SHNet,Depok-Beragam cara dapat dilakukan untuk menghormati, sekaligus menghargai jasa mereka yang telah ikut berjuang bagi negeri ini. Salah satunya dengan memberikan penghargaan, itu pun dengan cara yang unik dan malah menyentuh.
Adalah Studi Klub Sejarah (SKS) Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UI Depok yang pada Kamis (3/11/2022) mengundang langsung para veteran, khususnya yang ikut dalam Operasi Seroja di Timor Leste (dulu Timor Timur ) pertengahan tahun 1970-an untuk hadir dan berdialog dengan mahasiswa Prodi Sejarah yang tergabung dalam SKS.
Dengan seragam Veteran yang penuh wibawa, para veteran yang datang ke Kampus FIB UI adalah:
- Marsekal Muda TNI (Purn) Sri Budjono, SE ( Ketua Mada LVRI DKI Jakarta
- Mayor (Purn) Guriyatno (Anggota LVRI DKI Jakarta)
- Idris Ilomani (Anggota LVRI DKI Jakarta)
- Kolonel (Purn) Dr. Sujudiman Soleh, SE,. MBA, MM (Wakil Ketua LVRI DKI Jakarta)
- Suyatno (Veteran- yang kebtulan cucunya, Zalfaa juga mahasiswa Sejarah FIB).
Kegembiraan nampak di raut wajah para veteran begitu memasuki aula yang dipenuhi mahasiswa. Cuaca dingin dan hujan yang terus turun tidak mengurangi kehangatan berbagi kisah dan dialog yang cukup komunikatif. Bahkan mereka menyediakan diri untuk bercerita dalam format wawancara ataupun untuk keperluan penulisan sejarah di lain waktu. Gali “Ayoo mumpung kamo masih ada dan masih sehat, silakan gali pengalaman kami,” ajak Marsekal Muda TNI (Purn) Sri Budjono, SE.
Mayor (Purn) Guriyatno (Anggota LVRI DKI Jakarta) dengan runtut menceritakan pengalamannya diterjunkan di Operasi Seroja. Pria yang masih terlihat gagah dan masih aktif dalam kegiatan yang terkait terjun payung ini pun menceritakan awal penerjunan di Timor Leste hingga beberapa kali diperintahkan balik lagi ke Timor Leste.
“Saya masih ingat, pertama diterjunkan tanggal 10 Desember 1975, sebelumnya tanggal 7 Desember sudah ada penerjunan di sana, tapi banyak jatuh korban. Karena itu pada 10 Desember situasinya jauh lebih aman. Tujuan kita merebut pangkalan udara, tapi waktu itu banyak hambatan, rintangan drum-drum dan sebagainya cukup menghalangi kita, termasuk ancaman dari Fretilin. Akhirnya pada 1976 Fretilin menyerah dan Timor Leste jadi provinsi ke -26 RI,” ujar Guriyatno yang kini masih menjadi Ketua Wasit Terjun Payung Nasional dan juga internasional.
Kisah tak kalah menarik diceritakan Anggota LVRI DKI Jakarta, Idris Ilomani. Meski bukan tentara, tapi anggota Resimen Mahajaya ini akhirnya diakui sebagai veteran, karena keterlibatannya ikut dalam perjuangan di Timor Leste.

Apresiasi untuk Veteran
Dalam sambutan pembukaan acara, Ketua Prodi Sejarah FIB UI, Dr. Didik Pradjoko, mengatakan pihaknya sangat memberikan penghargaan dan apresiasi kepada para veteran yang hadir di kampus FIB. Begitu juga kepada mahasiswa yang aktif di SKS, karena perhatian dan kepeduliannya kepada para veteran.
“Acara ini bukan saja merupakan proses komunikasi dan pembelajaran antargenerasi, tetapi yang terpenting,enerasi muda memberi pengakuan dna penghargaan pada para veteran,” ujar Pradjoko sambal menambahkan, cerita para veteran merupakan sumber sejarah lisan yang sangat penting bagi penulisan sejarah.
Sebaliknya, Marsekal Muda TNI (Purn) Sri Budjono, SE menjelang akhir acara juga memberikan ucapan terima kasih dan penghargaan kepada seluruh jajaran mahasiswa dan dosen Sejarah FIB yang menggelar acara ini. “Ini bagian tugas kami melakukan sosialisasi nilai-nilai kejuangan kepada generasi muda dengan cara yang menarik,” katanya.
Wakil mahasiswa berprestasi, Reinhard tampil juga dalam forum ini dan menceritakan betapa pentingnya sumber penulisan sejarah dari para pelaku, dalam kaitan ini para veteran. Sebab menurutnya, tidak semua dokumen sejarah yang selama ini dianggap primer itu sesuai dengan fakta. “Jadi sumber lisan dari pelaku jug amat penting,” katanya.
Tidak melulu diskusi dan curah pendapat, acara SKS ini juga diisi dengan penampilan musik dari divisi seni SKS. Hadirin pun terhibur. (sur)

