Oleh : Juwaher Makatita
Definisi dari agrowisata sendiri adalah rangkaian kegiatan wisata yang memanfaatkan sektor pertanian atau peternakan sebagai objek utamanya, sehingga tentu saja pemandangan alam yang khas dengan kawasan pertanian serta beragam aktivitas terkait akan menjadi objek utama yang ditonjolkan.
Agrowisata adalah berwisata ke daerah pertanian yang dalam arti luas mencakup pertanian rakyat, perkebunan, peternakan, dan perikanan. Agrowisata adalah alternatif berpotensi dikembangkan di desa, dan kemudian batasan mengenai agrowisata adalah suatu jenis wisata yang menjadikan hasil pertanian, peternakan,perkebunan, dan perikanan sebagai daya tarik bagi pengunjung (Yoeti, 2009).
Perpaduan antara keindahan alam, kehidupan masyarakat pedesaan dan potensi peternakan, bilamana ditata secara baik dan ditangani secara serius dapat mengembangkan daya tarik wisata bagi satu daerah tujuan wisata. Agrowisata merupakan atraksi wisata yang memanfaatkan lahan pertanian dan peternakan sebagai daya tarik wisata dan aktivitas wisatawan.
Peternakan Kerbau Moa yang ada di Desa Werwaru menjadi salah satu desa dimana wisatawan bisa melakukan aktivitas memberi makan, memerah susu susu, dan meminum susu segar Kerbau Moa. Selama aktivitas tersebut dilakukan, wisatawan bisa berinteraksi langsung dengan peternak dan menggali informasi seputar kerbau Moa.
Perkembangan Desa werwaru sangat baik dibidang peternakan maupun di bidang pertanian. Di sisi lain, Desa Werwaru juga memiliki potensi di bidang pertanian, yaitu keunggulan spesifik lokal dengan menghasilkan salah satu jenis kacang tanah spesifik lokasi yang dikenal dengan nama Kacang Laga.
Keunggulan dari kacang ini yaitu mempunyai ukuran polong dan biji yang lebih besar bila dibandingkan dengan kacang tanah pada umumnya. Di Pulau Moa, kacang dengan polong besar ini hanya terdapat di Desa Werwaru dan ada juga terdapat di Pulau Leti. Kacang ini dapat dipanen setelah berumur 127-130 hst (Susanto, 2011).
Dalam bidang pariwisata sektor peternakan termasuk dalam jenis agrowisata. Potensi agrowisata Kerbau Moa di Maluku Barat Daya sangat cocok dikembangkan. Mengingat Kabupaten Maluku Barat Daya memiliki keunggulan serta kearifan ternak lokal dalam sektor peternakan.
Desa Werwaru adalah salah satu desa yang ada di pulau Moa kabupaten Maluku Barat Daya yang memiliki jumlah populasi ternak kerbau tebanyak. Sehingga Desa Werwaru mempunyai potensi yang sangat besar dalam bidang pertanian, perkebunan, dan peternakan, sehingga diharapkan dapat dikembangkan agar dapat memberikan manfaat bagi masyarakat Desa Werwaru itu sendiri, masyarakat sekitar dan pemerintah daerah.
Kerbau Moa atau yang dikenal dengan sebutan (Si Raja Lumpur Tak Berlumpur) yang merupakan Plasma Nutfah Daerah Maluku, tersebar di Kepulauan Leti, Moa, Lakor yang merupakan tiga pulau besar di wilayah Kecamatan Werwaru, Kabupaten Maluku Barat Daya.
Kerbau merupakan salah satu aset Nasional bidang peternakan yang ada di wilayah kabupaten Maluku Barat Daya sehingga memiliki potensi besar untuk dikembangkan. Kerbau Moa sebagai penghasil daging bagi konsumen umumnya belum begitu dibedakan dengan daging sapi, juga merupakan salah satu potensi yang patut dipertimbangkan.
Kerbau memiliki beberapa peranan utama secara nasional yaitu sebagai penghasil daging yang mendukung program pemerintah dalam hal swasembada daging selain daging sapi, sebagai ternak kerja, penghasil susu dan pupuk.
Melihat perkembangan potensi agrowisata yang dimiliki oleh Desa Werwaru, perlu adanya Upaya pengembangan agro wisata pedesaan yang memanfaatkan potensi peternakan maupun pertanian, dan melibatkan masyarakat pedesaan, dapat berfungsi sebagai pemberdayaan masyarakat selaras dengan pemberdayaan masyarakat berbasis pariwisata (community based tourism).
Dengan berkembangnya agrowisata di suatu daerah tujuan wisata akan memberikan manfaat untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dan pemerintah daerah. Pengelolaan kawasan agrowisata di desa Werwaru perlu dilakukan dengan baik dan matang. Hal ini ditujukan agar pengembangan kawasan agrowisata dapat memberikan manfaat yang maksimal.
Adapun beberapa manfaat yang diperoleh dari pengembangan agrowisata adalah:
Pertama, Konservasi lingkungan. Pengembangan dan pengelolaan agrowisata harus menyatu dengan lingkungan alamnya, memperhatikan kelestarian lingkungan dan pengembangan tidak merugikan lingkungan. Nilai-nilai konservasi yang ditekankan pada keseimbangan ekosistem dan daya dukung lingkungan dapat memberikan dorongan bagi setiap orang, untuk senantiasa memperhitungkan masa depan dan pembangunan berkelanjutan.
Potensi Agrowisata yang terdapat pada Desa Werwaru dapat mendorong promosi yang dimilikinya seperti komoditi peternakan yaitu Kerbau Moa, Susu Kerbau dan komoditi pertanian seperti Kacang Logo dan hasil pertanian lainnya.
Kedua, meningkatkan nilai estetika dan keindahan alam. Lingkungan alam yang indah, menimbulkan nilai estetika yang dapat diperoleh dari flora, fauna. Salah satu pemandangan alam yang indah yang ada disekitar kawasan agrowisata Desa Werwaru yaitu Gunung Kerbau yang merupakan salah destinasi wisata unggulan serta Ikon wisata di kabupaten Maluku Barat Daya.
Kawasan sekitar gunung Kerbau terdapat sabana dan dipenuhi rumput kering berwarna coklat kemerahan seperti di dataran Afrika, sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan.
Ketiga, memberikan nilai rekreasi. Sebagai tempat rekreasi, pengelola agrowisata dapat mengembangkan fasilitas lainnya untuk menunjang kebutuhan wisatawan. Perpaduan kegiatan rekreasi yang ada pada desa Werwaru yaitu dengan pemanfaatan ternak kuda sebagai alat transporati dan ternak kerbau sebagai ternak sehingga dapat dikembangkan menjadi nilai ekonomis untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitarnya.
Keempat, Meningkatkan kegiatan ilmiah dan pengembangan ilmu pengetahuan. Agrowisata mendorong orang untuk menambah ilmu pengetahuan yang bernilai ilmiah. Pengelola agrowisata dapat menyediakan fasilitas untuk penelitian. Potensi desa Werwaru sendiri merupakan salah satu desa yang dijadikan desa sampel untuk para peneliti dalam mengembangakan ilmu pengetahuan karena memiliki jumlah populaisi ternak kerbau terbanyak dikabupaten Maluku Barat Daya dan mempunyai keunikan tersenidiri.
Keuntungan dari pengembangan agrowisata bagi petani lokal dapat dirinci sebagai berikut (Lobo dkk, 1999):
Pertama, Agrotourism dapat memunculkan peluang bagi petani lokal untuk meningkatkan pendapatan dan meningkatkan taraf hidup serta kelangsungan operasi mereka
Kedua, Menjadi sarana yang baik untuk mendidik orang banyak/masyarakat tentang pentingnya pertanian dan kontribusinya untuk perekoniman secara luas dan meningkatkan mutu hidup
Ketiga, Mengurangi arus urbanisasi ke perkotaan karena masyarakat telah mampu mendapatkan pendapatan yang layak dari usahanya di desa (agrotourism)
Keempat, Agrotourism dapat menjadi media promosi untuk produk lokal, dan membantu perkembangan regional dalam memasarkan usaha dan menciptakan nilai tambah dan merangsang kegiatan ekonomi dan memberikan manfaat kepada masyarakat di daerah dimana agrotourism dikembangkan.
Sedangkan manfaat agrowisata bagi wisatawan menurut Rilla (1999) adalah:
a) Menjalin hubungan kekeluargaan dengan petani atau masyarakat lokal.
b) Meningkatkan kesehatan dan kesegaran tubuh
c) Beristirahat dan menghilangkan kejenuhan
d) Mendapatkan petualangan yang mengagumkan
e) Mendapatkan makanan yang benar-benar alami (organic food)
f) Mendapatkan suasana yang benar-benar berbeda
g) Biaya yang murah karena agrowisata relatif lebih murah dari wisata yang lainnya.
Penulis, Juwaher Makatita, Dosen Peternakan, Universitas Pattimura, Ambon.