26 September 2025
HomeBeritaPariwisataCBC 2025: 600 Talenta Muda Bersaing Jaga Ruang Digital Indonesia

CBC 2025: 600 Talenta Muda Bersaing Jaga Ruang Digital Indonesia

SHNet, Jakarta – Menteri Ekonomi Kreatif (Ekraf), Teuku Riefky Harsya, menantikan lahirnya generasi pencipta solusi digital, bukan sekadar pengguna teknologi. Hal itu disampaikan Menteri Ekraf dalam puncak kompetisi keamanan siber Cyber Breaker Competition (CBC) Season 2 yang diikuti ratusan peserta muda.

“Kita ingin memastikan talenta muda Indonesia mampu menghadirkan layanan keamanan siber bernilai ekonomi tinggi sekaligus memperkuat ekosistem ekonomi kreatif nasional,” ujar Menteri Ekraf.

Ajang Cyber Breaker Competition (CBC) Season 2 menjadi sarana melahirkan generasi baru siber yang tidak hanya berdaya saing, tetapi juga berkontribusi menjaga ruang digital Indonesia.

Deputi Bidang Kreativitas Teknologi Digital Kemenekraf, Neil El Himam, menilai keamanan siber kini menjadi fondasi utama ekosistem digital. Ia menyoroti kekurangan tenaga ahli cybersecurity secara global, sekaligus menekankan pentingnya percepatan penumbuhan talenta nasional.

“Jika kita mampu menumbuhkan 35 ribu talenta muda di bidang ini, itu sudah cukup menjaga ruang digital Indonesia,” jelas Neil.

Dukungan juga datang dari Deputi Keamanan Siber dan Sandi Keamanan Nasional BSSN, Slamet Aji Pamungkas, yang menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor. “Strategi keamanan nasional akan berjalan efektif apabila pemerintah, industri, akademisi, dan komunitas berjalan bersama,” ujarnya.

Kompetisi yang digelar Peris.ai bersama RRQ pada 14 September 2025 menghadirkan format e-sports Capture the Flag (CTF) 2 vs 2 live hacking, diikuti lebih dari 600 peserta dari berbagai daerah. Selain lomba, kegiatan juga diisi diskusi panel bertema “Penguatan Ekosistem Keamanan Siber dan Industri Kreatif Digital Indonesia” yang menghadirkan perwakilan pemerintah, akademisi, dan pelaku industri. Direktur Teknologi Digital Baru, Dandy Yudha Feryawan, menekankan pentingnya pipeline agar talenta muda tidak berhenti di lomba, tetapi terserap di industri maupun pemerintahan.

Menutup kegiatan, Neil menegaskan bahwa keamanan digital harus dipandang sebagai investasi, bukan biaya.

“Kami mendorong pegiat siber Indonesia agar tumbuh dari individu, menjadi perusahaan, hingga industri yang kuat,” tegasnya.

Pandangan ini sejalan dengan harapan Menteri Ekraf Teuku Riefky agar CBC menjadi ajang berkelanjutan yang melahirkan generasi baru penjaga ruang digital sekaligus penggerak ekonomi kreatif nasional, sejalan dengan program prioritas Asta Ekraf menuju Indonesia Emas 2045. Dengan demikian, subsektor digital dapat menjadi the new engine of growth bagi perekonomian Indonesia. (Stevani Elisabeth)

ARTIKEL TERKAIT

TERBARU