16 January 2025
HomeBeritaWawancara Connie Rahakundini Bakrie di Koran Berbahasa Rusia, Hadiah Pidato Bung Karno...

Wawancara Connie Rahakundini Bakrie di Koran Berbahasa Rusia, Hadiah Pidato Bung Karno untuk Putin

Wawancara Connie Rahakundini Bakrie di Koran Berbahasa Rusia.

Profesor Connie, di negara kami Anda dikenal dan diingat oleh jutaan pemirsa sebagai pembicara yang cerdas dan menarik bersamaPresiden Rusia, Vladimir Putin pada November 2022 pada pertemuan akademisi dunia yang tergabung dalam Valdai Club, think tank President Russia.. Bagaimana Anda melihat Vladimir Putin sebagai politisi dan sebagai seorang pria?

Pertama, yang pertama kali mengejutkan saya tentang Presiden Putin adalah keputusan dan pendiriannya yang teguh tentang pemekaran NATO, saya kira Presiden Putin adalah ‘edisi baru’ dari perwujudan figur kekuatan pikiran founding fathers kami Presiden Soekarno sebagai The Great Initiator perubahan Geopolitik Dunia dengan prinsip Gerakan Non Bloknya. Soekarno juga terkenal dengan pidatonya di PBB sekitar tahun 1960, ‘To Build the World A New’. Pidato itu sangat menggugah Majelis Umum PBB. Pidato tersebut dinobatkan sebagai salah satu pidato terbaik di dunia.

Saya pikir Presiden Putin melakukan hal yang sama ketika dia menganjurkan gagasan yang menjadi pusat pemikiran politiknya. Dari perspektif politik. Tentu saja Presiden Putin adalah tipe pemimpin yang biasa yang disebut ‘leader of the leaders’ atau negarawan. Karena, banyak orang bisa menjadi pemimpin tetapi hanya sedikit yang bisa menjadi negarawan.

Kita di Indonesia bisa melihat dengan jelas langkah politik dan karir Presiden Putin yang terbukti begitu baik sejak langkah pertamanya pada tahun 1991, ketika ia diangkat sebagai Ketua Komite Hubungan Eksternal Kantor Walikota Saint Petersburg. Kemudian dalam 9 tahun sesudahnya, voila… dia menjadi Presiden Rusia (2000–2008 dan 2012–sekarang) juga menjadi Perdana Menteri Rusia (1999–2000; 2008–2012).

Sebagai seorang pria, mungkin saya dan seluruh dunia menyadari betapa sehat gaya hidupnya dan itulah sebabnya kami di sisi dunia yang lain sangat menyukai gayanya ketika pakar foto mengubah citranya dari menunggang kuda hingga menunggang beruang Rusia, elang, dan ikan paus! Hahaha… Bahkan, saya melihat gaya bicaranya di event Valdai Club, dia jelas memiliki daya tahan yang luar biasa, memberikan pidato selama 3 jam tanpa henti, tanpa teks, menguasai semua masalah dengan semangat, dari masalah geopolitik dunia, energi & ketahanan pangan, ekonomi dan mata uang hingga masalah pertahanan negara dan industri pertahanan.

Melihat dia berbicara, saya yakin dia memiliki perspektif geostrategis yang tidak dimiliki oleh sebagian besar pemimpin dunia lainnya.

Anda menyatakan keinginan untuk berbicara secara pribadi dengan Vladimir Vladimirovich Putin. Apa sebenarnya yang ingin anda sampaikan padanya Pertanyaan apa yang hanya bisa diajukan pada Putin?

Sejak awal operasi militer di Ukraina, saya telah melihat keputusan Presiden Putin sebagai keputusan yang harus diambil demi keseimbangan dunia. Patut diingat, Presiden Pertama kami Soekarno sejak Konferensi Asia Afrika di Bandung tahun 1955 telah menyerukan agar semua aliansi pertahanan harus dibubarkan karena akan membawa kehancuran. Sejak ucapan pertama Soekarno, bagaimanapun, saya belum pernah melihat seorang pemimpin di mana pun di dunia yang berani mengatakan hal yang sama.

Hingga kemudian, Presiden Putin mempertanyakan mengapa NATO terus berkembang dan bergerak lebih dekat ke wilayah Rusia, itu tidak pernah terjawab. Hingga akhirnya menyentuh Ukraina (atas kehendak Zelensky) dan di situlah Presiden Putin menunjukkan posisinya yang jelas tentang pandangan dan sikap tegasnya.

Tapi media massa dunia mengumumkan seolah-olah Presiden Putin ingin merebut kembali Ukraina dan seluruh bekas wilayah Uni Soviet dan ini terus digaungkan sebagai propaganda yang harus dipercayai semua orang.

Tak hanya itu, Rusia pun terkena sanksi yang tak pernah ada dalam sejarah suatu negara, Rusia dikenakan berbagai sanksi hingga ribuan jenis. Amerika tidak pernah terkena sanksi apa pun dalam semua sejarah perangnya yang panjang. Mengapa Rusia diperlakukan berbeda? Untuk menambahkan lebih banyak, Diplomat Rusia dikucilkan jika tidak diusir. Semua ini membuat saya semakin yakin bahwa Pandangan Presiden Soekarno dan Putin bertemu pada satu titik: Dunia harus berubah, dan Presiden Putin saya pikir sedang mencoba melakukannya…

Yang ingin saya tanyakan kepadanya adalah, mengapa dia tidak menggunakan kekuasaan dan posisinya di Dewan Keamanan PBB bersama dengan China, agar semua anggota Dewan Keamanan PBB memahami bahwa ini adalah masalah serius dan semua organ PBB menyadari bahwa PBB dengan segala cara harus mampu bertindak adil dan seimbang bagi semua bangsa dan umat manusia.

Saya juga ingin bertanya mengapa dia tidak menggunakan kekuatan politik dari negara-negara anggota gerakan non-blok. Dimana Rusia bisa bergabung dengan melakukan pergerakan signifikan di masyarakat Asia Pasifik, Afrika, dan Amerika Latin, – mengingat posisi Rusia yang kuat secara ekonomi di BRIC. Terlebih lagi, dari pidatonya di Valdai Club saya dengar dan merasakan,– Rusia sekarang menjadi bagian dari negara timur, bukan barat.

Pertanyaan itu hanya bisa dijawab oleh Presiden Putin. Satu hal pasti, Presiden Putin adalah tipe pemimpin yang berpengetahuan luas. Dia bisa menjawab hampir semua hal. Saya yakin tentang itu.

Sebagai pakar politik, Anda telah mempelajari Vladimir Putin sebagai pemimpin bangsa, apa manifestasi dari “gaya Putin”? Apa yang menurut Anda paling penting?

Apapun gaya yang dimiliki Presiden Putin, pada tahun 2007, dia adalah Person of the Year versi majalah Time. Di 2015, ia ditunjuk sebagai No. 1 di Time 100, daftar majalah Time sebagai 100 orang paling berpengaruh di dunia. Dari 2013 hingga 2016, ia ditunjuk sebagai No. 1 dalam daftar The World’s Forbes sebaga pemimpin Paling Powerful.

Ekonomi dan standar hidup Rusia tumbuh pesat pada masa awal periode kepemimpinan Putin, yang sebagian besar dipicu oleh ledakan di industri minyak. Namun, harga minyak yang lebih rendah dan sanksi bagi Rusia menyebabkan resesi dan stagnasi pada tahun 2015, hingga hari ini karena perang Ukraina dan sanksi tambahan yang diberikan oleh Barat.

Tentang kebebasan politik Saya tidak tahu betul karena saya belum pernah lama tinggal di Rusia. Namun oleh media Barat, Presiden Putin digambarkan sebagai seorang diktator. Bagi saya, apakah dia memilih untuk memimpin secara diktator atau tidak, saya yakin dengan karir politiknya yang panjang dan pengalamannya, jikapun kediktatoran harus dilakukan demi kebaikan dan kejayaan Rusia, kenapa tidak.

Tidak semua negara bisa bertahan seperti Rusia dengan apa pun yang dilakukan Barat secara bersamaan. Dalam 9 bulan ini Rusia tetap baik-baik saja, hangat dan cerah, sementara negara dan kota Eropa lainnya suram dan dingin, itu adalah bukti kepemimpinan Presiden Putin yang tidak perlu dipertanyakan lagi.

Apa yang anda lihat secara khusus tentang “kepemimpinan Rusia”?

Mari saya mulai dengan kata-kata Churchill tentang Rusia: Saya tidak dapat meramalkan tindakan Rusia kepada Anda. Rusia adalah sebuah tanda tanya terbungkus misteri di dalam teka-teki. Presiden Putin mengatakan: “Uni Soviet adalah lembaran yang sangat rumit dalam sejarah bangsa yang heroic, konstruktif, dan juga tragis. Tapi itu adalah lembaran yang telah dibalik. Selesai, kapal sudah berlayar. Sekarang kita perlu memikirkan masa kini dan masa depan bangsa kita”.

Oleh karena itu, kita tidak harus terkejut pada tahun 2008 The Economist mengklaim; meskipun bukan negara demokrasi, Rusia adalah ‘contoh untuk jutaan orang di seluruh dunia sebagai negara dengan masyarakat terbaik dan teradil…’

Hari ini, secara umum saya dapat mengatakan bahwa apapun misteri teka-teki yang dibicarakan Churchill, dalam banyak urusan, Rusia mempertahankan struktur hierarkis yang kuat. Saya rasa orang Rusia pada umumnya menghargai usia, pangkat, protokoler dan cenderung otokratis. Bawahan mengikuti prosedur yang telah ditetapkan tanpa pertanyaan.

Menurut pendapat saya, dengan situasi negara yang diserang oleh berbagai perang hibrida, berikut hoaks media sosial berkembang pesat dan pada saat yang sama diisolasi dari dunia luar, sementara dai sisi dari hubungan internasional Barat memotong semua jalur diplomasi… Maka, apapun metode dan model kepemimpinan yang dianggap terbaik oleh para pemimpin negara ini, harus mengikuti Presiden Putin. Sesimpel itu. Karena menurut saya, Putin adalah tipe pemimpin yang ‘selesai’ dengan dirinya sendiri, jadi seumur hidup dan kematiannya, akan dia berikan 100 persen untuk kemuliaan dan integritas Rusia.

Model kepemimpinan klasik ada di ketentaraan, di mana terdapat subordinasi vertikal yang ketat. Anda- sebagai analis di bidang pertahanan dan intelijen-mengetahui ini. Dan itu juga membutuhkan kemampuan untuk memotivasi orang untuk memberikan hidup mereka untuk tanah air mereka. Apakah menurut hasil penelitian anda bertahun-tahun di berbagai negara, tampaknya ini menjadi kunci bagi seorang pemimpin politik ditengah konflik militer? Sampai sejauh mana kepemimpinan saat ini diperankan oleh strategi militer?

Di akhir masa kepresidenannya, Dwight D. Eisenhower menasihati tentang hal hal tersembunyi dari kompleks industri militer yang membiayai negara yang sedang berperang. Di Ukraina pun ini terjadi, maka sebagai pemimpin politik tertinggi, saya berharap Presiden Putin bersama Menteri Pertahanan Bersama semua Jenderal itu, Laksamana dan Marsekal Angkatan Udara Russia sudah mengukur setiap kemungkinan termasuk kemungkinan salah perhitungan mengenai manfaat dari perang ini. Juga sejauh mana, berapa lama dan seberapa kuat NATO dan Amerika Serikat akan terus berlanjut mendukung Ukraina.

Perang ini akan melelahkan jika Rusia tidak bisa segera menghentikan keinginan bunuh diri negara-negara NATO, untuk mempertahankan Ukraina. Sebaliknya, akan ada kehebatan kemegahan kejayaan Rusia berlipat ganda ketika membuktikan bahwa perang ini dapat dimenangkan dan terlebih lagi NATO akhirnya dibubarkan.

Kekhawatiran Barat tampaknya telah terjadi. Biaya proyek Perang yang dihitung oleh Universitas Brown menyatakan bahwa Pentagon telah menghabiskan lebih dari $14 triliun sejak dimulainya perang di Afghanistan, dengan sepertiga hingga setengah dari total masuk ke kontraktor-kontraktor militer. Perang itu menewaskan sedikitnya 47.000 warga sipil Afghanistan dan lebih dari 6.000 anggota layanan dan kontraktor Amerika. Kesemua ini menimbulkan pertanyaan tentang apakah manfaat dari perang sebanding dengan biaya finansial dan jumlah manusia yang luar biasa besar.

Asumsi bahwa perang adalah kekuatan transformatif yang juga melahirkan perubahan politik dan sosial tidak selalu terbukti benar. Ketika pemerintahan George W. Bush memutuskan untuk menginvasi Irak pada tahun 2003, penasihat kunci kepresidenan melihat kesempatan untuk mengubah model pemerintahan Irak dan masyarakatnya. Namun pemimpin lokal terbukti jauh lebih tahan terhadap perubahan eksternal daripada yang diramalkan para pembuat kebijakan ini, yang juga terlibat dalam perang Afghanistan dan Vietnam.

Jadi, ini bukan tentang mana atau apa yang menjadi kuncinya, bukan tentang pemimpin politik versus kepemimpinan militer, tetapi bagaimana keduanya berkolaborasi dan bekerja sama merancang strategi dan operasi untuk meraih kemenangan.

Di Indonesia seluruh masyarakat memberikan penghormatan untuk presiden pertama, Sukarno, yang meletakkan dasar modern bernegara dengan prinsip Pancasila dan mendirikan partai tepat 95 tahun yang lalu. Hampir 55 tahun lalu ia menjadi salah satu pemimpin Gerakan Non Blok. Apakah pemimpin hari ini harus melawan hegemoni Barat?

Saya pikir Presiden Xi dari China dan Presiden Putin dapat membuat perubahan besar ini bersama-sama. Hal ini harus didukung oleh semua negara anggota gerakan non-blok, terutama dengan Indonesia dan India di bawah kepemimpinan Modi yang menurut saya mampu bermain sangat indah dalam memposisikan diri terhadap Amerika, serta terhadap Rusia.

Presiden Joko Widodo sebenarnya memiliki keinginan untuk bergerak lebih tegas, tapi menurut saya ketergantungan Indonesia terhadap devisa negara cukup besar dengan cadangan devisa yang masih tertahan di AS, entah bagaimana membuat Presiden Jokowi memilih untuk tidak terlalu tegas bertindak sebagaimana negara NAM semestinya, dan itu terlihat dalam komunike G20 Bali.

Apa yang dapat diperankan Rusia dan para pemimpin Gerakan Non Blok?

Istilah Gerakan Non Blok (GNB) pertama kali muncul pada konferensi kelima tahun 1976. Tujuan dari organisasi diringkas oleh Fidel Castro dalam Deklarasi Havana tahun 1979 untuk memastikan kemerdekaan nasional, kedaulatan, keutuhan wilayah dan keamanan negara-negara nonblok dalam perjuangan mereka melawan imperialisme, kolonialisme, neo-kolonialisme, rasisme, dan segala bentuk agresi asing, pendudukan, dominasi, campur tangan atau hegemoni serta melawan kekuatan besar dan blok politik.

Persoalan ini masih ada hingga saat ini, entah bagaimana bahkan lebih buruk karena dominasi yang melibatkan teknologi terbaru dan canggih. Hampir semua anggota Gerakan Non Blok adalah juga anggota PBB. Kedua organisasi tersebut memiliki kebijakan damai dan menyatakan kerjasama, namun keberhasilan GNB dengan perjanjian multilateral cenderung diabaikan oleh negara barat yang lebih besar yang mendominasi PBB.

Gerakan tersebut secara blak-blakan mengkritik struktur PBB saat ini dan dinamika kekuasaan. Reformasi PBB diusulkan juga ditujukan untuk meningkatkan transparansi dan demokrasi dalam pengambilan keputusan PBB. Dewan Keamanan PBB adalah elemen yang dianggap paling menyimpang, tidak demokratis, dan perlu dibentuk ulang. Karena itu, bisa jadi peran Rusia bisa lebih dalam gerakan GNB. GNB bisa menjadi alternatif serius bagi G20 karena negara-negara GNB ini mewakili hampir dua pertiga anggota PBB dan mencakup 55% dari total populasi dunia.

Selama KTT G20 November ini, Anda berada di Bali. Pemimpin mana selama KTT akan Anda sebut yang paling produktif? Apa yang mengejutkan Anda tentang perilaku para pemimpin? Maukah Anda mendefinisikan kualitas seorang pemimpin modern – dalam tatanam dunia baru ketika semuanya bola sedang dikonfigurasi ulang, diperlukan kualitas kepemimpinan baru memiliki pandangan dunia?

Misi G20 yang mencakup 63 persen populasi dunia dengan output mencakup n87 persen sehingga dianggap sebagai negara yang paling kuat di dunia dari setiap benua. Ini adalah yang kesempatan yang terbaik bagi presidency untuk serius pada tata kelola ekonomi global. Tujuan utamanya seharusnya tentang: koordinasi kebijakan antar anggota dalam rangka mencapai stabilitas ekonomi global dan pertumbuhan berkelanjutan; membuat peraturan keuangan dan mencegah krisis ekonomi lebih lanjut karena efek domino sanksi ekonomi terhadap Rusia; juga, untuk menciptakan keseimbangan dan keuangan yang adil berikut arsitektur ekonomi yang sehat

Di Valdai Club kami membahas bagaimana dunia unipolar ini membawa dunia ke sisi ketidaksetaraan. Tetapi ternyata ada keterbatasan semisal di G20 terjadi ketidakmampuan untuk menahan arus merkantilisme negara perdagangan terbesar: AS dan Cina. Dan kehilangan fokus pada masalah keuangan global.

Bali G20 membahas perubahan iklim menuju pemberdayaan perempuan dan penyelesaian damai Perang Ukraina dan Rusia? Sementara kita semua tahu, G20 bukanlah Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan bukan harus ditugaskan untuk melaksanakan tanggung jawab PBB.

Dalam tatanan dunia baru, ketika semua bidang dikonfigurasi ulang, kualitas kepemimpinan baru memang diperlukan. Ada banyak negara dan banyak pemimpin. Tapi tidak semua pemimpin politik mampu menjadi pemimpin geopolitik. Seorang pemimpin politik didefinisikan sebagai orang yang mampu untuk mempengaruhi perilaku politik dan aktivitas politik karena kualitas pribadi tertentu dan mereka mampu melakukannya

Tipe pemimpin ini biasanya luar biasa, berkepribadian optimis, dan mampu mempengaruhi sekelilingnya. Jenis kepemimpinannya dapat dibedakan berdasarkan kualitas pribadi: kemauan yang kuat, kemampuan untuk menguasai dan mengarahkan situasi sosial yang kompleks, keyakinan pada sistem nilai dan kemauan untuk berjuang. Para pemimpin geopolitik berdasarkan kekuatannya dapat memutuskan isu-isu utama regional atau pembagian teritorial dan redistribusi dunia, bersedia membangun tatanan dan keinginan dunia baru untuk mengubah apa yang sudah dianggap mapan dalam rezim hubungan internasional.

Karenanya, Rusia harus sangat bangga memiliki Presiden dengan nilai-nilai yang saya sebutkan di atas.

Apa nilai-nilai pemimpin modern?

Pemimpin modern setidaknya harus memiliki beberapa nilai khusus yang dimiliki oleh pemimpin yang efektif. Seperti pengaruh, visi, semangat, integritas, dedikasi dan saya kira empati.

Tapi penanda kepemimpinan yang efektif menurut saya: 1. komunikasi yang jelas. Untuk mempersiapkan seluruh administrasinya menuju tujuan yang sama, sehingga ia harus mampu menjelaskan visinya. 2. Benar-benar menjadi pemimpin yang memiliki tingkat kesadaran diri, integritas dan empati yang tinggi terhadap orang yang dipimpinnya. 3. Kemampuan untuk memberdayakan. Pemimpin hebat tahu bagaimana mempromosikan kekuatan timnya. 4. Jujur..Karena ketika pemimpin menetapkan standar etika, dia harus mampu untuk melakukannya. Ingat bahwa kepemimpinannya akan jadi contoh. Kepresidenannya dan bangsanya adalah cerminan dari dirinya sendiri. Maka ketika pemimpin mempraktikkan apa yang mereka khotbahkan, orang-orang akan menerapkan perilaku etis dan jujur diri. Last but not least adalah tentang Percaya Diri. Pemimpin modern yang efektif tidak takut menentukan dan membuat keputusan yang sulit. Persis seperti Presiden Putin.

Sebagian besar pekerjaannya sebagai pemimpin adalah untuk meredakan ketegangan dan menjaga moral tetap tinggi. Para pemimpin dunia modern dihadapkan pada tantangan yang berbeda, itu juga melahirkan apa yang disebut kepemimpinan geo- virtual.

Kepemimpinan geo- virtual dipertunjukan oleh aktivitas AS. Presiden Donald Trump (misalnya), yang menggunakan Twitter untuk mempromosikan ide-ide politik dan tujuan geopolitiknya. Di Twitter, dia mengumumkan pandangan dan tujuannya sehubungan dengan Eropa, Rusia, Cina, Iran, Suriah, Korea Utara, restrukturisasi hubungan perdagangan, keputusan tentang konflik bersenjata, perubahan tatanan dunia, semuanya bmelalui twitter. Pernyataan yang terdengar ‘sepele’ (“tweet”) bisa menyebabkan perubahan besar dalam nilai tukar, harga minyak, harga gas, atau bahkan menyebabkan politik dan perubahan geopolitik.

Setahu saya, di sela-sela KTT G20 baru-baru ini, misalnya, Anda tidak mau bertemu dengan Elon Musk karena posisinya di Ukraina. Bagaimana menurut anda tentang dia? Apakah anda menganggap nilai-nilai pribadi anda lebih ampuh dalam mecahkan masalah?

Elon Musk telah membantu memberi Ukraina akses ke setelah operasi militer khusus Rusia pada bulan Februari. Sekitar 20.000 terminal Starlink, yang dirancang untuk digunakan satelit yang mengorbit untuk menyediakan akses online, telah dikirim ke Ukraina.

Menurut The New York Times sejak bulan September 2021, terminal Starlink didanai oleh Amerika Serikat, Inggris dan Polandia.

Di sinilah saya tidak menghormati keputusan Elon Musk. Namun saya pikir, siapa pun yang berada di belakang Ukraina– sebenarnya ingin melawan Rusia. Tapi mereka tidak ingin perang terjadi langsung di wilayah mereka sendiri, maka yang mereka manfaatkan adalah ‘kepemimpinan bodoh” di Ukraina. Bukankah itu tindakan pemimpin pengecut yang mengorbankan negara orang lain untuk berdarah-darah melawan Rusia) sementara tanah air, rakyat dan aset mereka aman selamanya?

Apakah nilai-nilai pribadi saya lebih ampuh secara profesional memecahkan masalah? Tergantung situasi dan kondisi masalah yang saya hadapi. Karena kita bisa belajar dari semua buku dan tokoh terkemuka dari seluruh dunia, tapi yang paling tahu masalah yang kita hadapi, adalah diri kita sendiri. Sebagai referensi boleh mengutip atau menjiplak metode orang lain, namun keputusan tetap ada di tangan kita, jikakeputusan itu untuk kebaikan kita sendiri.

Apakah ada kekhususan gender dalam kepemimpinan di abad ke-21? Misalnya, putri Presiden Sukarno adalah Presiden kelima Indonesia.

Pencarian Google untuk “kepemimpinan perempuan” menghasilkan sekitar 19.800.000 hasil. “Masa depan adalah milik Perempuan”, slogan ini muncul di New Yorl era 1970-an dan diambil oleh para aktivis, influencer, dan beberapa pemimpin politik. Hillary Clinton menyatakannya dalam Makers Conference 2017. 1 dari 4 orang Amerika berpikir lebih mungkin manusia akan menjajah Mars daripada setengah dari CEO Fortune 500 itu adalah perempuan.

Di Indonesia, Presiden Megawati pernah ditantang oleh kelompok muslim puritan bahwa negara tidak bisa dipimpin oleh seorang pemimpin perempuan. Tapi dia bisa membuktikan kemampuannya dan dilantik sebagai Presiden pada 23 Juli 2001. Sebelumnya, ia menjabat sebagai Wakil Presiden dalam pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Megawati juga Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) sejak tahun 1999 hingga saat ini. Perempuan yang mampu memimpin seperti Megawati mungkin lahir karena Indonesia punya banyak sejarah pemimpin wanita hebat, seperti Catherine The Great dari Rusia. Misalnya Ratu Kalinyamat

Karenanya, saya berpendapat bahwa kepemimpinan perempuan tidak perlu diperdebatkan, karena pada akhirnya jika wanita itu mampu membuktikan kepemimpinannya, dia pasti akan muncul secara otomatis.

Setelah Anda bertemu di Forum Valdai, Vladimir Vladimirovich Putin memberi anda hadiah ulang tahun. Menurut Anda apa yang bisa menjadi hadiah terbaik dari Indonesia untuk Presiden Rusia pada hari ulang tahunnya?

Tanggal 7 Oktober mendatang, Presiden Putin akan berulang tahun. Salah satu hadiah ulang tahun yang paling tradisional adalah potret berbingkai seluruh keluarga.

Nah, Presiden Putin menganggap Presiden Joko Widodo sebagai saudaranya. Mereka memanggil ‘brother” terhadap satu sama lain. Maka, sangat tepat jika Presiden Indonesia memberikan hadiah tradisional seperti itu.

Namun, Saya pribadi akan mengirimkan foto Presiden Putin beserta salinan asli pidato Presiden Soekarno: ”To Build the World a New ‘. Mengapa? Karena semangat Presiden Putin untuk menghadapi perang dengan tantangan sebesar ini. Saya percaya sangat penting untuk menunjukkan kepada dunia, dengan caranya sendiri, bahwa dunia dengan model hegemonik saat ini harus segera ditinggalkan. Sehingga manusia dapat hidup makmur, maju, kuat dan sejahtera pada tingkat yang sama, bahwa semua bangsa dan rakyatnya akan hidup damai tanpa niat si kuat untuk memakan yang lemah, atau mereka yang berkelompok (NATO) menekan mereka yang tidak berkelompok

Ketika saya bertemu Madeline Albright di Bratislava beberapa tahun yang lalu, dia berkata bahwa dunia hanya terbagi dalam dua kelompok, antara Coalition of the Willing (AS dan sekutunya) dan Coalition of Non Willing (seluruh dunia), itu sangat tidak adil.

Prof. Connie Rahakundini Bakri adalah seorang ilmuwan, penulis, dan politisi Indonesia yang terkenal analisis militernya. Dia dibesarkan dalam keluarga seorang ilmuwan nuklir dan seorang penulis fotografer terkenal. Connie menerima gelar Ph.D. dari Universitas Indonesia, belajar di Asia Pacific Center for Security Studies APCSS, Hawaii, Fu Xi Kang War Academy ROC serta Program Eksekutif Chevening untuk Demokrasi dan Keamanan di Universitas Birmingham, Inggris, selain sempat menjadi Senior Fellow di INSS Institute for National Security Studies di Tel Aviv, Israel.

Prof. Bakri bekerja sebagai dosen tamu di Sekolah Komando Angkatan Udara, Angkatan Laut dan Angkatan Darat, serta Sekolah Tinggi Militer/ Sesko TNI dan mengajar di Sekolah Diplomatik Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Sesparlu dan Disparlu), juga beberapa universitas lain di tanah air dan di luar negeri.Sseorang penulis buku-buku terkenal tentang tentara dan pertahanan negara Indonesia seperti Bela Indonesia (2009), Pembinaan Postur Ideal Tentara Nasional Indonesia (TNI).(2007).

Otobiografinya adalah ‘I Am a Bullet’ (2019) dan buku gaya literatur pertahanannya ‘Love Flaps of The Sky Guardian’ (2021) ditulis ulang oleh penyair Bara Pattyradja. Prof. Bakri adalah dewan pengawas dan Presiden Indonesia Institute for Maritime Studies (IIMS), dan juga anggota Dewan Penasehat National Airspace Center of Indonesia (NAPSCI), sempat duduk sebaga Dewan Pengawas Industri Pertahanna Nasional Swasta Indonesia

Namanya juga disebut oleh Massachusetts Institute of Technology (MIT) Boston, USA sebagai salah satu dari 22 Future Leaders of Ideas Batch III, bersama beberapa tokoh-tokoh terkemuka lain dari Indonesia.

ARTIKEL TERKAIT

TERBARU