12 October 2025
HomeBeritaEkonomiKolaborasi HDF Energy, NEA SEA dan GIZ (H2Uppp) Dorong Pengembangan Solusi Hidrogen...

Kolaborasi HDF Energy, NEA SEA dan GIZ (H2Uppp) Dorong Pengembangan Solusi Hidrogen Hijau

Bagi Kapal Feri AntarPulau di Indonesia

SHNet, JAKARTA — HDF Energy (Hydrogène de France), Neuman & Esser South East Asia Ltd. (NEA SEA) dan the Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) GmbH, melalui International Hydrogen Ramp-Up Programme (H2Uppp), telah menandatangani perjanjian kerja sama guna mengevaluasi infrastruktur hidrogen hijau dalam rangka dekarbonisasi transportasi kapal feri penyeberangan antar- pulau di Indonesia.

Kemitraan ini mencerminkan dukungan dari Kementerian Federal Jerman untuk Urusan Ekonomi dan Energi terhadap keterlibatan dunia usaha dalam pengembangan dan perluasan penggunaan hidrogen di negara-negara Global Selatan.

Perjanjian yang ditandatangani pada Jumat 10 Oktober 2025 dalam acara Indonesia Sustainability Forum 2025 di Jakarta, merupakan tindak lanjut dari Nota Kesepahaman (MoU) yang telah ditandatangani pada April 2025 antara HDF Energy, Kementerian Perhubungan Republik Indonesia (Kemenhub), dan perusahaan listrik negara PLN (Persero), serta ASDP Indonesia Ferry (Persero), bekerja sama dengan International Maritime Organization (IMO).

MoU tersebut menjadi landasan bagi dilaksanakannya studi bersama mengenai retrofit kapal feri penyeberangan antar-pulau dengan teknologi propulsi hidrogen, sebagai bagian dari program GreenVoyage2050 milik IMO, yang menandai tonggak sejarah nasional dalam upaya dekarbonisasi sektor maritim Indonesia.

Kondisi geografis kepulauan Indonesia sebagai negara kepulauan sangat bergantung pada kapal feri antar-pulau, namun sebagian besar kapal tersebut masih beroperasi menggunakan jaringan listrikberbasis diesel terpisah yang memiliki kapasitas terbatas untuk mengintegrasikan energi terbarukan.

Hal ini menjadikan upaya dekarbonisasi sektor kelistrikan dan maritim menjadi tantangan, meskipun terdapat manfaat yang jelas dari pengurangan penggunaan diesel, seperti stabilitas biaya, ketahanan energi, dan peningkatan kualitas udara.

Dalam konteks ini, propulsi berbasis hidrogen menawarkan solusi yang menjanjikan dan efisien secara energi untuk rute kapal penyeberangan jarak pendek hingga menengah, sekaligus mendukung transisi menuju sistem kelistrikan kepulauan yang lebih bersih.

Berdasarkan kerangka kerja tersebut, perjanjian kerja sama baru yang dibentuk di bawah skema kemitraan publik-swasta (public-private partnership) dalam program H2Uppp milik GIZ ini berfokus pada pengembangan rantai nilai infrastruktur hidrogen yang saling melengkapi, mencakup produksi, penyimpanan, transportasi, dan pengisian bahan bakar (bunkering).

Studi ini juga akan menilai bagaimana infrastruktur tersebut dapat diintegrasikan dengan jaringan listrik kepulauan dan sistem energi pelabuhan, yang dibutuhkan untuk menyediakan pasokan energi bagi kapal feri, seperti rute Kupang – Rote di wilayah Indonesia Timur yang dioperasikan oleh ASDP.

Perjanjian yang ditandatangani pada Jumat 10 Oktober 2025 dalam acara Indonesia Sustainability Forum 2025 di Jakarta, merupakan tindak lanjut dari Nota Kesepahaman (MoU) yang telah ditandatangani pada April 2025. (Dok/SHNet).

Di bawah struktur paralel dari dua program yang dipimpin oleh HDF Energy, fokus kerja sama dibagi sebagai berikut: • Kerja sama IMO – HDF – Kemenhub – ASDP berfokus pada retrofit dan konversi kapal, serta aspek keselamatan dan kesiapan operasional. • Kerja sama GIZ – HDF – NEA SEA menitikberatkan pada infrastruktur hidrogen dan studi kelayakan teknis-ekonomi, dengan memanfaatkan keahlian Jerman melalui NEA SEA.

Kedua program tersebut secara bersama-sama mendukung satu tujuan yang sama, yaitu untuk mendemonstrasikan kelayakan teknis dan ekonomi kapal feri bertenaga hidrogen, serta membangun model yang dapat direplikasi untuk konteks pulau-pulau kecil di seluruh kepulauan Indonesia, sekaligus menarik minat investasi di sektor ini.

2HDF Energy saat ini tengah mengembangkan 23 pembangkit listrik hidrogen Renewstable® di wilayah Indonesia Timur, dengan potensi investasi sebesar USD 2,3 miliar. Fasilitas-fasilitas ini menggabungkan pembangkit listrik tenaga surya dengan penyimpanan energi di lokasi dalam bentuk hidrogen hijau, untuk menyediakan listrik bersih 100% yang stabil, dan tidak terputus (non-intermittent) ke jaringan listrik, baik siang maupun malam hari.

Dengan menghasilkan kelebihan hidrogen hijau pada biaya marjinal yang kompetitif, pembangkit Renewstable® juga membuka jalan bagi penyediaan hidrogen hijau untuk mendukung dekarbonisasi transportasi maritim.

Hidrogen yang dihasilkan dapat digunakan untuk mengoperasikan sel bahan bakar berdaya tinggi (high-power fuel cells) yang dikembangkan dan diproduksi oleh HDF Energy, menawarkan solusi modular dan andal yang dirancang khusus untuk konversi armada kapal maritim.

Melalui proyek ini, HDF Energy menerapkan pendekatan terintegrasi yang unik: memproduksi hidrogen hijau kompetitif secara lokal sekaligus menyediakan solusi propulsi kapal tanpa emisi yang berbasis pada teknologi sel bahan bakarnya (fuel cellsl).

Inisiatif ini secara langsung berkontribusi terhadap Peta Jalan Net Zero Emission untuk Sektor Energi dan Peta Jalan Nasional Hidrogen Indonesia, sekaligus memperkuat upaya nasional dalam dekarbonisasi transportasi maritim, meningkatkan ketahanan energi bagi komunitas kepulauan, serta mendorong pengembangan ekosistem hidrogen berkelanjutan.

Mathieu Géze, selaku Director for Asia-Pacific di HDF Energy sekaligus Presiden Direktur PT HDF Energy Indonesia, menyampaikan: “Kerja sama ini menyatukan keahlian internasional, kepemimpinan nasional, dan penerapan nyata di lapangan.

Dengan menggabungkan kekuatan IMO, GIZ, NEA SEA, PLN, ASDP dan Kementerian Perhubungan bersama keahlian HDF Energy dalam teknologi hidrogen, kami sedang membuka jalan bagi rute kapal feri bertenaga hidrogen pertama di Indonesia, serta menuju masa depan maritim yang lebih bersih di seluruh kepulauan nusantara.

Lisa Tinschert, Director of Energy Programm, GIZ Indonesia/ASEAN, menjelaskan: “Sebagai pusat maritim di kawasan ini, Indonesia menawarkan peluang unik untuk memajukan tujuan bersama dalam menghadapi perubahan iklim. Hidrogen hijau berada di inti dari transisi energi, dan melalui H2Uppp, kami mendukung kewirausahaan lokal dan pengembangan proyek guna mendorong pertumbuhan pasar hidrogen global. Dengan menggabungkan teknologi dan konteks lokal, inisiatif ini menciptakan lapangan kerja, mendorong pertumbuhan ekonomi, serta mendukung transfer teknologi yang bernilai.”  (Non)

 

 

ARTIKEL TERKAIT

TERBARU