SHnet, Jakarta – Masyarakat Pulau Sangihe, Sulawesi Utara siap mengusir PT Tambang Mas Sangihe yang dengan jelas telah merusak lingkungan di Pulau Sangihe. Sebab, keberadaan perusahaan tambang di Pulau Sangihe sangat mengancam kehidupan di Sangihe.
Demikian Inisiator Save Sangihe Island (SSI), Jull Takaliuang di Jakarta, Sabtu (16/10/2021). Menurut Jull, perusahaan tambang emas di Sangihe itu berpotensi merusak ruang hidup Sangihe. Apalagi, areal pertambangan yang sangat luas dan hampir mencapai separuh lebih dari luar Pulau Sangihe.
“Kami akan menempuh berbagai upaya untuk menghentikan pertambangan emas di Sangihe. Biarkan kami hidup dengan kesederhanaan kami seperti saat ini, tetapi kami tetap hidup tenang dan nyaman,” tegas Jull.
Dia menegaskan, pihaknya melakukan berbagai upaya hukum untuk menyetop pertambangan di Sangihe. Untuk itu, Jull berharap, agar pemerintahan Presiden Joko Widodo bisa mendengarkan jeritan dari rakyat Sangihe. “Yang jelas, kami akan menggalang kekuatan rakyat untuk menghentikan pertambangan kalau berbagai upaya hukum yang ada tidak memberikan rasa keadilan,” tegasnya.
Jull menjelaskan, sebenarnya sangat tidak layak ada pertambangan di Pulau Sangihe, karena Pulau Sangihe termasuk pulau kecil yang sebenarnya dilarang oleh aturan untuk melakukan kegiatan tambang. Apalagi, Sangihe memiliki gunung berapi dan juga gunung berapi bawah laut. “Hal-hal seperti ini seharusnya menjadi bahan pertimbangan,” tegasnya.
Menyinggung mengenai sikap pemerintah daerah, Jull mengatakan, semua hanya mengikuti keputusan pemerintah pusat, meskipun hal itu bertentangan dengan keinginan masyarakat. “Pemda itu itu harus dengar rakyatnya,” katanya.
Sikap Gubernur Sulawesi Utara, katanya, sangat mengherankan karena tidak memberikan jawaban yang jelas mengenai penghentian pertambangan itu. Bahkan, Gubernur menyarankan masyarakat bertanya ke pemerintah pusat. Hal ini sangat keliru, karena mereka digaji rakyat untuk memperjuangkan kepentingan rakyat di pusat, kalau mereka menyuruh rakyat berjuang sendiri, lantas mereka digaji untuk apa? “Kalau begitu sini duitnya, kami yang berjuang,” tegas Jull.
“Kami akan terus berjuang dan mengusir perusahaan tambang dari Pulau Sangihe,” tegas Jull Takaliuang.
Jull menjelaskan, IUP PT TMS yang luasnya mencalai 42 ribu hektar,mencakup 7 kecamatan dan 80 kampung dengan jumlah penduduk mencapai 58 ribu jiwa tidak akan rela kampungnya menjadi areal pertambangan.
Namun, Jull sangat yakin kalau Presiden Jokowi akan berpihak kepada kepentingan rakyat Sangihe. Presiden Jokowi sudah berkunjung ke Pulau Sangihe, sehingga bisa melihat dari udara betapa kecilnya Pulau Sangihe, sehingga tidak akan rela untuk dijadikan areal pertambangan.
Untuk itu, katanya, pihaknya akan menempuh semua upaya yang dimungkinkan, termasuk adanya pelanggaran terhadap peraturan, dimana pulau kecil tidak boleh ada aktivitas pertambangan. “Kami pasti berjuang untuk selamatkan Pulau Sangihe apapun konsekuensinya,” tegasnya. (maya han)