SHNet, Jakarta– Perpustakaan Nasional (Perpusnas) tahun 2023 menargetkan 300-500 masyarakat desa memperoleh manfaat lewat Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS).
“Sejak tahun 2018 sampai dengan saat ini ada 2 juta masyarakat desa
yang memperoleh manfaat dari TPBIS, sehingga memiliki usaha-usaha baru. Tahun ini, target kami, ada 300-500 masyarakat desa yang memperoleh manfaat dari TPBIS,” ujar Deputi
Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Perpusnas Adin Bondar dalam jumpa pers jelang Malam Gemilang Perpustakaan 2023, di Jakarta, Jumat (6/10/2023).
Menurutnya, perpustakaan merupakan “universitas rakyat” yang menjangkau semua lapisan usia. Perpusnas terus mendorong agar TPBIS bisa ekspansi di 80.000 desa di Indonesia.
TPBIS berbasis ilmu-ilmu terapan seperti kedaulatan pangan, seni budaya, Wastra Nusantara dan masih banyak lagi.
Sementara itu, Kepala Pusat Jasa Informasi Perpustakaan dan Pengelolaan Naskah Nusantara (Pujasintara) Agus Sutoyo menyampaikan perpustakaan saat ini bersifat inklusif, dimana setiap masyarakat dapat memanfaatkan perpustakaan yang diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan.
“Konsep ini memiliki kaitan langsung dengan peran penting perpustakaan dalam inklusi sosial. Koleksi perpustakaan, harus dapat diterapkan dan diubah menjadi ilmu terapan yang bermanfaat bagi masyarakat,” ungkapnya.
Dikatakan, keberhasilan TPBIS terletak pada kemampuannya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memproduksi barang dan jasa.
“Tiap tahun, program ini terus dikembangkan dengan menggali potensi dari perpustakaan, bukan hanya dalam produksi pangan, peternakan, atau perikanan, tetapi juga dalam bidang seni dan budaya yang dapat menjadi sumber daya penting bagi kemajuan Indonesia,” katanya.
Gemilang Perpustakaan 2023 merupakan bentuk apresiasi tertinggi yang disematkan kepada individu atau pihak-pihak yang telah menunjukkan dedikasi tinggi pada pendayagunaan perpustakaan dan literasi di Tanah Air.
Hal ini diberikan dalam penghargaan Nugra Jasa Dharma Pustaloka 2023. Nugra Jasa Dharma Pustaloka merupakan apresiasi tertinggi dari pemerintah melalui Perpustakaan Nasional RI (Perpusnas) kepada masyarakat baik perorangan, kelompok dan lembaga yang berhasil meningkatkan literasi dan kegemaran membaca secara aktif, efektif, dan inovatif melalui pendayagunaan perpustakaan.
Para peraih penghargaan dari delapan kategori Nugra Jasa Dharma Pustaloka 2023 akan diberikan secara khusus pada malam Gemilang Perpustakaan di Grha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, pada Rabu (11/10/2023).
Nugra Jasa Dharma Pustaloka diberikan kepada peraih kategori Pejabat Publik, Masyarakat, Pegiat Literasi, Media Massa, Jurnalis, Pelestari Naskah Kuno, Buku (Pustaka) Terbaik, dan Lifetime Achievement.
Gemilang Perpustakaan 2023 akan dihadiri sejumlah menteri/kepala lembaga, Gubernur, Bupati, Wali Kota, mitra kerja Komisi X DPR RI, asosiasi profesi, pustakawan, para pegiat literasi daerah, Duta Baca Indonesia (DBI), kepala dinas perpustakaan daerah, forum-forum perpustakaan, civitas akademika, serta masyarakat.
Deputi Adin mengatakan penghargaan Nugra Jasa Dharma Pustaloka bukan sekadar seremoni. Apresiasi dari Perpusnas ini merupakan pelaksanaan Undang-Undang Dasar 1945 yang mengamanatkan salah satu tujuan negara adalah mencerdaskan anak bangsa.
“Pemerintah wajib memberikan penghargaan gerakan pembudayaan kegemaran membaca kepada individu, kelompok, ataupun lembaga yang telah berhasil meningkatkan kebiasaan membaca di masyarakat melalui pendayagunaan perpustakaan,” ujarnya.
Berkonsep edutainment, Gemilang Perpustakaan 2023 mengantongi tema “Perpustakaan Gemilang, Literasi Melaju, Indonesia Maju”.
Disebutkan bahwa tema ini mencerminkan semangat transformasi perpustakaan membangun literasi negeri dengan inklusivitas layanan perpustakaan sehingga tercipta kualitas masyarakat Indonesia yang mandiri, kreatif, dan berinovasi.
“Perpustakaan berperan dalam meningkatkan literasi manusia melalui transformasi perpustakaan,” tambahnya.
Transformasi perpustakaan yang dihadirkan tidak hanya berupa aktivitas layanan digital, seperti BintangPusnas, e-Resources, Indonesia One Search (iOS), iPusnas, Khastara, hingga Pojok Baca Digital (POCADI), tetapi juga dalam program inkubator kewirausahaan masyarakat melalui transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial (TPBIS). (Stevani Elisabeth)