SHNet, Bandung –Pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) saat ini terus dilakukan. Keberadaan kereta cepat diharapkan memicu perkembangan sosial dan ekonomi masyarakat sekitar. Konstruksi empat stasiun KCJB di Halim, Karawang, Padalarang dan Tegalluar terus dirampungkan agar siap melayani masyarakat.
Konstruksi KCJB dilakukan sangat hati-hati dengan memperhitungkan dampak terhadap masyarakat sekitar mulai dari sebelum, saat dan sesudah proses pembangunan. Misalnya saja relokasi jalan sepanjang 3,3 kilometer di Gempolsari, Margasuka dan Cibaduyut.
Relokasi jalan dilakukan sebagai tanggung jawab kontraktor atas pembangunan jalur kereta cepat yang memotong akses milik warga. Warga kini mendapatkan jalan baru dengan kualitas yang lebih baik dari sebelumnya.
Asep (28) mengaku tidak keberatan dan terbantu dengan relokasi akses tersebut. Menurutnya, akses yang ada saat ini jauh lebih baik dibanding jalan sebelumnya yang rusak dan berlubang.
“Jalan sebelumnya juga becek, tapi sekarang lebih baik karena sudah dibeton,” kata Asep yang saat itu tengah melintas menggunakan motor.
Manfaat serupa juga dirasakan warga Cibaduyut, Jodi (35) dari relokasi jalan tersebut. Dia mengaku kini jalan yang dekat dengan rumahnya itu kini sudah tidak menyebabkan banyak debu lagi seperti ketika belum di relokasi.
“Dulu kalau motor melintas itu debunya bukan main. Sekarang sudah lebih baik karena sudah diperbaiki jadi nggak becek juga saat hujan kan,” kata Jodi.
Selama proses pembangunan juga telah dilakukan relokasi dua drainase di kelurahan Cibaduyut Wetan dan desa Kujangsari, kecamatan Bojongloa Kidul, Kota Bandung. Perbaikan drainase dilakukan guna melindungi warga dari banjir menyusul pembangunan KCJB. (Rizky)