SHNet, Jakarta-IMDE bersama Yayasan Pundi Amal Peduli Kasih (YPP) SCTV- Indosiar, mengadakan kegiatan literasi digital di SDN 01, Menteng, Jakarta Pusat, SD yang pernah menjadi sekolah mantan Presiden AS, Barack Obama. Acara yang digelar Kamis pagi (21/11/2024).ini melibatkan lebih dari 400 siswa dari kelas 1 hingga kelas 6, bertujuan untuk menanamkan semangat literasi digital pada pelajar .
Kehadiran rekan IMDE, YPP, SCTV, Indosiar, dan majalah CIA menghadirkan kolaborasi yang sempurna dalam penyuluhan literasi digital ini.Tentu saja ini berkat kontribusi dari beberapa dosen IMDE yang terjun langsung dalam mengisi acara.
Para dosen yang terlibat antara lain Teguh Setiawan (Ketua Prodi D4 Produksi Media), Safrudiningsih (Dosen Produksi Media), Suyadi (Dosen Produksi Entertainment), Suradi (Dosen Komunikasi Massa), dan Dias Suminta Suria Putra (Dosen Kajian Film, Televisi, dan Media) Ressa Rizky Mutiara (Dosen Produksi Entertainment).
Dalam kegiatan ini, Tim Majalah Cahaya Inspirasi Anak (CIA) ikut hadir dan memberikan dukungan dengan memberikan majalah CIA sebagai hadiah bagi anak-anak yang aktif mengikuti kuis dan bercerita pengalaman membaca mereka. Antusiasme siswa semakin meningkat dengan pemberian hadiah sebagai bentuk apresiasi bagi mereka yang berani maju untuk menjawab pertanyaan atau berbagi pendapat
Kegiatan ini dikemas interaktif dengan berbagai aktivitas menarik, seperti sesi unjuk tampil bagi siswa yang berani bercerita tentang buku favorit mereka, diskusi seputar batasan usia dalam bermedia sosial, hingga penjelasan mengenai simbol batasan umur tayangan di televisi. Tidak ketinggalan, ada momen seru bernyanyi bersama yang menambah semarak acara.
Penyuluhan semakin lengkap dengan kehadiran mobil Weli, sebutan bagi perpustakaan berjalan milik YPP yang berisikan ratusan buku-buku dongeng anak. Kehadiran weli berhasil membangkitkan semangat anak-anak untuk membaca buku-buku baru. Adanya mobil weli tentunya memberikan kesan bahwa buku adalah hal yang menarik untuk mereka.
Kesan Kepala Sekolah dan Guru
Irawan, Kepala Sekolah SDN Menteng 01, menyatakan apresiasinya atas pelaksanaan kegiatan literasi media oleh YPP, SCTV dan Indosiar bersama IMDE. Program ini sangat penting dalam membantu siswa memahami batasan dalam bermedia sosial.
“Saya sangat senang sekali dengan kegiatan ini, diikuti oleh 405 siswa-siswi yang sangat antusias menumbuhkembangkan minat baca mereka untuk meningkatkan literasi.Terima kasih sekali, mudah-mudahan acara ini terus berlanjut untuk meningkatkan literasi anak-anak kami,”
Melinda Sari, guru wali kelas 1B, menambahkan bahwa literasi digital sangat relevan di era saat ini. “Anak-anak sekarang sudah bermain media sosial, jadi penting bagi mereka untuk tahu batasannya,” jelasnya. Ia juga mengapresiasi keseruan acara, terutama dengan kehadiran mobil Weli yang menyediakan buku-buku baru. “Anak-anak sangat senang. Semoga kegiatan ini terus dilanjutkan ke sekolah-sekolah lain,” harapnya.
Antusiasme Siswa
Michele, siswa kelas 6B, merasa kegiatan ini memberikan banyak pengalaman baru dan menyenangkan. Ia sangat senang dengan cara Kak Ning dan Kak Yadi mengisi acara yang dianggapnya seru dan interaktif. Ia juga memberikan tanggapan bahwa,
“Ternyata batasan usia untuk bermedia sosial itu 13 tahun. Akupun terkejut karena banyak yang memiliki media sosial di bawah umur yang di antaranya adalah teman-teman ku,” ujar Michele yang juga menyukai kehadiran mobil Weli yang penuh dengan buku dongeng baru.
Kaira, teman sekelas Michele, juga menikmati kegiatan ini, terutama karena bisa berinteraksi langsung dengan para pengisi acara. “Kegiatannya seru banget, aku bisa jawab pertanyaan dan dapat hadiah majalah. Ternyata majalahnya seru juga untuk dibaca,” kata Kaira sambil tersenyum.
Umar dan Arzuki dari kelas 5B menyebut sesi tanya jawab sebagai salah satu bagian yang paling mereka sukai, terutama karena hadiah yang menarik berupa majalah dan makanan. Mereka juga merasa terbantu dengan materi tentang simbol batasan usia tayangan. “Sekarang aku tahu logo mana yang sesuai untuk aku tonton, kayak BO, D, R, dan SU,” ujar mereka.
Sementara Lyna, Koordinator Hak Baca Anak di majalah CIA, menjelaskan pentingnya kolaborasi antara media cetak anak dengan media mainstream di era digital. Sebagai satu-satunya majalah anak yang masih bertahan di tengah arus digitalisasi, CIA tidak menentang perkembangan teknologi tersebut, melainkan melihatnya sebagai peluang untuk bersinergi dan terintegrasi.
“Kami memahami bahwa media cetak harus mampu berjalan berdampingan dengan digitalisasi. Kolaborasi dengan YPP ini menjadi bentuk komitmen kami sebagai penggiat literasi anak, yang mana selaras dengan visi YPP,” ujar Lyna.(sur/jihan)