Jakarta-Masih ingat tudingan kepada Presiden Joko Widodo seolah berbohong pada awal Juli 2022, ketika mengatakan menyampaikan pesan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky kepada Presiden Rusia Vladimir Putin?
Bantahan tidak langsung disampaikan staf Kantor Kepresidenan Ukraina, Serhii Nikiforov, mengatakan jika Zelensky punya pesan untuk Putin, ia akan menyampaikannya sendiri secara publik, tidak melalui perantara. Namun, dia mengakui topik pembicaraan mengenai pangan.
Sedangkan dari pihak Rusia mengakui adanya pesan secara lisan yang disampaikan Presiden Jokowi.
Presiden Jokowi tidak menanggapi pro dan kontra itu meski dituduh berbohong. Namun, Presiden Joko Widodo ketika berbicara dalam Sarasehan 100 Ekonom Indonesia, di Jakarta Selatan, Selasa (7/9/2022), akhirnya mengungkapkan isi pesan Zelensky ke Putin.
Presiden mengatakan, dirinya bertemu di G7 dengan pemimpin-pemimpin yang hadir saat itu. Sebelumnya dengan G20. Setelah itu, ke China, ke Jepang, ke Korea Selatan. “Dan sebelumnya ketemu yang sumbernya sendiri, Presiden Zelenskyy dan Presiden Putin. Saya berbicara dengan Zelenskyy itu satu setengah jam, dengan Presiden Putin dua setengah jam. Tapi dengan kursi dekat, diterima tidak dengan jarak yang 5 meter. Kalau saya diterima, kalau saya diterima saat itu dengan jarak 5 meter, saya tinggal pulang. Diterima kayak gitu ada yang mau, kalau saya ndak, ndak mau,” jelas Presiden.
Dari pertemuan itu, dari diskusi-diskusi, bicara-bicara, yang terakhir ketemu dua presiden tadi, Presiden menyimpulkan, bahwa keadaan ini akan berjalan masih lama lagi. Jangan berharap perang itu besok atau bulan depan selesai. Sangat tidak mudah.
“Kita mendorong agar terjadi saja, dialog saja, menyiapkan ruang dialog saja sangat-sangat sulit sekali. Sehingga saya belokkan sudahlah saya ngomong ini enggak ketemu-ketemu, sudah saya ngomong masalah krisis pangan saja, akhirnya agak ketemu,” jelas Presiden.
Presiden Putin saat itu menyampaikan, karena Presiden Zelensky menyampaikan kebutuhan untuk ekspor kira-kira stok 22 juta ton gandum dan panen baru 55 juta ton gandum, totalnya 77 juta ton harus keluar dari Ukraina, tapi tidak bisa keluar karena masalah jaminan keamanan dari Rusia tidak ada.
“Itu yang saya sampaikan kepada Presiden Putin. Dan Presiden Putin waktu saya sampaikan, ‘Oh saya jamin, enggak ada masalah’. Saya sampaikan kepada Presiden Putin, ‘boleh ini saya sampaikan ke media, statement?‘ ‘Oh silakan.’ Saya sampaikan. Dan setelah itu mungkin dua atau tiga minggu sudah ada satu kapal yang mulai keluar dari Odessa menuju ke Istanbul,” jelas Presiden Jokowi mengenai pesan Zelensky.
Dalam kesempatan itu, Presiden Jokowi mengingatkan, perang Ukraina-Rusia ini masih lama dan dampaknya menghitungnya juga sangat sulit.
“Ini mau imbasnya ke mana, ke mana lagi gitu. Pangan ya, sudah terjadi kenaikan harga pangan di seluruh negara. Energi ya, naik sampai lima kali gas dan dua kali minyak harganya naik. Terus nanti akan berimbas ke mana lagi? Apakah ke keuangan, iya juga, akan lari ke sana juga. Tapi sejauh mana mempengaruhi growth, mempengaruhi inflasi. Negara mana yang kena? Nah, ini yang kita harus hati-hati betul, harus hati-hati betul,” jelas Presiden.
Menurutnya, tidak bisa lagi, kita hanya berbicara makronya saja, mikronya juga. Dan lebih penting lagi detail satu per satu harus dikupas.(sp)