8 December 2023
HomeBeritaBenny Susetyo: Demokrasi yang Baik Membawa Kesejahteraan

Benny Susetyo: Demokrasi yang Baik Membawa Kesejahteraan

JAKARTA—Staf Khusus Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila yang juga adalah pakar komunikasi publik, Antonius Benny Susetyo, menyatakan bahwa pengamalan demokrasi yang baik akan menciptakan transparansi yang membawa kesejahteraan bagi masyarakat.

Hal ini dikemukakan dalam seri video ‘Jalan Julid Bosque Bersama Om Ben’ dengan judul ‘PENUNDAAN PEMILU 2024, HANYA ILUSI?’ yang diluncurkan di kanal Youtube Rumah Kebudayaan Nusantara (RKN) Media, Jumat (25/03/2022).

Benny, sapaan akrabnya, menanggapi perihal isu penundaan pemilihan umum (pemilu) yang ditutup oleh DPR.

“Isu (penundaan pemilu) ini seksi. Partai politik kita sulit ditebak, dan selalu bermain ganda. Politik kita fleksibel, tergantung kompromi dan tawar menawar. Isu ini akan terus bergema sampai publik percaya, ada calon-calon presiden dari partai politik (parpol) tersebut. Sebelum itu, semua bisa berubah,” ujarnya.

Menghadapi pernyataan tentang factor-faktor penundaan pemilu yang dikemukakan, Benny menjawab bahwa factor-faktor tersebut tidak memiliki argumentasi dan dasar yang penting. Dia pun melanjutkan bahwa diskusi mengenai isu penundaan pemilu ataupun perubahan konstitusi adalah hal yang bisa terjadi.

“Ini semua tergantung power, yang terletak di anggota-anggota parlemen. Elit politiklah yang menentukan, karena itu suara mereka berbeda dengan publik, dan mereka dapat merekayasa suara publik untuk mendapatkan power: inilah seni perpolitikan,” jelasnya.

Menanggapi berita soal pertemuan Mahfud MD dengan KPU dan Bawaslu, Benny menyatakan pendapatnya.

“Pertemuan tersebut mau membahas dampak penundaan (pemilu) tersebut, tetapi karena publik kehilangan rasionalitas dan kepercayaannya, maka ada kecurigaan akan scenario penundaan pemilu. Padahal (penundaan pemilu) hanya sekedar wacana, bisa dibicarakan secara rasional,” tambahnya.

“Namun, jika ada niat-niat terstruktur, seperti untuk memperpanjang masa jabatan, ini jadi masalah. Harusnya dibuka ruang tentang berapa besar harapan publik terhadap penundaan pemilu tersebut. Bisa dilihat dari survei, publik menolak,” lanjutnya.

Melihat pada hasil survey tersebut, Benny mengemukakan pemikirannya.

“Ini permainan elit tertentu biar naik daya tawarnya ke publik, padahal jelas penundaan pemilu ini memiliki sisi negatif yang besar: dapat menimbulkan ketidakpastian, politik menjadi tidak stabil, dan malah mengancam perekonomian. Ini buruk bagi roda ekonomi, padahal isu ini hanya untuk membuat publik gaduh,” kata Benny.

Benny memberi pesan kepada publik dalam menanggapi isu penundaan pemilu ini.

“Isu ini tidak perlu direspon berlebihan. Harus dijadikan wacana saja, dan itu menunjukkan kematangan demokrasi. Terjadi tukar ide dan gagasan, untuk meraih efektivitas demokrasi. Dengan begitu, terjadi check and balance, yang membawa kepada kesejahteraan. Karena demokrasi yang efisien, ekonomi akan semakin naik, karena semakin jelas pemilik modal dan pembuat regulasi bertindak transparan.”

“Karena itu, bangun keseimbangan; kekuatan tidak hanya di elit politik saja. Kekuatan ada di masyarakat atau media, sehingga parpol tidak dominan dan politik tidak hanya satu arah saja,” tuturnya.(sp)

ARTIKEL TERKAIT

TERBARU