22 May 2025
HomeBeritaIBI Ingatkan Defisiensi Zat Besi Dapat Sebabkan Gangguan Jantung, Otak dan Ginjal...

IBI Ingatkan Defisiensi Zat Besi Dapat Sebabkan Gangguan Jantung, Otak dan Ginjal Anak

SHNet, Jakarta-Kekurangan zat besi atau defisiensi zat besi pada anak dinilai harus segera diatasi. Sebab, defisiensi zat besi dapat mengganggu tumbuh kembang anak yang akan memberi dampak buruk lanjutan.

Ketua Umum Ikatan Bidan Indonesia (IBI), Dr. Ade Jubaedah, S.SiT, MM, MKM mengatakan salah satu permasalahan yang muncul akibat defisiensi zat besi adalah anemia. Dia menyebut, jika terus dibiarkan akan mengalami berbagai macam gangguan.

“Dampaknya kepada anak sangat berpengaruh kepada pertumbuhan dan perkembangannya,” kata Ade Jubaedah

Melansir laman hellosehat, Anemia akibat defisiensi zat besi jarang terdeteksi. Hal tersebut berbahaya karena dapat memunculkan penyakit serius seperti gangguan tumbuh kembang atau gangguan pada jantung, otak, dan ginjal.

Selain itu, defisiensi zat besi turut meningkatkan risiko penurunan sistem kekebalan tubuh pada anak. Ketika sistem kekebalan tubuh anak terganggu, akibatnya ia akan lebih mudah terserang penyakit.

Selain itu, defisiensi zat besi juga cenderung mudah lelah dan lesu. Sebab, tubuh membutuhkan asupan zat besi untuk memproduksi hemoglobin yang bertugas untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh. Akibatnya, tubuh anak pun jadi mudah lelah.

Guna mengatasi defisiensi zat besi, Ade mengatakan pihaknya terus melakukan edukasi. Salah satunya adalah edukasi gizi seimbang dan konsumsi makanan yang mengandung zat besi seperti makanan yang sudah terfortifikasi.

“Kita terus lakukan edukasi agar masyarakat memenuhi makanan bergizi yang sesuai dengan gizi seimbang,” tutur Ade.

Selain itu, dia menyebut kampanye defisiensi zat besi merupakan permasalahan yang rumit jika ditangani secara sepihak. Oleh karena itu, ia mendorong adanya kerja sama pentahelix atau lintas sektor yang mencakup pemerintah, akademisi, swasta, komunitas, dan media untuk dapat bekerja sama mengatasi defisiensi zat besi.

“Bukan hanya pemerintah tetapi juga mungkin sektor-sektor sektor swasta perlu untuk saling berkolaborasi Bagaimana upaya untuk mewujudkan generasi emas 2045,” ungkap Ade.

Senada, Dokter spesialis anak RSIA Bina Medika Bintaro, dr. Rizki Aryo Wicaksono, Sp.A, mengatakan anemia akibat kekurangan zat besi pada anak benar-benar harus diwaspadai. Sebab, kekurangan zat besi memiliki dampak negatif yang berbahaya dalam jangka pendek maupun panjang.

Dalam jangka pendek, sistem pertahanan tubuh tidak akan mudah terbentuk akibat sel darah merah yang tidak terdistribusi dengan baik. Dampak jangka panjangnya dapat membuat gagal tumbuh pada anak.

“Jangka panjangnya, karena kekurangan oksigen terus, nanti jadi gagal tumbuh. Organ-organnya tidak mendapatkan oksigen dan akhirnya menjadi gagal tumbuh,” kata dr. Rizki.

ARTIKEL TERKAIT

TERBARU