SHNet, Jakarta – Ade Thermiara, Kepala Desa Bujang, Kecamatan Lut Tawar, Kabupaten Aceh Timur mengaku sangat bahagia karena berhasil mengelola sistem keuangan desa usai mengikuti pelatihan Program Penguatan Pemerintahan dan Pembangunan Desa (P3PD) di akhir tahun 2023.
Sebelumnya, selama menjabat sebagai kepala desa, ia mengaku hanya bisa mengajukan program pembangunan desa melalui Sistem Keuangan Desa (Siskeudes) di akhir tahun saja.
Tak hanya itu, sebelum ikut pelatihan P3PD, ternyata tidak semua program yang ia ajukan disetujui. Jadi, ia jarang bisa menggunakan anggaran dana desa karena dianggap kebijakannya tidak begitu kuat untuk disetujui oleh pemerintah daerah.
“Padahal di rekening itu uang sudah ada,” katanya beberapa waktu lalu.
Ia menjelaskan, setelah mengikuti pelatihan P3PD, ia akhirnya memiliki kemampuan menyusun kebijakan yang efektif agar bisa menggunakan dana desa dengan baik.
“Saya harap pelatihan P3PD terus ada karena saya masih mau belajar banyak,” katanya.
Salah satu pelajaran penting dari pelatihan itu adalah cara mengajukan SPP (surat permintaan pembayaran) berbasis online yang harus dikuasai oleh aparat desa.
Selama ini, ia mengaku hanya mengisi SPP sesuai dengan program yang ingin ia kerjakan.
“Tidak sembrono lagi mengajukan SPP dengan banyak judul. Sedikit judul, efektif penarikannya dan luar biasa hasil pelaporannya,” katanya.
Sebelum ikut pelatihan P3PD, ia mengakui masih sering lakukan penarikan dana tanpa membuat laporan yang seharusnya. Laporan yang selalu diserahkan di akhir tahun ini membuat banyak program tidak terwujud.
“Sekarang (setelah pelatihan P3PD) setiap mengajukan paling banyak 3 judul, kalau sebelumnya lebih dari 3 judul,” katanya lagi,” ungkapnya. Ia juga mengatakan kecepatan stafnya dalam mengisi keperluan administrasi untuk pencairan dana desa semakin cepat.
Tak sekedar berhasil dalam tata cara pengelolaan keuangan desa dan administrasi desa, Ade Thermiara juga merasa bangga karena mamiliki kemampuan dalam menyusun sistem administrasi yang membuatnya bisa membedakan warga mana yang layak menerima BLT (Bantuan Langsung Tunai) di daerah tempat ia dipercaya menjadi kepala desa.
sementara itu, terkait ketahanan pangan misalnya saja, Ade megatakan setelah ikut pelatihan P3PD, ia semakin paham perbedaan warga miskin dan warga yang miskin sekali. “Termasuk juga di bidang pertanian,” katanya.
Khusus dalam bidang pertanian, ia mengarahkan supaya warganya tetap fokus bekerja dalam kelompok. Ini supaya petani di desanya dapat menerima bantuan secara merata.
Petani penerima bantuan akan kembali disaring karena ia berhasil mendapatkan data baru dari pelatihan P3PD tentang kategori warga yang berhak dan yang tidak berhak menerima.
“Manajemen dalam pengelolaan pertanian ini dimulai dari administrasi di kelompok, orientasi kegiatan, sampai pada nilai keuangannya bisa diciptakan oleh setiap kelembagaan,” jelasnya. (ina)