7 December 2024
HomeBerita100 Tahun A. A. Navis: Merayakan Warisan Sastra dan Pemikiran Bangsa

100 Tahun A. A. Navis: Merayakan Warisan Sastra dan Pemikiran Bangsa

SHNet,Jakarta—Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) menggelar seminar nasional dan peluncuran buku Seratus Tahun A. A. Navis: Kajian Kritis, Pemikiran, dan Visi Budaya di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Kamis (28/11/2024). Kegiatan ini sekaligus menjadi puncak dari rangkaian peringatan 100 Tahun A. A. Navis

Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, E. Aminudin Aziz, menyampaikan, “Kita menyaksikan semarak dan komitmen dari semua pihak untuk merayakan hari penting terkait dengan kesastraan Indonesia yang diwakili oleh karya-karya A. A. Navis.”

Karya sastra, menurut Aminudin, bukan hanya tentang menulis, namun refleksi atas masalah dan peradaban bangsa. Untuk itu, agenda pengembangan sastra melalui Kemendikdasmen telah memasuki babak baru, dibuktikan dengan terobosan program-program yang telah dan akan dicanangkan. Salah satunya adalah program Residensi Sastrawan yang akan dilaksanakan mulai tahun 2025.

Residensi Sastrawan adalah program yang mempertemukan sastrawan-sastrawan Indonesia untuk dapat bermitra dengan para sastrawan di luar negeri yang sudah memiliki reputasi baik. “Oleh karena itu, saya berharap para sastrawan yang aktif menulis agar memanfaatkan peluang ini dengan sebaik mungkin,” ucap Aminudin.

Ketua Harian Komisi Indonesia untuk UNESCO, Itje Chodidjah, memandang perayaan ini sebagai wujud penghormatan bagi seorang tokoh besar sastra Indonesia, yang tidak hanya memberi warna pada dunia sastra tanah air, namun juga mendapat pengakuan Internasional melalui penetapan hari lahirnya sebagai perayaan oleh UNESCO.

“A. A. Navis adalah sosok luar biasa dalam sejarah sastra dan budaya Indonesia. Dengan karya-karyanya, ia mengajak kita berpikir kritis terhadap kondisi masyarakat dan merefleksikan nilai-nilai moral yang mendasari kehidupan kita. Kritik sosial yang masih relevan hingga hari ini menjadi pengingat bahwa sastra bisa menjadi kekuatan transformatif bagi masyarakat,” ujar Itje.

Mercusuar Yang Menerangi Peradaban

Senada dengan itu, Sekretaris Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Hafidz Muksin, menyampaikan, “Dalam perjalanan panjang sastra Indonesia, karya A. A. Navis telah menjadi mercusuar yang menerangi peradaban kata-kata di Indonesia.”

Lebih lanjut, Hafidz pun menguraikan bahwa sejak penetapan UNESCO tersebut, gerakan perayaan A. A. Navis dimulai di Indonesia. Sepanjang tahun 2024, beragam acara seperti bedah buku, pojok A. A. Navis, pembacaan puisi karya A. A. Navis, diskusi sastra, hingga pementasan teater telah terlaksana di berbagai wilayah di Indonesia.

“Kami mencatat antuasiasme luar biasa dari masyarakat, akademisi, pelajar, berbagai komunitas, pegiat literasi, di berbagai provinsi yang diselenggarakan. Semoga semangat A. A. Navis dalam berkarya dan membangun kesadaran melalui sastra dapat terus hidup bersama kita,” pungkas Hafidz.

Turut hadir dalam kegiatan di antaranya Anggota Komisi X DPR RI yakni sejarawan Bonnie Triyana yang juga membacakan puisi tentang AA Navis; unsur Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah; Unsur Perpustakaan Nasional; Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO; Ketua Umum Himpunan Sarjana Kesusastraan Indonesia; Dharma Wanita Persatuan Kemendikdasmen; perwakilan keluarga A. A. Navis; serta kurator dan sastrawan Indonesia.

Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, E. Aminudin Aziz ketika memberikan sambutan pembukaan Puncak Peringatan 100 Tahun AA. Navis

Diskusi Bahas Karya AA Navis

Dalam puncak peringatan 100 Tahun AA Navis ini, juga digelar diskusi sehari yang dibagi dalam tiga sesi dan menghadirkan sastrawan, pakar, dan pengamat sastra yang menyoroti kary-karya AA Navis, dan juga membedah siapa sesungguhnya AA Navis ini.

sesi pertama yang dipandu  Moderator: Dr. Ari Ambarwati, M.Pd. menghadirkan Prof. Dr. Faruk, S.U. tentang Siapakah Gerangan Tuan: Soal Globalitas dan Lokalitas dalam Perspektif BudayaMinangkabau, lalu Dr. Ratun Untoro, M.Hum mengenai Analisis Multimodal Cerpen “Robohnya Surau Kami” Karya A.A. Navis” dan Prof. Dr. Setya Yuwana Sudikan, M.A. A.A. Navis Navis sebagai Guru (-Kehidupan) Bangsa.

Pada sesi kedua, tampil  Prof. Dr. I Nyoman Darma Putra, M.Litt. dengan bahasan Inspirasi Sastra Pariwisata: Warisan A.A. Navis lewat Buku Geo Sastra dan Seni Minangkabau, lalu  Prof. Dr. Novi Anoegrajekti, M.Hum. yang mengulas A.A. Navis: Menegosiasikan Dimensi Lokal dan Global serta Prof. Dr. Mohd. Harun, M.Pd. dengan focus Ali Akbar Navis Sastrawan Perkasa. Sesi ini dimoderatori oleh Sudartomo Macaryus, M.Hum.

Meski seharian penuh, mengikuti acara peringatan 100 Tahun A.A Navis ini tetap menarik, karena berbagai dimensi, termasuk sejumlah karya monumentalnya dibahas secara akademis dengan apik.

Sedangkan sesi terakhir yang tetap menarik hadiri menghadirkan  Dr. Sastri Sunarti, M.Hum dengan bahasan Membongkar Hiperrealitas dalam Cerpen A.A. Navis: ”Ganti Lapik” dan ”Man Rabbuka”Lalu  Dr. Suryadi tentang Binatang sebagai Simbol Kritik dalam Cerpen-cerpen Satiris A.A. Navis dan Dr. Ivan Adilla, M.Hum. situasi atau Ranah yang Melahirkan Pengarang: Habitus A.A. Navis. Sesi ketiga dan terakhir dipandu  Dr.Aprinus Salam,M.Hum. (sur)

ARTIKEL TERKAIT

TERBARU