ada dua calon ketua Pengurus Provinsi (Pengprov) Persatuan Olahraga Berkuda (Pordasi) DKI Jakarta periode 2024-2028, yaitu Aryo Djojohadikusumo sebagai incumbent dan Jonny Herjawan.
Baik Aryo maupun Jonny, keduanya sudah sama-sama mendaftar dan menyerahkan berkas pencalonan ke Tim Penjaringan dan Penyaringan (TPP) yang dilakukan di Gedung JIEPP, Pulomas Raya, Jakarta Timur, Rabu (27/12/2023) sore. Setelah mendaftar, kedua calon juga menyampaikan visi misi yang didengar langsung tim TPP dan juga disaksikan sejumlah media.
Aryo secara lugas memaparkan alasannya kembali mencalonkan diri sebagai ketua. Menurutnya, saat terpilih sebagai Ketua Pordasi DKI pada 28 Juli 2021, saat itu terdapat aspirasi utama untuk menghadirkan kembali lapangan pacuan kuda. “Setelah dua setengah tahun kemudian saya belum memenuhi komitmen saya itu,” ceritanya saat diwawancarai.
Hal itulah yang mendasari ia kembali maju untuk menuntaskan komitmen kepada masyarakat berkuda DKI. Lantas, disinggung soal tempat untuk lapangan pacu, Aryo menerangkan bahwa sebelumnya mau dibangun di kawasan Tegal Alur. Hanya saja, kawasan tersebut dianggap tak cocok karena berada di area lintasan Bandara Soekarno Hatta. “Tempatnya terlalu bising untuk kuda. Sehingga tidak cocok bagi kesejahteraan kuda. Jadi garapan untuk membangun di sana diubah,” katanya.
Namun, dalam waktu dekat dia menyebutkan bakal ada pengumuman baik. “Ada beberapa kandidat (tempat) di dalam dan luar DKI. Semoga hal yang mengganjal ini bisa dituntaskan. Untuk kapannya tergantung nanti hasil pembahasannya. Sudah ada tanda positif, tapi karena belum ada di atas kertas saya belum berani bicarakan,” sebutnya.
Selain lapangan kuda pacu, Aryo menegaskan komitmennya untuk membuat DKI menjadi juara umum di Pekan Olahraga Nasional XXI 2024 Aceh-Sumatera Utara. Saat ini, program kepelatihan terus berlangsung dan akan mengikuti kejuaraan sebanyak mungkin jelang PON. “Kami juga terus mencari kuda terbaik, joki terbaik, harapanya target juara umum mininal 7-8 medali emas bisa direbut,” ucapnya.
Karena komitmen untuk menjadi juara umum PON, Aryo menegaskan tak mau terlalu pusing terkait namanya yang juga dibicarakan untuk menjadi Ketum PP Pordasi menggantikan Triwatty Marciano. “Saat ini jujur saya lagi fokus di DKI Jakarta karena dari KONI DKI juga bertekad untuk menjadi juara umum,” paparnya.
Di tempat yang sama, Jonny Herjawan yang juga calon lawan Aryo menuturkan, alasannya untuk mencalonkan diri bukan berangkat dari ketidakpuasan atas kepemimpinan Aryo. Apalagi, Jonny mengakui anaknya sendiri, Natasha Herjawan, bisa mendapat manfaat dan fasilitas saat kepemimpinan Aryo, sehingga terus berkembang dan meraih prestasi.
Tapi, alasan utamanya maju karena menerima mandat dari klub. “Suatu hal yang tidak baik lah kalau kita menerima mandat tapi tidak ditindaklanjuti. Jadi atas dasar itu kemudian saya mengajukan diri. Jadi apa yang lebih baik dari kedua teman yang berkompetisi dan bisa berkolaborasi dan bersinergi,” sebutnya.
Jonny juga sudah mendengar visi misi dari Aryo. Menurutnya, visi yang ada tidak berbeda jauh dari apa yang juga dicanangkan untuk kemajuan berkuda DKI. Dirinya meyakini kalau visinya sama tidak penting siapa yang nantinya akan menduduki kursi ketua.
“Jadi buat saya yang penting berkuda di DKI dapat benefitnya. Andai saya tidak menang ya tidak masalah. At least saya bisa jadi besi yang menajamkan besi. Sehinga kepemimpinan pak Aryo ke depan lebih baik lagi. Kalau saya yang menang Alhamdulillah juga. Jadi gak ada yang jadi beban buat saya,” katanya.
Jonny sendiri mengklaim sudah mendapat dukungan dari 8 voters. Sedangkan Arjo merahasiakan dukungan yang sudah diapat. Pordasi DKI sendiri memiliki 25 voters. Artinya, minimal angka untuk bisa terpilih adalah 13 dukungan.
“Kami susah mendapatkan dukungan, namun bekum cukup untuk bisa terpilih. Harapannya di antara 25 anggota di Pordasi DKI Jakarta bisa cukup mendapat mandat. Sebanyak banyaknya lah,” sebut Arjo.
Di sisi lain, anggota TPP Widodo Edi Sektianto menuturkan, setelah ini pihaknya akan mempertimbangkan berkas yang sudah masuk dari kedua calon. “Nantinya berkas kami pertimbangkan dan akan kami bahas di rapat pleno tanggal 6 Januari dan umumkan tanggal 8 Januari dan Musorprov nanti 12 Januari di sini (Gedung JIEP),” ucapnya.
TPP (Tim Penjaringan dan Penyaringan) Calon Ketua Pordasi DKI Jakarta terdiri dari 7 orang yaitu: Achmad Huraera (Ketua), Ilham Rahmat Dinata (Sekretaris), Widodo Sektianto, Mery Yanto, Bagus Heryanto, Robby Asshiddiqie, dan Shalma Kurnia (Anggota). Ketujuh orang tim yang masuk TPP ini nantinya yang akan mengumumkan pertimbangan apakah kedua bakal calon ini akan lolos dan dipilih saat Musprov Pordasi pada 12 Januari nanti. (Non)