SHNet, Temanggung– Masyarakat Desa Tlilir, Kecamatan Tlogomulyo,Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah untuk pertama kalinya menggelar atraksi budaya “Tlilir Art & Culture Festival” di kaki Gunung Sumbing.
Atraksi budaya yang mengusung tema “From Village to The World” ini berlangsung 1-3 September 2023.
Ada beberapa hal yang menarik dari Tlilir Art & Culture Festival. Pertama, Tliril Art & Culture Festival merupakan event budaya perdana yang diselenggarakan oleh masyarakat Desa Tlilir.
Masyarakat desa juga dilibatkan sebagai model dalam fashion show, pertunjukan seni dan UMKM.

Kedua, panggung yang digunakan untuk pertunjukan musik dan fashion show merupakan atap-atap rumah warga yang sehari-hari mereka gunakan untuk menjemur tembakau. Dekorasi panggung juga mengunakan anyaman bambu yang biasa digunakan untuk menjemur tembakau.
Ketiga, Tlilir Art & Culture ini diselenggarakan bertepatan dengan musim panen tembakau. Desa Tlilir merupakan penghasil srintil, salah satu tembakau yang terkenal di dunia.
Keempat, event budaya tersebut diselenggarakan diketinggian 1900 Dpl dan suhu 19 derajat Celcius. Para pengunjung bisa menyaksikan keindahan Gunung Sumbing di sore hari dan hamparan cahaya lampu Temanggung di malam hari.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Temanggung Hendra Sumaryana
mengatakan, Desa Tlilir merupakan kebanggaan Kabupaten Temanggung. “Desa ini punya potensi yang bisa dijual. Salah satunya tembakau srintil yang terkenal di dunia,” ujarnya, Sabtu (2/9/2023).
Berawal dari Walisongo yang mengutus pengikutnya untuk menanam biji tembakau di Desa Tlilir pada abad ke-14.
“Kita upayakan utk kegiatan ini berkelanjutan. Desa Tlilir sudah dikunjungi wisman utk mempelajari budaya dan ekonomi kreatifnya,” kata Hendra.
Sementara itu, Kepala Biro Komunikasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif I Gusti Ayu Dewi Hendriyani mengaku takjub dengan event Tlilir Art & Culture Festival.
“Keren banget, saya sangat takjub dengan event ini. Atraksi festival berbasis budaya pertama dilakukan oleh masyarakat. Festival ini digerakkan sendiri oleh masyarakat. Kami sangat dorong keberlanjutan event ini,” ujar Dewi.
Ia mengatakan, Desa Tliril bisa dikembangkan jadi destinasi wisata edukasi dan wisata alam. Cuaca di Tlilir bisa dikembangkan jadi Eco tourism.
Dewi berharap, Tlilir Art & Culture Festival dapat mendukung pemerintah untuk mencapai 1,2-1,4 milyar pergerakan wisnus pada tahun 2023.
Tlilir Art & Culture Festival menghadirkan konser musik etnik dengan line up Irene Ghea x Arlida Putri, Orkes Sinten Remen, dan Jogja Hip Hop Foundation. Selain itu, hadir juga outdoor fashion show dari fashion designer nasional dan lokal yang mengangkat tema ordinary traveling. (Stevani Elisabeth)