12 December 2024
HomeBeritaPerayaan Kelulusan Program BEKAL Pemimpin 3.0: Tonggak Kepemimpinan dan Praktisi Muda dalam...

Perayaan Kelulusan Program BEKAL Pemimpin 3.0: Tonggak Kepemimpinan dan Praktisi Muda dalam Pengelolaan SDA Berkelanjutan

SHNet, Jakarta-Indonesia diberkati dengan kelimpahan sumber daya alam, mulai dari yang tumbuh di atas permukaan, terkandung di bawah tanah, hingga di kedalaman lautannya. Bila dikelola secara berkelanjutan, berkeadilan, dan berpegang pada nilai-nilai kearifan lokal, keberlimpahan ini sesungguhnya merupakan modal untuk menciptakan penghidupan yang mandiri, layak, dan bermartabat bagi bangsa Indonesia.

Akan tetapi, tingginya tingkat kompleksitas akibat luasnya bentang alam nusantara, otoritas tata kelola yang multisentral, dan keberagaman kepentingan yang bersentuhan dengan pengelolaan sumber daya alam Indonesia membuat cita-cita ini terhambat. Untuk itulah, BEKAL Pemimpin sebagai sebuah program peningkatan kapasitas kepemimpinan hadir untuk menjawab kebutuhan tersebut. Ruang kelas BEKAL Pemimpin dirancang untuk menciptakan ‘mikrokosmos’ yang mencerminkan kompleksitas pengelolaan sumber daya alam Indonesia.

United In Diversity (UID) menyelenggarakan perayaan kelulusan para peserta Program Bersama Kelola Alam Adil Lestari (BEKAL) Pemimpin 3.0. Acara yang berlangsung di Jakarta, Jumat sore (27/10/2023) ini menandai pencapaian luar biasa para pemimpin dan praktisi muda yang telah menyelesaikan serangkaian perjalanan pembelajaran intensif selama hampir 6 bulan untuk menumbuhkan kesadaran akan perubahan sistem secara holistik dalam pengelolaan sumber daya alam.

Wakil Presiden United in Diversity, Suyoto, usai acara  menyatakan, pihaknya telah melahirkan para pemimpin dan praktisi muda, untuk menumbuhkan kesadaran akan perubahan sistem secara holistik, dalam pengelolaan sumber daya alam. “Ruang kelas BEKAL Pemimpin dirancang untuk menciptakan ‘mikrokosmos’, yang mencerminkan kompleksitas pengelolaan sumber daya alam Indonesia,” ujar Suyoto.

Wakil Presiden United in Diversity, Suyoto, diwawancarai media usai acara United In Diversity (UID) menyelenggarakan perayaan kelulusan para peserta Program Bersama Kelola Alam Adil Lestari (BEKAL) Pemimpin 3.0. Acara yang berlangsung di Jakarta, Jumat sore (27/10/2023)

Edisi ke-3

Menurutnya, gelaran Bekal edisi ke tiga ini, telah melahirkan 60 pemimpin yang berasal dari 27 Provinsi. Mereka mewakili berbagai sektor, yang memiliki dampak langsung terhadap kekayaan alam Indonesia.“Bidang yang mereka geluti pun beragam, meliputi isu terestrial, kemaritiman, isu-isu lintas bidang seperti teknologi, tata kelola, dan kebijakan,” katanya.

Selama perjalanan pembelajaran, lanjutnya, mereka secara intensif terlibat dalam serangkaian workshop seperti Foundation Workshop, Sensing Workshop, Deep Dive Workshop, Prototype Workshop, dan Final Workshop.

Program BEKAL Pemimpin 3.0 telah memulai perjalanan pembelajaran sejak Mei 2023. Sebanyak 60 peserta yang diterima sebagai angkatan ke-3 BEKAL Pemimpin ini berasal dari 27 provinsi dan mewakili berbagai sektor yang memiliki dampak langsung terhadap kekayaan alam Indonesia. Bidang yang mereka geluti pun beragam, meliputi isu terestrial, kemaritiman, isu-isu lintas bidang seperti teknologi, tata kelola, dan kebijakan.

Selama perjalanan pembelajaran, mereka secara intensif terlibat dalam serangkaian workshop seperti Foundation Workshop, Sensing Workshop, Deep Dive Workshop, Prototype Workshop, dan Final Workshop. Dalam tiga bulan terakhir perjalanan pembelajaran, peserta angkatan ke-3 BEKAL Pemimpin diminta untuk mengaktualisasi kepemimpinan mereka dalam sebuah tantangan nyata pengelolaan

sumber daya alam Indonesia. Maka terciptalah sepuluh prototipe yang lahir dari kegelisahan nyata seorang pelaku sistem di dalam BEKAL Pemimpin, didukung oleh rekan-rekan sebagai konsultan dan pelatih sesuai dengan panggilan masing-masing.

Prototipe inovasi sistemik itu terkait dengan topik perikanan dan pertanian berkelanjutan, pengelolaan hutan lestari, pendidikan ekologi, ekowisata, ekonomi hijau, dan jurnalisme solusi untuk kedaulatan pangan. Prototipe juga bukan hanya ‘training ground’’, tetapi juga laboratorium untuk menghadirkan solusi pengelolaan sumber daya alam yang diusung bersama para pelaku sistem lintas sektor.

Berikut adalah 1 prototipe-prototipe yang tercipta:

  1. Gorontalo Green School

Menumbuhkan kesadaran kelestarian lingkungan di pondok pesantren di Gorontalo melalui modul pembelajaran pendidikan lingkungan, peningkatan kapasitas tenaga pendidik, serta demonstration plot untuk pertanian yang berkelanjutan dan berkearifan lokal.

  1. Konservasi Membumi

Menciptakan kemandirian ekonomi untuk peningkatan kualitas hidup, serta ketahanan terhadap perubahan iklim melalui konservasi keragaman hayati, optimalisasi pemanfaatan dan pengelolaan hasil hutan dengan skema perdagangan unit karbon pada kelompok masyarakat di Desa Batampang, Kalimantan Tengah.

  1. Baby Shark

Membangun kesadaran serta transparansi kolektif dalam sistem perikanan tangkap hiu skala kecil untuk menciptakan tata kelola perikanan yang berkelanjutan dan berkearifan lokal demi meningkatkan kesejahteraan kelompok nelayan di Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara.

  1. Finbargo

Mewujudkan kesadaran pangan lestari melalui pembuatan pangkalan data mengenai sistem kedaulatan pangan dari berbagai komunitas adat melalui model praktik terbaik sistem pengelolaan pangan berkelanjutan dan berkearifan lokal, untuk membangun pembelajaran praktik sistem pangan lestari di Indonesia.

  1. Perahu

Menciptakan nelayan skala kecil yang mandiri secara ekonomi dan berdaya saing global melalui penguatan tata kelola perikanan berkelanjutan serta peningkatan kapasitas literasi finansial untuk kesejahteraan komunitas nelayan di Demak dan Semarang, Jawa Tengah.

  1. Magis Hutan Purba

Penguatan kelembagaan, sistem tata kelola, serta optimalisasi pemanfaatan hasil hutan yang berkelanjutan dan berkearifan lokal dalam menjaga kelestarian Hutan Purba Ranjuri untuk kesejahteraan masyarakat di Desa Beka, Sigi, Sulawesi Tengah.

  1. Blindspot Greenswans

Membangun kolaborasi para pemangku kepentingan dengan kesadaran daya dukung lingkungan dalam memanfaatkan sumber daya alam untuk menciptakan model bisnis lestari yang berkelanjutan dan berkearifan lokal.

  1. Nagari Wanatani

Menguatkan tata kelola kehutanan dalam menciptakan sistem agribisnis yang berkelanjutan dan berkearifan lokal untuk menjaga ekosistem hutan sekaligus meningkatkan kesejahteraan kelompok usaha perhutanan sosial di Agam, Sumatera Barat.

  1. Cinta Papua

Membangun desa ekowisata melalui pemanfaatan hasil hutan bukan kayu secara lestari dan berkearifan lokal untuk menjadi sumber ekonomi mandiri yang berkelanjutan di Desa Rimba Jaya, Biak Numfor, Papua.

  1. Mamimpin L’Bajo

Mewujudkan generasi muda Labuan Bajo yang memiliki kepedulian dan kecintaan mengenai kekayaan keragaman hayati di kawasan Taman Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur melalui peningkatan kapasitas tenaga pendidik untuk implementasi kurikulum konservasi serta modul ajar lokal.

Perayaan kelulusan ini bukanlah akhir dari perjalanan para peserta, melainkan awal dari babak baru dalam mewujudkan visi mereka untuk mengelola sumber daya alam di Indonesia secara lebih berkelanjutan, berkeadilan, dan berlandaskan pada kearifan lokal. Acara ini juga akan menjadi kesempatan untuk mendengarkan sambutan dari para pemangku kepentingan dari pemerintahan, UID, dan The David and Lucile Packard Foundation. (sur)

ARTIKEL TERKAIT

TERBARU