JAKARTA- Kudeta militer yang dipimpin Soeharto terhadap Presiden Soekarno pada tahun 1965 -1966 didukung penuh oleh Central Intelligence Agency (CIA) Amerika Serikat. Hal ini dikarena dukungan Presiden Soekarno pada perjuangan rakyat Vietnam yang dipimpin Ho Chi Minh melawan pendudukan Amerika Serikat di Vietnam. Demikian Hal ini disampaikan Sukmawati Soekarnoputri, putri Proklamator Kemerdekaan RI dalam wawancara di akun youtube https://youtu.be/QJOPdP_NVFM yang diunggah RKN dan dikutip SH.net di Jakarta, Jumat (8/10).
“Pada waktu itu di wilayah Asia ini samgat panas dengan adanya perang Vietnam melawan AS. Posisi Bung Karno sebagai.pejuang kemerdekaan jelas membela dan membantu negara-negara sahabatnya di negara Asia Afrika,” jelasnya.
Ia memaparkan, lewat konferensi Asia Afrika 1955 yang isinya negara-negara yang barusan merdeka dan belum merdeka membuat satu komunitas sendiri di luar Amerika dan Uni Soviet.
“Kepada yang belum merdeka pasti kita membantu kemerdekaan mereka. Vietnam yang mau bersatu dan merdeka saat itu mendapat dukungan kuat dari Indonesia. Bung Karno mendukung perjuangan rakyat Vietnam yang dipimpin Ho Chi Minh. Bung karno juga menentang Amerika yang berperang menjajah rakyat Vietnam,” jelasnya.
Tentu saja Amerika menurut sangat kuatir dengan dukungan Indonesia pada perlawanan rakyat Vietnam sehingga mendorong CIA untuk beroperasi menjatuhkan Presiden Soekarno Soekarno beberapa kali namun gagal karena rakyat Indonesia sangat mencintai Proklamator Kemerdekaan RI pada tahun 1945.
“Nah , Bung Karno tidak disukai oleh Amerika Serikat. Semua pemimpinan negara yang menolak perang Vietnam harus dilengserkan. Itu policy Amerika saat itu. Tentu saja setalah Soeharto berkuasa Amerika Serikat mendapat keuntungan mengeruk semua sumber daya alam kita,” jelasnya.
Sukmawati melanjutkan setelah rakyat Indonesia banyak menjadi korban, Presiden Soekarno baru menyadari kalau telah terjadi Kudeta oleh Soeharto.
“Akhirnya Bung Karno menyimpulkan bahwa dirinya dikudeta oleh Soeharto setelah Surat Perintah (SP) 11 Maret tidak dilaksanakan sebagaimana mestinya. Sudah terjadi berbagai penangkapan dan genosida diberbagai daerah,” ujarnya.
Setelah terlibat dalam pembunuhan para jenderal Angkatan Darat, Soeharto menurutnya juga mengkhianati teman-teman dekatnya (yang melaksanakan operasi G30-S-red).
“Dia tega mengkhianati teman-teman dekatnya (mengkambing hitamkan-red), memenjara mereka bahkan ada yang sudah dieksekusi mati,” ujarnya.
Sebenarnya pada saat itu, menurut Sukmawati, mayoritas rakyat dan militer masih banyak yang mendukung Presiden Soekarno dan tidak suka dengan langkah-langkah Soeharto. Mereka mengusulkan agar Presiden Soekarno memberikan instruksi melawan Soeharto.
“Namun, Bung Karno menolak karena tidak mau terjadi pertumpahan darah berlarut-larut. Bung Karno merencanakan mundur,” terang Sukmawati. (Web Warouw)