18 January 2025
HomeBeritaKesra196.7 Juta Pengguna Internet Aktif di Indonesia Perlu Literasi Digital

196.7 Juta Pengguna Internet Aktif di Indonesia Perlu Literasi Digital

SHNet, Jakarta- Menurut data survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) tahun 2020 menyebutkan jumlah pengguna internet di Indonesia melonjak tinggi, lebih tinggi dari angka pertumbuhan penduduk. Saat ini dari sekitar 266 juta jiwa penduduk Indonesia, di antaranya terdapat 196 juta pengguna internet yang aktif. Jumlah tersebut diketahui meningkat sebanyak 8,9 persen dari tahun sebelumnya yaitu sebanyak 171 juta jiwa pengguna.

Presiden Joko Widodo dalam sambutannya saat meluncurkan Gerakan Nasional Literasi Digital mengungkapkan di antara pengguna internet di Indonesia yang semakin tinggi, saat ini kejahatan di ruang digital pun ikut mengkhawatirkan. “Tantangan di ruang digital semakin besar seperti konten-konten negatif, kejahatan penipuan daring, perjudian, eksploitasi seksual pada anak, ujaran kebencian, radikalisme berbasis digital,” ujar Presiden Joko Widodo.

Dalam Webinar Literasi Digital Jawa Barat I, di Kota Tasikmalaya, Senin (7/6), Muhammad Arifin, Kepala Bidang Komunikasi Publik Relawan TIK, mengungkapkan fenomena pengguna internet yang meningkat setiap tahunnya ini membuat konvergensi teknologi terjadi begitu cepat. Padahal sejak keberadaan internet di Indonesia, belum ada edukasi yang sifatnya massif dan menyeluruh untuk masyarakat.

Selain itu berdasarkan survey UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia diketahui hanya 0,001%. Hal ini artinya dari 1000 orang hanya satu orang yang membaca, fakta ini menurutnya bisa berdampak pada budaya dan bahasa.

“Ini menjadi kemerosotan kita, ada bahasa yang bergeser, karena kesiapan masyarakatnya dan minimnya minat baca orang Indonesia,” ujar Muhammad Arifin.

Sebabnya, perlu adanya edukasi terus-menerus penggunaan bahasa baik dan benar di dunia digital. Apalagi saat ini dengan penggunaan media sosial, ada banyak muncul istilah baru dan kata tidak baku menjadi sesuatu yang akhirnya dinilai lumrah. Makin banyak platform dan aplikasi digital bermunculan namun belum sebanding dengan literasi.

Prinsip dasar literasi bahasa sebagai sesuatu yang penting, diikuti juga dengan literasi komunikasi, dan etika yang menjadi cerminan seberapa jauh seseorang menguasai bahasa dan komunikasi. Sementara digital lambat laun akan menjadi keniscayaan lambat laun walau tidak dipelajari akan bisa menggunakannya.

“Kita harus meliterasi diri kita sendiri, memiliki perisai anti hoax etika saat berinteraksi. Dengan siapa, kepada siapa dan tujuannya apa. Bahasa menjadi ruh dari komunikasi kita, digital ini hanya medianya saja,” tuturnya.

Webinar Literasi Digital Jawa Barat I, di Kota Tasikmalaya merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siberkreasi. Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya digital skills, digital ethics, digital safety dan digital culture untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital. (Stevani Elisabeth)

 

ARTIKEL TERKAIT

TERBARU