25 January 2025
HomeBeritaYan Mandari, Kepala Mossad di Indonesia Punya Kebun di Jawa Barat

Yan Mandari, Kepala Mossad di Indonesia Punya Kebun di Jawa Barat

JAKARTA, SHNet – Yan Mandari (sekarang sudah meninggal dunia), adalah figure agen Ha-Mossad le-Modiin ule-Tafkidim Meyuhadim (Mossad), dinas rahasia Israel, pernah bertugas cukup lama di Indonesia.

Mossad salah satu entitas utama dalam Komunitas Intelijen Israel, bersama dengan Aman dan Shin Bet. Mossad bertanggung jawab untuk intelijen, misi penyamaran, dan kontra teroris.

Yan Mandiri selama hidupnya, dikenal sebagai sahabat dekat KH. Abdurahman Wahid, Presiden Indonesia, 1999 – 2001.

Faisal Assegaf dalam Albalad.co, Rabu, 12 Januari 2022, mengatakan, Yan Mandari, Kepala Mossad di Indonesia, pernah cerita memiliki kebun jeruk di wilayah Provinsi Jawa Barat, dengan mendatangkan bibit langsung dari Israel.

“Faisal, saya punya perkebunan jeruk di Jawa Barat dengan bibit jeruk dari Israel,” tulis Faisal Assegaf mengutip pernyataan Yan Mandari, dalam albalad.com, Rabu, 12 Januari 2022.

Tapi hingga Yan Mandari meninggal dunia di Rumah Sakit Carolus, Jakarta, dan dikuburkan di pemakaman elite di Karawang, Provinsi Jawa Barat, tidak pernah kesampaian untuk mengajak Faisal Assegaf mengunjungi perkebunan jeruk itu.

Israel memang dikenal memiliki teknologi pertanian nomor wahid di dunia. Mulai dari irigasi tetes hingga bibit tahan hama, beragam inovasi negara Israel mampu membantu negara-negara berkembang mewujudkan ketahanan pangan mereka.

Apalagi di tengah perubahan iklim mengancam peradaban manusia, beragam solusi cerdas untuk pertanian lebih efisien, sumber nutrisi alternatif bagi tanaman, pengemasan dan penyimpanan makanan lebih aman, sangat dibutuhkan dunia.

Isu pertanian inilah – menurut perintis hubungan dagang Indonesia-Israel, Steve Stein, meninggal lantaran stroke awal Desember 2021 – memicu empat negara Arab pada 2020 membuka hubungan diplomatik dengan Israel.

Di akhir tahun 2021 pula, terjadi pembicaraan tentang normalisasi antara Indonesia dengan negara Bintang Daud ini dalam konteks hubungan ekonomi terbuka.

“Kalau saja normalisasi itu terwujud, di tahap awal akan ada investasi di sektor pertanian senilai US$ 2 miliar,” kata Stein kepada Albalad.co.

Nilai US$2 miliar, setara dengan Rp2,8 triliun.

Indonesia memang sangat potensial untuk memajukan dunia pertanian. Lahannya sangat luas dan subur. Selain dapat menciptakan ketahanan pangan di dalam negeri, keseriusan menggarap sektor pertanian ini menjadi sumber pasokan pangan bagi negara-negara Arab dengan wilayah gurun.

Dan Israel punya modal teknologi untuk mengembangkan bidang pertanian Indonesia menjadi lebih efektif dan efisien, sehingga menghasilkan produk lebih berkualitas.

Karena itulah, pertanian menjadi pintu masuk dalam proyek normalisasi Indonesia-Israel memang disokong Amerika Serikat.*

Sumber: albalad.co

ARTIKEL TERKAIT

TERBARU