SHNet, Bogor – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan, Kota Bogor akan diajukan menjadi kota kreatif karena memiliki tiga subsektor ekonomi kreatif unggulan.
“Harapannya, Kota Bogor akan diajukan sebagai kota kreatif di tahun depan lewat uji petik. Bogor punya tiga subsektor ekraf unggulan yakni kuliner, kriya dan fesyen,” ujar Menparekraf disela-sela Workshop KaTa Kreatif, di Bogor Creative Center, Kamis (19/10/2022).
Menparekraf juga berharap, Bogor suatu saat bisa menjadi kota kreatif yang memperoleh pengakuan dari UNESCO.
“Harapannya, suatu saat Bogor jadi kota kreatif yang diakui oleh UNESCO,” tuturnya.
Ia menjelaskan, saat ini ada 4 kota kreatif di Indonesia yang telah diakui oleh UNESCO. Keempat kota kreatif tersebut adalah Pekalongan, Bandung, Ambon dan Jakarta.
Dalam kunjungan kerja ke Kota Bogor, Menparekraf juga
mendorong para pelaku ekonomi kreatif Kota Bogor agar terus berinovasi, dan berkarya serta membangun jejaring dalam upaya meningkatkan ekonomi masyarakat dan menciptakan lapangan kerja yang lebih luas.
Kota Bogor yang merupakan lokasi ke-33 (tiga puluh tiga) dari rangkaian program Pengembangan Kabupaten/Kota Kreatif (KaTa Kreatif) Indonesia tahun 2023.
Kota Bogor memiliki potensi ekonomi kreatif yang besar pada subsektor kuliner, kriya dan fesyen. Potensi tersebut dapat dimanfaatkan sebagai peluang pengembangan usaha oleh pelaku ekraf.
Kreativitas dan inovasi pelaku ekonomi kreatif dalam menjangkau pasar yang lebih luas dengan memanfaatkan teknologi yang berkembang saat ini.
Kemenparekraf/ Baparekraf berupaya mendorong kebangkitan ekonomi kreatif dengan bentuk aktivasi kegiatan dengan memfasilitasi para pelaku ekonomi kreatif dan pengusaha UMKM dalam mengeksplorasi dan mengembangkan ide-ide kreatif dan inovatif sehingga memiliki nilai tambah dan memberikan penguatan branding dari produk-produknya.
Salah satunya bentuk aktivasinya adalah penyelenggaraan Workshop Peningkatan Inovasi dan Kewirausahaan Kabupaten/Kota Kreatif (KaTa Kreatif) Indonesia ini.
Selain itu, Kemenparekraf/ Baparekraf juga terus memberikan penguatan terhadap ekosistem ekonomi kreatif secara komprehensif di Kota Bogor dengan komitmen untuk mengembangkan simpul kabupaten/kota kreatif berdasarkan subsektor ekonomi kreatifnya agar dapat mewujudkan kemandirian ekonomi masyarakat.
“Pariwisata identik dengan belanja dan kuliner. Dalam berwisata, hendaknya jangan jadi Rohali (rombongan yang hanya lihat-lihat tanpa membeli), tetapi jadilah Rojali (rombongan yang beli),” kata Sandiaga Uno.
Menurutnya, ada 4,4 juta lapangan kerja baru bisa tercipta. Sebanyak 97 persen lapangan kerja baru tersebut diciptakan oleh UMKM.
Dengan terlaksananya Workshop KaTa Kreatif di Kota Bogor ini diharapkan para pelaku usaha ekonomi kreatif dapat meningkatkan kapasitas yang telah dimiliki sehingga dapat berdaya saing dan dapat menciptakan lapangan kerja yang lebih luas bagi masyarakat sekitarnya, serta dapat meningkatkan sinergisitas antar pemangku kepentingan dalam rangka penguatan jejaring diantara para pelaku ekonomi kreatif.
Pentingnya HKI
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bogor Iceu Pujiati mengatakan, masih banyak pelaku Ekraf di Kota Bogor belum memiliki sertifikat Hak Kekayaan Intelektual (HKI)
“Banyak pelaku ekraf di Bogor yang belum memiliki HKI.Sekitar 230 pelaku ekraf di Kota Bogor yang memiliki HKI. Banyak dari mereka yang pentingkan jual produk duku. Padahal yang penting itu HKI, sebab rugi kalau ada yang klaim atau meniru. Saya sering sampaikan kepada pelaku Ekraf, jangan jual dulu tapi HKI dulu yang dikejar,” papar Iceu.
Tahun ini, pemerintah Kota Bogor fasilitasi 10 pelaku ekraf mendapatkan HKI. (Stevani Elisabeth)