SHNet, Wina – “Berbeda dengan di Indonesia dimana masyarakat berbondong mudik dari Ibu Kota ke daerah asal masing-masing, di Austria KBRI Wina berupaya menghadirkan suasana kampung halaman ke Wina sehingga masyarakat Indonesia di Austria dan Slovenia berbondong dari daerahnya ke Ibu Kota Austria untuk saling bersilaturahmi dalam suasana Idul Fitri 1443 H.” ujar Dr. iur. Damos Dumoli Agusman, Duta Besar LBBP dan Wakil Tetap RI untuk Austria, Slovenia dan Organisasi Internasional di Wina saat diinterview ORF kantor berita Austria di sela kegiatan Sholat Idul Fitri di KBRI Wina, Senin (2/5/2022).
Setelah dua tahun lamanya warga muslim Indonesia di Austria dapat kembali melaksanakan sholat Idul Fitri berjamaah pada hari Senin, tanggal 2 Mei 2022. Momentum merayakan kemenangan di hari yang Fitri ini sudah lama dinanti oleh para warga Indonesia yang bermukim jauh dari keluarganya. Saat berbagi kebahagiaan dan sholat berjamaah yang lazim dilakukan tidak lagi diselenggarakan sejak awal pandemi Covid-19 di tahun 2020. Kali ini, para warga dapat kembali mengumandangkan takbir di halaman KBRI Wina, Austria.
Kegiatan ini terselenggara atas kerja sama KBRI Wina dengan Warga Pengajian Austria (Wapena) yang merupakan payung organisasi muslim Indonesia dan diaspora di Austria. Sejak bulan Maret, pemerintah Austria telah secara bertahap melakukan pelonggaran terkait kebijakannya untuk mengontrol pandemi antara lain dengan izin berkumpul dalam jumlah yang lebih banyak, relaksasi wajib penggunaan masker pada tempat terbuka dan mencabut aturan 3G (wajib bukti divaksin, dites dan dipulihkan) sebagai persyaratan untuk menghadiri suatu acara.
Relaksasi prokes tersebut dilakukan dengan pertimbangan jumlah kasus baru covid yang cenderung menurun dan jumlah pasien rawat inap yang relatif stabil pada batas hunian yang aman. Namun demikian mayoritas penduduk di Austria masih bertindak secara proporsional guna menjaga perkembangan pendemi yang positif ini.
Namun demikian pelaksaan ibadah tersebut dilakukan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat, dimana para jamaah juga diwajibkan untuk menunjukkan bukti 3G (bukti telah vaksin, dites negatif atau telah pulih Covid) dan cek suhu tubuh sebelum memasuki area sholat, melakukan wudhu dirumah masing-masing, membawa sajadah pribadi, dan setiap saat dihimbau untuk tetap mengenakan masker.
Sebagai Khatib dan Imam adalah salah satu ustadz dari Wapena, Ust. Andi Ahmad Junirsah, antara lain menyampaikan perlunya keseimbangan habluminallah dan habluminannas, serta pentingnya menerapkan nilai-nilai Ramadhan yang satu bulan ke 11 bulan lainnya dengan jiwa yang penuh kasih sayang. Ajakan juga disampaikan untuk memanfaatkan dan menghidupkan masjid baru yang kini telah dimiliki oleh Wapena sejak menjelang awal Ramadhan tahun 2022.
Usai sholat para jamaah dipersilahkan untuk langsung meninggalkan area tanpa melakukan kegiatan lainnya. Dubes/Watap RI beserta keluarga dan segenap staf KBRI/PTRI Wina turut hadir untuk menyapa dan mengucapkan selamat Idul Fitri 1443 H kepada jamaah yang hadir. Perwakilan Keluarga Kristen Indonesia di Austria (KKIA) juga turut hadir dan menyampaikan bingkisan dan kartu selamat Idul Fitri kepada Ketua Harian Wapena sebagai wujud dari suka cita yang dirasakan bersama di akhir bulan yang suci bagi umat Islam tersebut.
Kajian Agama Rutin
Selama bulan Ramadhan ini, KBRI Wina dengan Wapena rutin menyelenggarakan kegiatan kajian agama dan melakukan sholat tarawih bersama. Dalam rangkaian kajian agama yang dilakukan secara hybrid menghadirkan para narasumber tokoh agama yaitu Imam Shamsi Ali, Dr. Hidayat Nur Wahid, Dr. Didik Nur Haris, Dr. Agus Setiawan, Ust. Hartanto Saryono, Ust. Cahyadi Takariawan, Ust. M Jazir dan Asrul Putra Nanda.
Sesuatu yang khas pada pelaksanaan sholat Idul Fitri kali ini yaitu mendapatkan liputan khusus dari media setempat ORF.at yang juga meliputi tradisi kegiatan berbuka puasa keluarga muslim Indonesia di Austria. Saat mewawancari Duta Besar, media ORF terkesan dengan kehadiran Duta Besar Damos Agusman yang bukan muslim dalam acara silahturahmi ini.
Duta Besar menjelaskan bahwa di Indonesia tradisi saling memaafkan dalam suasana lebaran bukan lagi semata-mata milik umat Muslim melainkan telah menjadi budaya bangsa Indonesia. “Semua rakyat Indonesia dari berbagai agama merasa tidak asing dan bahkan menjadi bagian dari tradisi silaturahmi ini” tegas Duta Besar.(sur)