SHNet, Jakarta- Tenaga Ahli Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Bidang Manajemen Landscape Fire , Raffles, B. Panjaitan dalam keterangan tertulis dari arena COP 26, Glasgow, Inggris, Minggu (7/11/2021) mengungkapkan peran dan jasa besar dari Prof Johann Goldammer, Direktur Global Fire Monitoring Center (GFMC) dalam ikut membantu Indonesia mengendalikan karhutla. Banyak hasil riset dan saran dari Goldammer yang menginspirasi Indonesia untuk menangani masalah karhutla lebih baik.
Goldammer mendapat Penghargaan Bintang Jasa Utama dari Presiden Joko Widodo yang diserahkan Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Alue Dohong dalam rangkaian acara di Paviliun Indonesia pada COP 26 Climate Change Conference tanggal 4 November 2021, dan dihadiri Dubes RI untuk Jerman, Arif Havas Oegroseno.
Menurut Raffles yang ikut hadir dalam acara penyerahan penghargaan pada Goldammer ini , peran dan jasa Goldammer sangat besar mengingat sejak tahun 1977, dia melakukan monitoring kebakaran hutan atau sekarang karhutla di Indonesia, khususnya di wilayah-wilayah potensial terjadi kebakaran hutan.
“Melalui Goldammer dan lembaga yang dipimpinnya, kita terus menjalin sinergi dan bekerjasama dengan PTN di Tanah Air/IPB University dengan pemerintah Jerman, dan piha lain yang satu visi dalam pengendalian karhutla. Kit amengadopsi sistem pencegahan yang disarankan Goldammer yakni fokus di tingkat tapak atau dasar. Ini yang membuat kita sekarang lebih maju dalam pengendalian karhutla,” papar Raffles.
Duta Besar Republik Indonesia untuk Republik Federal Jerman, Arif Havas Oegroseno dalam kesempatan ini juga menegaskan pentingnya menggarisbawahi keberhasilan Indonesia dalam isu lingkungan hidup, termasuk penurunan angka kebakaran hutan di Indonesia. “Indonesia perlu menyusun strategi untuk menciptakan branding internasional terkait keberhasilan Indonesia di bidang lingkungan hidup, diantaranya penurunan deforestasi, keberhasilan restorasi gambut, pengelolaan hutan mangrove, dan juga penurunan kasus kebakaran hutan,” kata Duta Besar Arif Havas Oegroseno.
Lebih lanjut, Dubes RI menyampaikan bahwa pemberian penghargaan Jasa Utama kepada Prof. Johann Goldammer merefleksikan kemitraan Indonesia – Jerman yang kuat di bidang lingkungan hidup. “Jerman merupakan partner penting Indonesia dalam pengelolaan hutan yang berkelanjutan”. KBRI Berlin juga siap untuk terus memperkuat kemitraan dengan Prof. Johann Goldammer di bidang lingkungan hidup.
Integrated Forest Fire Management-GIZ
Johann G. Goldammer, mulai bergabung dengan membantu pemerintah Indonesia melalui project kerja sama German Agency for Technical Cooperation (GIZ) dan melaunching satu project yang disebut Integrated Forest Fire Management-GIZ dimana beliau adalah inisiator projectnya. Menurut Goldammer, Project Kerja sama ini bernilai sekitar DM 20 Juta atau setara dengan € 20 Juta saat ini. IFFM Project dilaksanakan pada kurun waktu antara tahun 1994 sd 2003 berlokasi di Samarinda, Kalimantan Timur dan merupakan project nilai terbesar yang pernah dihibahkan oleh pemerintah Jerman hingga saat ini.
Implementasi Bandung strategy sedang dalam proses. Pada tahun 1994, Project IFFM yang merupakan project Kerjasama bilateral antara Indonesai dan Jerman mulai beroperasi. Projcet tersebut bertujuan untu meningkatkan kapasita manajemen kebakaran di Provinsi Kalimantan Timur. Project direncanakan dalam kurun waktu 1994-2000. Sistem IFFM memasukan pendekatan pengendalian kebakaran berbasis masyarakat. Project IFFM juga bertujuan untuk menghasilkan suatu model pengendalian kebakaran bagi provinsi lain di Indonesia.
Setelah tahun 1994, kemudian diikuti dengan beberapa project dari negara-negara lain seperti Project Manajemen kebakaran oleh JICA di Jambi dan Kalimantan Barat. Project “Forest Fire Prevention and Control” oleh The UK Overseas Development Administration (ODA) di Kalimantan Tengah. (sur)