24 June 2025
HomeBeritaSekjen DIO: Radikalisme dan Terorisme Wujud Pengingkaran atas Karakter dan Jatidiri Bangsa

Sekjen DIO: Radikalisme dan Terorisme Wujud Pengingkaran atas Karakter dan Jatidiri Bangsa

JAKARTA, SHNnet – Sekretaris Jenderal Dayak International Organization (DIO) Dr Yulius Yohanes, M.Si, mengatakan, penanganan radikalisme yang selalu berkolerasi dengan terorisme di Indonesia, merupakan tanggungjawab kita semua segenap komponen bangsa.

“Kalau masih ada anggapan radikalisme dan terorisme di Indonesia, identik dengan kelompok Islam garis keras, itu, sangat keliru. Kita mesti akui, radikalisme itu, sudah berada pada semua lini kehidupan di Indonesia,” kata Yulius Yohanes, Senin, 3 Januari 2022.

Dikatakan Yulius Yohanes, Pemerintah Republik Indonesia, sudah sangat serius di dalam mengikis habis paham radikalisme di Indonesia, melalui Program Nawacita, yaitu berdaulat secara politik, mandiri secara ekonomi dan berkarakter secara budaya.

Pemerintah kemudian, menerbitkan, Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017, tentang: Pemajuan Kebudayaan. Dimana ditegaskan, setiap warga Indonesia, harus berkarakter dan berjatidiri sesuai kebudayaan asli Indonesia.

Menurut Yulius Yohanes, aksi radikalisme dan terorisme terjadi, karena terjadi pengingkaran terhadap karakter dan jatidiri Bangsa.

“Pengingkaran terhadap hakekat  kebudayaan asli Indonesia yang dalam aplikasinya, kaya akan substansi keharmonisan, perdamaian, cinta kasih, menghargai kemanusiaan, keberagaman, keseimbangan hidup dengan alam, mengutamakan kearifan, kebijaksanaan, toleransi dan sejenisnya,” ujar Yulius Yohanes.

Jadi, dengan mencintai dan merawat kebudayaan asli berbagai suku bangsa di Indonesia, dimana ada sistem religi di dalamnya, sebagai wujud nyata pengalaman ideologi Pancasila.

Karena ideologi Pancasila dilahirkan dari kebudayaan asli berbagai suku bangsa di Indonesia.

“Dengan demikian, menghargai dan merawat kebudayaan asli berbagai suku bangsa di Indonesia, sebagai salah satu wujud nyata pengamalan ideologi Pancasila, sehingga terhindar dari paham radikalisme dan terorisme,” kata Yulius Yohanes. *

 

ARTIKEL TERKAIT

TERBARU