26 April 2024
HomeBeritaKesraPerubahan Interaksi Sosial di Era Digital Rawan Hoaks hingga Ujaran Kebencian

Perubahan Interaksi Sosial di Era Digital Rawan Hoaks hingga Ujaran Kebencian

SHNet, Jakarta- Perubahan media komunikasi yang digunakan masyarakat Indonesia tidak terlepas dari perubahan teknologi komunikasi yang pesat. Tantangan menghadapi era digital adalah terbukanya akses informasi dan prosesnya cepat.

Kepala Bidang Kemitraan Siberkreasi, Ari Budi Wibowo mengungkapkan ada perubahan interaksi sosial di era digital yang seharusnya bisa sejalan dengan nilai hidup Pancasila dan Bhineka Tungga Ika.

“Netizen kita cukup ganas, bahwa kita sendiri kadang tidak sadar saat berkomentar negatif,” ujar Ari saat berbicara dalam Webinar Literasi Digital di Kota Ciamis, Jawa Barat.

Ada fakta bahwa rata-rata warga negara Indonesia menghabiskan waktu di media sosial 3 jam 14 menit. Data terbaru juga mengungkap, ternyata dari 274 juta lebih penduduk Indonesia saat ini sebanyak 170 juta yang aktif. Di tahun ini saja jumlah 61,8% pengguna media sosial.

“Sedihnya Indonesia berada di 10 besar negara yang kecanduan media sosial. Indonesia berada di peringkat 9, ini data yang baru saja dirilis,” kata Ari lagi.

Dia pun mengungkapkan di dunia digital yang semakin cepat ini, Indonesia sebagai negara yang multicultural dengan berbagai macam agama, suku bangsa, bahasa, harus kembali menerapkan toleransi dan budaya sesuai semangat Pancasila dan Bhineka Tungga Ika.

“Hoax yang terjadi, cyber crime, ujaran kebencian yang terjadi bisa terjadi karena kita tak berbudaya. Alangkah baiknya kita menciptakan konten yang positif, karena kita paham bahwa di era digital tidak ada jarak lagi,” tutur Ari lagi.

Meski begitu, menurut Ari perubahan interaksi sosial di era digital tetap bisa disikapi dengan positif oleh para milenials. Di mana, mereka bisa berperan dalam mendukung literasi digital melalui produksi konten-konten positif. (Stevani Elisabeth)

ARTIKEL TERKAIT

TERBARU