12 October 2025
HomeBeritaEkonomiKDKMP Simalungun Menuju Era Digital: Koperasi Konsumen Kana Dorong Ekosistem Koperasi Manis

KDKMP Simalungun Menuju Era Digital: Koperasi Konsumen Kana Dorong Ekosistem Koperasi Manis

SHNet, SIMALUNGUN — Transformasi koperasi desa memasuki babak baru. Pemerintah, melalui Kementerian Koperasi dan UKM, kini mempercepat proses digitalisasi bagi KoperasiDesa/Kelurahan Merah Putih (KDKMP) agar tampil modern, adaptif, dan berdaya saing tinggi.

Langkah tersebut ditegaskan oleh Deputi Bidang Kelembagaan dan Digitalisasi Koperasi Kemenkop UKM, Henra Saragih, dalam Workshop Percepatan Operasionalisasi KDKMP yang digelar di Balei Harungguan Djabanten Damanik, Kantor Bupati Simalungun, Sumatera Utara, Sabtu 4 Oktober 2025.

“Transformasi digital melalui Simkopdes — SistemInformasi Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih — merupakan pintu masuk utama bagi KDKMP untuk mengakses kemitraan dan pembiayaan,” ujar Henra di hadapan Bupati dan Wakil Bupati Simalungun, Anton Achmad Saragih dan Benny Gusman Sinaga, Kepala LPDB Perwakilan Sumatera, Laode Karsid, para mitra usaha, serta 413 KDKMP se-Kabupaten Simalungun.

Menurut Henra, Simkopdes tidak hanya mempercepat tata kelola koperasi, tapi juga membuka peluang transparansi, efisiensi, dan konektivitas dengan lembaga keuangan sertasektor ritel nasional.

“Workshop ini diharapkan membangun jejaring kolaborasi antara KDKMP dengan mitra teknologi, lembaga pembiayaan, dan pemasok ritel atau sembako. Tujuannya meningkatkan kapasitas pengurus serta mempercepat target operasionalisasi 100 persen KDKMP di Kabupaten Simalungun,” tutur Henra.

Ia menambahkan, pemerintah kini berfokus pada model pembinaan koperasi yang menggabungkan pendekatan digital, kemitraan, dan pemberdayaan ekonomi lokal. Pendekatan ini diharapkan dapat menciptakan koperasi desa yang mandiri dan produktif di tengah perubahan lanskap ekonomi nasional.

Di tengah agenda digitalisasi itu, salah satu mitra yang turut mencuri perhatian adalah Koperasi Konsumen Kana. Koperasi asal Jawa Timur ini memperkenalkan program kolaboratif bertajuk Koperasi Manis, yang dirancang untuk menghubungkan KDKMP dengan jaringan bisnis ritel koperasi di berbagai daerah.

Menurut Ketua Harian Koperasi Konsumen Kana, Tresya Wijaya, program ini merupakan bentuk nyata sinergi koperasi antarwilayah untuk memperkuat ekonomi berbasis anggota.
“Kami ingin menghadirkan model bisnis koperasi yang modern, dengan prinsip kolaborasi dan saling tumbuh. Melalui Koperasi Manis, kami membantu KDKMP memperluas usaha ritel dan memperkuat perputaran ekonomi lokal,” jelasnya.

Koperasi Konsumen Kana, yang dikenal melalui usaha inti di perdagangan gula merah, kini memperluas lini bisnisnya dengan memasarkan produk sembako milik anggota, seperti gula putih, kecap, bawang putih, dan makanan kaleng.

“Bagi KDKMP yang bergabung dalam program Koperasi Manis, kami menyiapkan suplai barang dengan sistem konsinyasi senilai Rp 200 juta, serta dukungan operasional Rp2 juta, dengan syarat dan ketentuan yang berlaku,” ujar Tresya.

Program ini sudah terbukti berjalan. Sebelumnya, Koperasi Konsumen Kana telah menjalin kerja sama dengan 400 KDKMP di Jawa Timur, di mana 12 di antaranya telah menandatangani perjanjian kerja sama pemasaran produk dan pengembangan gerai koperasi.

Langkah Nyata Perkuat Ekonomi Desa

Tresya menegaskan, pihaknya berkomitmen mendukung agenda pemerintah dalam memperkuat kemandirian ekonomi desa melalui koperasi. “Tujuan kami sederhana: memberdayakan KDKMP agar dapat membuka usaha ritel secara berkelanjutan dan sehat,” ujarnya.

Koperasi Konsumen Kana juga menyiapkan peta jalan ekspansi jangka panjang. Hingga tahun 2026, ditargetkan akan terjalin kemitraan dengan 700 KDKMP dengan perputaran dana mencapai Rp. 400 miliar.

Pada 2028, potensi kerja sama ditarget naik menjadi Rp. 3 triliun, dan pada 2030, Koperasi Konsumen Kana menargetkan dapat bermitra dengan 40% dari total KDKMP di Indonesia, dengan perputaran dana sekitar Rp20 triliun.

“Kami percaya, kekuatan ekonomi rakyat ada di tangan koperasi. Selama ada sinergi dan sistem yang modern, koperasi bisa bersaing dengan pelaku usaha besar,” tegasTresya.

Digitalisasi, Kolaborasi, dan Harapan Baru

Agenda di Simalungun ini menjadi gambaran bahwa arahgerakan koperasi Indonesia mulai bergeser dari pola tradisional menuju sistem digital yang terintegrasi. Sinergi antara Kementerian Koperasi dan UKM, LPDB, dan pelaku koperasi seperti Koperasi Konsumen Kana menunjukkan bahwa kolaborasi menjadi kunci dalam membangun ekosistem ekonomi desa yang tangguh.

Digitalisasi bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan. Dengan adopsi Simkopdes dan program kolaboratif seperti Koperasi Manis, koperasi desa kini tidak hanya menjadi tempat simpan pinjam, tapi juga pemain aktif dalam rantai pasok nasional.

Transformasi ini menandai babak baru perjalanan koperasi di Indonesia — bukan sekadar gerakan sosial, melainkan gerakan ekonomi modern berbasis kebersamaan dan teknologi.  (Non)

ARTIKEL TERKAIT

TERBARU