SHNet, Jakarta– Pandemi Covid-19 yang telah berlangsung setahun lebih telah membuat peta bisnis berubah, di mana kecakapan dalam pemanfaatan digital ternyata mampu untuk membuat peluang usaha. Salah satunya dengan penggunaan aplikasi daring untuk memesan produk atau jasa. Kalau dulu hanya lingkungan sekitar saja yang bisa membeli produk buatan kita, saat ini berkat internet market dan jangkauan menjadi lebih luas.
“Covid-19 mengubah cara kita bekerja belajar dan berinteraksi. Kalau kita mau beradaptasi kita bisa bertahan justru kita bisa berkembang, justru bisnis saat ini lagi direset.
Di setiap krisis selalu ada reset,” ujar Founder The Enterpreneurs Society, Klemes Rahardja saat webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Majalengka, Jawa Barat I, Kamis (1/7/2021).
Menurutnya, meskipun keadaan pandemi peluang tetap ada di mana-mana dan meskipun sedang krisis. Lebih jauh pria yang sempat merantau ke Australia ini membagikan tips bagaimana agar bisnis bisa berkembang dengan kemampuan digital skills. Menurutnya semua itu dimulai dengan sudut pandang dalam melihat peluang, di mana pada pandemi justru bisnis bisa mendapat pemesanan daring dan meraup jangkauan market yang lebih luas lewat layanan pesan antar.
Selain itu Klemes ikut memberikan pemahaman bahwa uang bukan satu-satunya modal yang utama untuk bisa mulai bisnis. Ada banyak cara untuk bisa mulai melakukan bisnis. “Tekniknya bisa jual produk orang dulu, jadi reseller, jual jasa. Kebanyakan orang usaha harus modal besar padahal modal itu bisa tenaga dan waktu, jadi mulai saja,” kata Klemes menyemangati.
Bukan terbatas menjual barang saja, Klemes juga membagikan beberapa hal mengenai tren orang menjadi content creator yang saat ini sudah dijadikan sebagai profesi. Klemes memberi tips untuk membuat konten yang membantu orang lain, apakah memberi ilmu gratis atau berbagi hal yang dibutuhkan oleh khalayak.
Webinar Literasi Digital di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat I, merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika. Hadir pula nara sumber seperti Ninik Rahayu Pimpinan Ombudsman RI 2016-2021, H Gatot Sulaeman Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Majalengka, serta Wanta Heryana Relawan TIK Majalengka.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya digital skills, digital ethics, digital safety dan digital culture untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital. (Stevani Elisabeth)