25 January 2025
HomeBeritaSastrawan Remy Sylado Terbaring Sakit

Sastrawan Remy Sylado Terbaring Sakit

SHnet, Jakarta- Sastrawan Indonesia Yapi Panda Abdiel Tambayong yang biasa dipanggil Remy Sylado terbaring karena penyakit stroke melumpuhkan bagian tubuhnya sebelah kiri di kediamannya Jln Cipinang Muara 3 kavling PLN no 69. RT 12 RW 15, Jakarta, Jumat (14/01/2022).


Meskipun tubuhnya lemas tak berdaya namun memorinya terjaga kuat dan semangatnya untuk menulis masih membara.
“Minggu depan aku harus mulai menyelesaikan cerpenku karena aku sudah janji untuk mengirimkannya ke suara merdeka,” ujar Remy sambil mengusap kepalanya.


Remy sedang menyelesaikan sebuah cerita yang berjudul “Brour”. Kisah ini terinspirasi dari kisah nyata seorang laki-laki yang sangat mencintai istrinya dan tidak sanggup menerima penderitaan istrinya yang diperkosa oleh tentara Jepang di hadapannya. Sampai satu ketika suaminya gila. Ketika ditanya pesan moral yang ingin disampaikan dari kisah ini, Remy menjawab, “Pertanggungjawaban cinta”.


Stelan pakain putih merupakan warna khas dari Remy di atas panggung. Rambut gondrong dan ocehannya yang mengandung kritikan dan sarkas menjadi daya tarik penyair, penulis, musisi, dan pelukis serba bisa ini.


Ketika alunan lagu “Boulevard” Dan Byrd menjadi backsound pertemuan di ruang kecil dimana seorang petangguh yang tidak mau menyerah dengan penyakitnya, lagu-lagu favoritnya selain The Beattles dan klasik menjadi healing untuk Remy. “Merawat memory salah satunya dengan mendengarkan klasik,” ujar Remy.


Belasan bahasa dia kuasai, Arab, Ibrani, Yunani, Cina, Inggris, Belanda, ratusan karya buku telah dia hasilkan, ratusan lukisan sudah dia goreskan, dia bukan sekadar orang yang keras kepala namun dia juga orang yang tidak pernah puas mempelajari ilmu sehingga Gubernur Sulawesi Utara membuatkan museum untuk menampung ratusan karya dan buku-buku di Manado.


Ketika ditanya siapakah orang yang dia sukai karyanya hari ini, ” Seno Gumira, karyanya saya suka, hebat dia…”


Tujuh puluh sembilan tahun tidak membuat dia bosan mengeluarkan idenya dengan mesin ketik lawasnya. Menurut Remy penyair harus menguasai segala bidang. Ada pribahasa Belanda yang berarti “Master itu sebuah senjata”. pesan Remy.(Muni Moon)

 

ARTIKEL TERKAIT

TERBARU