SHNet, Jakarta- Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan 1993-1998, Wardiman Djononegoro telah berjasa ‘menemukan’ dan mempublikasikan 14 surat-surat RA Kartini yang selama ini belum terungkap. Sebanyak 14 surat tersebut masuk dalam buku jilid 1 dari tetralogi buku tentang RA Kartini yang disusun dan diterjemahkan Wadiman.
“Sura-surat Kartini sebanyak 14 buah itu saya temukan dari riset di Tanah Air, khususnya di Arsip Nasional, bukan di Perpustakaan KTILV atau Koninklijk Instituut voor Taal Land en Volkenkunde di Leiden Belanda,” ungkap Wardiman saat bedah buku jilid I Kartini, Kumpulan Surat-surat 1899-1904 di Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa atau Badan Bahasa di Rawamangun, Jakarta Timur, Jumat (13/12/2024).
Wardiman yang terlihat sangat sehat di usia 90 tahun berharap, surat-surat lain Kartini bisa dikumpulkan dan bisa diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia dan diterbitkan agar pemahaman tentang pemikiran Kartin lebih utuh. Sebab, ungkap Wardiman diperkirakan Kartini menulis sebanyak 400 surat semasa hidupnya yang singkat sekitar 25 tahun (17 April 1879-17 September 1904).
Banyak pertanyaan yang diajukan kepadanya, kata Wardiman, mengapa diusia yang tidak muda lagi malah bersemangat menulis buku yang membutuhkan ketekunan luar biasa. Wardiman menjawab sendiri, bahwa pengalaman masa remaja di Surabaya yang di keluarganya akrab berbahasa Belanda, dia pernah membaca di perpustakaan kecil di Surabaya.Di sana ada buku yang ditulis Abendanon tentang Kartini, termasuk surat-suratnya. “Abendanon itu mantan pejabat Belanda yang sangat kagum pada Kartini.”
Pada 2014 kata Wardiman, terbit buku terjemahan tentang surat-surat Kartini sebanyak 160 buah dalam Bahasa Inggris oleh orang Belanda. “Ini yang mendorong saya tergugah untuk menterjemahkan dan mencari lagi surat-surat Kartini. Ini tidak terjadi kalau sejak 2010 saya hampir setiap tahun pergi ke Belanda dalam kaitan urusan UNESCO, dan saya selalu mampir ke Perpustakaan KTILV di Leiden,” katanya sambil menambahkan semua surat-surat Kartini diterjemahkan dari bahasa Belanda.
Memikat, Menggugah, dan Mengubah
Sementara penulis produktif yang karyanya banyak dialih wahanakan buku karyanya menjadi film, Asma Nadia mengatakan, buku tetralogi Wardiman tentang Kartini, sungguh luar biasa. Dari buku ini katanya, banyak hal, banyak dimensi yang bisa dipelajari dan diterapkan apa yang dilakukan dan dikemukakan Kartini dalam surat-suratnya.
“Buku tentang Kartini harus dihadirkan dan dikemas secara baik untuk transformasi perubahan masyarakat, khususnya kaum perempuan untuk membaca, menulis, belajar, dan meningkatkan keterampilan demi masa depannya lebih baik lagi,” kata Asma Nadia.
Menurut Asma Nadia, buku tetralogy karya Wardiman ini benar-benar memenuhi tiag unsur buku yang baik yaitu memenuhi daya pikat, karena begitu lengkap dan ada hal yang baru. Lalu kedua menggugah. Karena membaca lembaran-,lembaran surat dan juga biografi Kartini akan menggugah kita melakukan hal serupa.
Kemudian ketiga, mempunyai daya ubah. Kartini dnegan pemikirannya lewat surat-surat dan sikapnya dalam menanggapi situasi,telah mengubah masyarakat, utamanya kaum perempuan, bukan saja pada masanya tetapi jauh melampaui jaman hingga kini.
Kecakapan Literasi
Sedangkan Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemendikbud, E. Aminudin Aziz dalam smabutan singkatnya mengatakan, membaca Kartini sama dengan membaca kecakapan literasi masyarakat . Memang Kartini termasuk kalangan ningrat dan bukan orang kebanyakan, tapi temen-teman sejamannya juga telah mampu membaca dan menulis dalam Bahasa Belanda, karena pengaruh Kartini. Dengan kelebihan dan kelemahannya, Kartini menjadi figur berpengaruh.
“Membaca Kartini juga membaca cita-cita visionernya. Dari sini kita melihat visi emansipasi wanita dan visi lainnya yang memang melintasi jaman,” ujar E. Aminudin Aziz.
Dalam konteks historis, membaca Kartini kata E. Aminudin Aziz sama dengan membaca jaman yang sangat berbeda, jaman seabad silam lebih. “Jaman itu telah digambarkan dengan baik oleh Kartini, terutama soal wanita, keluarga, dan hubungan dengan pendidikan,” katanya. (sur)