SHNet, SURABAYA – PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) sebagai Subholding Gas Pertamina terus menunjukkan komitmennya dalam pengembangan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dengan menghadirkan sembilan pelaku usaha binaan pada ajang Surabaya Fashion Parade (SFP) 2025 bertajuk ‘Rebellion’, yang digelar di Convention Hall Tunjungan Plaza, Surabaya, Jawa Timur, 14–16 November 2025.
Partisipasi ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan PGN dalam membantu UMKM ‘naik kelas’ melalui peningkatan kapasitas dan perluasan akses pasar.
Corporate Secretary PGN, Fajriyah Usman, mengatakan keikutsertaan para pelaku UMKM binaan dalam ajang ini tidak hanya menjadi ruang untuk menampilkan karya, tetapi juga momentum strategis untuk memperkuat daya saing mereka di industri kreatif.
Menurutnya, SFP platform yang tepat bagi UMKM untuk bertemu langsung dengan buyer, pelaku industri, serta konsumen potensial, sehingga membuka peluang kolaborasi dan pengembangan bisnis yang lebih luas.
“Melalui ajang ini, para pelaku UMKM dapat memperkenalkan produk mereka kepada audiens yang lebih beragam. Kami berharap pengalaman ini memberikan wawasan baru, jejaring yang lebih luas, serta peluang komersial yang dapat mendorong usaha mereka naik ke level berikutnya,” ujarnya, Senin 17 November 2025.
Seperti diketahui, UMKM memiliki peran besar dalam menggerakkan perekonomian nasional. Pada tahun 2024, kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia mencapai sekitar 61 persen. Angka ini menunjukkan bahwa penguatan sektor UMKM bukan hanya penting, tetapi juga krusial bagi pertumbuhan ekonomi dan pemerataan kesejahteraan di berbagai daerah.
Fajriyah berharap kehadiran UMKM binaan PGN di ajang fashion berskala besar ini dapat menjadi inspirasi bagi pelaku usaha lainnya untuk terus berinovasi dan percaya diri menembus pasar yang lebih kompetitif.
“Jika UMKM mampu berdaya saing, maka penguatan ekonomi lokal akan berjalan semakin cepat. UMKM yang tumbuh berarti lapangan kerja bertambah, rantai pasok bergerak, dan nilai tambah ekonomi turut meningkat,” jelasnya.
Tampilkan Kekayaan Budaya Indonesia
Pada perhelatan SFP 2025, UMKM binaan PGN menampilkan ragam karya fashion dan kriya yang merepresentasikan kekayaan budaya Indonesia. Mulai dari tenun ikat Garut, tenun Palembang, batik Solo, tenun Suku Badui, kerajinan tangan dan sulam khas Sumatera Utara, tas rajut, kerajinan perak, hingga kerajinan batik ecoprint.

Seluruh produk yang dipamerkan membawa identitas kuat dari daerah masing-masing. Perpaduan antara estetika tradisional dan sentuhan inovasi modern tersebut membuat setiap karya tampil menonjol dan menarik perhatian pengunjung maupun pelaku industri fashion.
Selain tampil pada pameran dan fashion show dalam Opening Ceremony, UMKM binaan PGN juga menghadirkan beragam kegiatan interaktif di booth PGN. Pengunjung berkesempatan mencoba langsung proses mencanting batik serta menyaksikan demonstrasi pembuatan tenun ikat Garut.
Aktivitas ini menjadi salah satu daya tarik utama karena tidak hanya memperlihatkan keindahan wastra Nusantara, tetapi juga memberikan pengalaman edukatif mengenai proses kreatif di balik setiap karya, sehingga semakin menguatkan apresiasi masyarakat terhadap produk budaya Indonesia.
Founder Indonesia Fashion Parade, Dian Apriliana Dewi, turut memberikan apresiasi terhadap keberagaman karya yang ditampilkan para pelaku UMKM.
“Dengan karya menampilkan eksplorasi bentuk, tekstur, dan detail yang ‘memberontak’ namun tetap elegan dan modern, maka kita artikan semangat baru untuk bisa berkarya tanpa batas dengan ide-ide yang hasilnya luar biasa,” ungkapnya.
Sejalan dengan itu, Fajriyah menambahkan partisipasi UMKM binaan PGN tidak hanya meningkatkan antusiasme pengunjung, tetapi juga memperkuat edukasi mengenai nilai budaya serta keahlian para perajin lokal.
Ia menekankan pentingnya pemahaman bahwa setiap produk yang dihasilkan pelaku UMKM memiliki nilai dan cerita yang lahir dari proses panjang.
“Kami ingin memastikan para pelaku UMKM tidak hanya dikenal karena produknya yang menarik, tetapi juga dipahami bahwa setiap karya memiliki nilai budaya, ketekunan, dan cerita yang patut diapresiasi,” pungkasnya. (Non)

