SHNet, Sulawesi— Dalam rangka program Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menyelenggarakan webinar mengenai penguatan keterampilan digital masyarakat Indonesia bernama #MakinCakapDigital 2024, Selasa, 26 Maret 2024, di Sulawesi Selatan.
Tema yang diangkat adalah “Strategi Sukses dalam Membangun Usaha di Era Digital”.
Sebagai narasumber dalam webinar ini adalah Dosen Universitas Islam Nusantara Galih; Founder Duaide.com Desty Dwiyanasari; dan Kepala Program Studi Bisnis Digital ITBA DCC Aliy Hafiz. Sebagai pembicara kunci kegiatan ini adalah Ketua KomIT UMMA Maros Muh Rifqi Isra. Adapun komunitas yang hadir dalam webinar ini adalah UMMA Maros.
Berdasarkan survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) Tahun 2023, pengguna internet di Indonesia mencapai 215,62 juta atau setara 78,19 persen dari total populasi Indonesia. Di saat yang bersamaan, pertumbuhan pengguna yang masif ini membuka ruang yang lebih luas terhadap potensi meningkatnya penyalahgunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK), maupun internet.
Pengukuran status literasi digital Indonesia 2023 terhadap 38 provinsi melaporkan bahwa kemampuan masyarakat Indonesia dalam memanfaatkan TIK semakin membaik dalam setahun terakhir. Indeks literasi digital Indonesia di awal 2023 ada di level 3,54 dari skala 1-5. Artinya, secara umum literasi digital masyarakat Indonesia ada di level “sedang”. Indeks tersebut sedikit meningkat dibanding 2020 lalu yang ada di level 3,46.
Dalam pidato kuncinya, Muh Rifqi Isra menyampaikan, peningkatan kemampuan penggunaan internet secara aman dan produktif telah membawa perubahan besar dalam cara berkomunikasi, belajar, dan bekerja. Namun, kemajuan tersebut juga memunculkan berbagai tantangan. Tanpa literasi digital yang memadai, kita berisiko terperangkap dalam arus informasi palsu, jebakan privasi, dan ancaman keamanan online.
“Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk meningkatkan aspek literasi digital. Kegiatan ini, kami berharap menjadi langkah awal yang menginspirasi untuk meningkatkan kesadaran dalam hal literasi digital. Dari Kabupaten Maros, mari jadikan Indonesia cakap digital untuk mewujudkan Indonesia yang terkoneksi,” ungkapnya.
Mengawali paparannya, Galih menguraikan bahwa berbelanja kebutuhan sehari-hari secara online sudah menjadi pilihan sebagian besar masyarakat Indonesia. Apalagi sejak pandemi Covid-19, tren berbelanja secara online meningkat. Pada semester II-2020, sebanyak 69,1% masyarakat Indonesia memilih berbelanja online.
“Tren tersebut bisa menjadi peluang usaha secara online lantaran tren konsumen sudah mengarah ke sana. Apalagi, sekarang berjualan online bisa dilakukan tanpa modal, misalnya menjadi reseller, dropshipper, atau affiliate,” katanya.
Agar sukses memulai bisnis secara digital, imbuhnya, menjaga dan memahami kebutuhan pelanggan menjadi kunci. Lalu, jangan lupa lampirkan deskripsi produk yang jelas kepada konsumen dan meminta umpan balik atas produk yang kita jual. Semua itu harus dibarengi dengan promosi yang masif di ragam media sosial yang ada.
Desty Dwiyanasari menambahkan, keberadaan teknologi digital harus dioptimalkan untuk branding dan pemasaran. Dengan branding pada medium digital, biaya yang dikeluarkan menjadi lebih hemat, jangkauan pelanggan yang lebih luas, terukur, dan lebih tepat sasaran.
“Untuk merancang branding yang tepat, gunakan metode story telling untuk membangun emosi dengan pelanggan. Itu dapat ditindaklanjuti dengan membangun komunitas bersama pelanggan, serta teruslah belajar dan beradaptasi terhadap perkembangan yang terjadi,” ungkapnya.
Sementara itu, Aliy Hafiz mengingatkan pentingnya menjaga etika digital di tengah upaya membangun bisnis secara digital. Ia mengatakan, etika adalah suatu perbuatan standar (standard of conduct) yang memimpin individu dalam membuat keputusan. Kepemimpinan adalah upaya penggunaan jenis pengaruh untuk memotivasi orang-orang dalam mencapai tujuan yang diinginkan.
“Keunggulan seorang wirausaha sukses dibandingkan dengan yang gagal atau bangkrut yaitu terletak pada dinamika dan efektivitas kepemimpinan,” ujarnya.
Workshop Literasi Digital ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam program Indonesia Makin Cakap Digital yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI. (Stevani Elisabeth)