3 October 2025
HomeBeritaJakarta NEXT Summit 2025, Dorong Ekspansi Perusahaan Tiongkok ke Indonesia

Jakarta NEXT Summit 2025, Dorong Ekspansi Perusahaan Tiongkok ke Indonesia

(ist)

SHNet, Jakarta — NEXT Federation berkolaborasi dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), sukses menggelar Jakarta Next Summit 2025 , di Auditorium Gedung B.J. Habibie, BRIN, Jakarta, Kamis, (25/9/2025) lalu.

Mengusung tema “The Voyage Beyond”, Jakarta Next Summit fokus pada topik-topik seperti industri hijau, keterkaitan modal, inovasi teknologi, dan keberlanjutan perkotaan. Acara ini secara komprehensif memaparkan peluang industri dan investasi Indonesia di era baru, untuk mendorong ekspansi perusahaan Tiongkok ke pasar Indonesia.

NEXT Federation setiap tahun menggelar Next Summit di berbagai lokasi global, bekerja sama dengan lembaga-lembaga otoritas lokal.

Sekretaris Jenderal NEXT Federation, Dr. Chen Qianjun, menjelaskan, Jakarta NEXT Summit melanjutkan metodologi “akses kebijakan langsung, pencocokan industri, dan implementasi modal.”

Dia menuturkan, melalui berbagai sesi dialog khusus, kunjungan tingkat tinggi, dan acara merek, event ini menciptakan skenario komunikasi yang mendalam dan peluang pencocokan yang sangat efisien bagi perusahaan dan lembaga Tiongkok dengan mitra mereka di Indonesia.

“Hal itu akan mendorong implementasi langsung dan siklus panjang proyek-proyek utama Tiongkok di Indonesia, “ ujar Dr. Jun Chen.

Sektor Energi

Kebijakan di sektor energi Indonesia menarik perhatian para investor Tiongkok. Dalam forum tersebut Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia mengumumkan target pencapaian kapasitas terpasang tenaga angin sebesar 5 GW pada tahun 2030 dan sedang mengajukan rencana usaha penyediaan tenaga listrik (RUPTL) sepuluh tahun kedepan, agar selaras dengan jalur energi terbarukan yang lebih agresif.

Bersamaan dengan itu, perencanaan energi nuklir jangka menengah hingga panjang telah dimasukkan ke dalam strategi transisi energi, yang memberikan arahan kebijakan untuk penyediaan tenaga listrik ramah lingkungan, pemanfaatan energi industri, dan “kotak peralatan ramah lingkungan” bagi modal internasional.
Lebih lanjut, otoritas investasi dan hilirisasi Indonesia telah mempresentasikan peta jalan hilirisasi untuk 28 kategori komoditas strategis, dengan fokus pada delapan industri utama.

Inisiatif ini bertujuan untuk membuka potensi investasi triliunan dolar AS dan menciptakan lapangan kerja dalam skala yang lebih besar, memberikan dukungan kelembagaan untuk pemrosesan mendalam mineral-mineral penting seperti nikel, manufaktur hijau, dan masuknya proyek-proyek investasi asing.

Dalam summit juga terungkap, Indonesia terus menggenjot upaya transisi energinya, mulai dari target tenaga angin dan kemajuan jadwal energi nuklir hingga visi “Kecerdasan Buatan dan Kedaulatan Digital”, yang semuanya menciptakan ruang yang lebih luas untuk peningkatan industri dan alokasi modal.

Forum summit juga merilis Laporan Peringkat Aktif Kredit Negara Indonesia. Far East Credit Rating mengumumkan pemberian peringkat kredit negara ‘As’ kepada Indonesia dengan Prospek Stabil dan menyerahkan sertifikat terkait kepada Dewan Ekonomi Nasional Indonesia.

Dalam kesempatan itu juga dilakukan penandatanganan Surat Letter of Intent Riset dan Inovasi Lingkungan Investasi, bertujuan untuk melakukan riset dan publikasi bersama mengenai Indeks Lingkungan Investasi Nasional ASEAN dan topik-topik terkait.

Kolaborasi ini berfokus pada riset kredit lintas batas, ESG, dan kerja sama obligasi hijau, yang akan membantu meningkatkan transparansi informasi lingkungan investasi dan mengoptimalkan efisiensi alokasi modal jangka menengah hingga panjang. Para pihak yang menandatangani Letter of Intent yakni BRIN, Far East Credit Rating Co., Ltd., dan PT Kredit Rating Indonesia (KRI).

Pembangunan Indonesia dan Peluang Tiongkok

Statistik menunjukkan, Tiongkok adalah mitra dagang terbesar Indonesia, dengan perdagangan bilateral mencapai USD 147,8 miliar pada tahun 2024, meningkat 6,1% dibandingkan tahun sebelumnya. Tiongkok merupakan sumber investasi asing terbesar kedua bagi Indonesia, sementara Indonesia merupakan tujuan investasi Tiongkok terbesar kedua di ASEAN.

Dalam sesi dialog tingkat tinggi yang dimoderatori oleh Ketua Bergilir Dewan Penasihat Global NEXT Federation, yang juga Perekayasa Ahli Utama Pusat Riset Kecerdasan Artifisial dan Keamanan Siber BRIN, Prof. Hammam Riza, disampaikan bahwa tahun 2025 menandai peringatan 75 tahun hubungan diplomatik antara Indonesia dan Tiongkok, dengan prospek kerja sama ekonomi dan perdagangan yang terus positif dan menjanjikan.

Sementara dalam diskusi bertema “Peluang Pembangunan Indonesia dan Prospek Modal Tiongkok” anggota Dewan Ekonomi Nasional , Heriyanto Irawan , mantan Deputi Bidang Perencanaan Penanaman Modal Kementerian Investasi, Indra Darmawan, Asisten Deputi Bidang Pengembangan Agribisnis Peternakan dan Perikanan di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Pujo Setio, dan Presiden Far East Credit Rating, Dr. Lü Xiangdong, memaparkan prespektifnya.

Mereka selanjutnya menjajaki cara untuk mencapai “transformasi industri, biaya modal, pengembangan proyek hijau, dan lokalisasi,” yang bertujuan untuk menyelaraskan secara tepat alokasi modal internasional siklus panjang dengan jalur peningkatan industri Indonesia.

General Manager Indonesia Yaohua Engineering Co., Ltd. dan Chairman China Shandong Yaohua Refractory Technologies Co., Ltd., Mr. Zhang Chenghua, berbagi pengalaman berinvestasi dan beroperasi di Indonesia. Dia mengusulkan solusi yang berfokus pada “Menjaga Jantung Industri, Memberdayakan Transformasi Hijau” dan berencana untuk membangun kawasan industri refraktori dan lembaga riset internasional di Indonesia. (mayhan)

ARTIKEL TERKAIT

TERBARU