TANJUNGSELOR, SHNet – Pembangunan Kawasan Industri Hijau Indonesia (KIHI) di Tanah Kuning, Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara, murni dibiayai investor di bawah konsorsium PT Kalimantan Industrial Park Indonesia (KIPI).
KIHI di Tanah Kuning, merupakan kawasan terbesar di dunia, karena telah disiapkan lahan hingga 16.400 hektar dari keseluruhan lahan yang disiapkan seluas 30 ribu hektar, dan sudah dilakukan groundbreaking oleh Presiden Indonesia, Joko Widodo, Selasa, 21 Desember 202.
“Semuanya di bawah koordinasi Kementerian Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia,” kata Elia Djalung, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kalimantan Utara dari Partai Hatinurai Rakyat (Hanura), dalam rapat virtual Dayak International Organization dan Majelis Hakim Adat Dayak Nasional, Sabtu, 15 Januari 2022.
Elia Djalung, mengatakan, KIHI di Kabupaten Bulungan, sebagai konsekuensi logis pemindahan Ibu Kota Negara Republik Indonesia dari Jakarta ke Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Utara.
Dikatakan Elia Djalung, masyarakat Suku Dayak di Indonesia, Brunei Darussalam dan Malaysia, diharapkan bisa merebutan peluang ekonomi sehubungan penetapan Tanah Kuning, Kabupaten Bulungan sebagai KIHI terbesar dan terluas di dunia.
Diungkapkan Elia Djalung, proyek kawasan Industri Hijau terbesar di dunia di Tanah Kuning, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara, murni digarap swasta yang terdiri dari konsorsium swasta nasional dan luar negeri menggunakan skema business to business (B2B), tidak ada keterlibatan pemerintah baik dalam penyertaan modal maupun akuisisi lahan.
Kawasan industri hijau terbesar di dunia sekaligus proyek industrial estate terbesar yang pernah dibangun oleh swasta di tanah air dimiliki PT KIPI.
Kesadaran dunia internasional terhadap ekonomi hijau semakin tinggi. Permintaan atas produk hijau juga semakin meningkat, baik di pasar nasional maupun global.
Ditambah lagi, perkembangan pembangunan pusat pertumbuhan ekonomi yang idasarkan pada kompetensi daerah juga semakin mendorong pembangunan kawasan industri hijau.
Para konsorsium swasta nasional dan luar negeri, terdorong untuk mengembangkan kawasan industri hijau terbesar di dunia, yang juga merupakan proyek industrial estate terbesar yangg pernah dibangun swasta.
Ada berkomitmen untuk menciptakan produk energi hijau yang mampu bersaing di pasar global dengan mengutamakan proses industri berkelanjutan dan ramah lingkungan, seperti solar panel, green aluminium smelter, dan new energy battery.
Didukung penyediaan listrik bersumber dari energi terbarukan yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dengan standar konstruksi modern yang ramah lingkungan, dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
Di kawasan ini dibangun industri dengan teknologi terkini, salah satunya green alumunium smelter yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pasar aluminium yang memiliki potensi besar di Indonesia dan global, mengurangi impor aluminium, meningkatkan ekspor dan penerimaan pajak bagi pemerintah Indonesia, serta mendukung sektor industri masa depan Indonesia.
Kemudian dibangun pabrik new energy battery yang dapat mendukung upaya pemerintah untuk memacu pertumbuhan ekosistem kendaraan listrik dan berkontribusi secara signifikan bagi perkembangan energi baru terbarukan di Indonesia.
Kawasan yang merupakan pertama dan terbesar di dunia ini telah banyak menarik investor baik dari dalam dan luar negeri.
Investor dari Eropa dan Amerika sehingga diharapkan dapat menampung kegiatan industri, ekspor, impor, dan kegiatan ekonomi lain yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan daya saing internasional.
Presiden Indonesia, Joko Widido saat melakukan groundbreaking di Tanah Kuning, Kabupaten Bulungan, Selasa, 21 Desember 2021, mengharapkan, KIHI Tanah Kuning bagian dari upaya transformasi ekonomi Indonesia, dari produsen bahan mentah menjadi penghasil barang setengah jadi dan barang jadi.
“Ini yang yang sering saya sampaikan, yang namanya kita akan memulai transformasi ekonomi Indonesia. Dari yang kita sudah bertahun-tahun bertumpu kepada sumber daya alam, ekspor raw material, ekspor bahan-bahan mentah, sekarang kita akan masuk kepada hilirisasi, kepada industrialisasi bahan-bahan mentah kita,” ujar Joko Widodo, Presiden Indonesia.
Presiden menyampaikan, industri yang ada di kawasan ini hampir semuanya akan menghasilkan barang jadi sehingga dapat memberikan nilai tambah atau added value yang besar bagi Indonesia.
“Inilah lompatan katak, sebuah lompatan yang ingin kita lakukan, leapfrog yang ingin kita lakukan. Dan ini akan kelihatan manfaatnya secara riil 5-10 tahun dari sekarang. Nanti kita lihat 5-10 tahun yang akan datang, akan bermanfaat seperti apa, baru kelihatan,” ujar Joko Widodo, Presiden Indonesia.
Pembangunan kawasan industri ini menciptakan lapangan kerja bagi kurang lebih 100 ribu tenaga kerja. Sedangkan saat beroperasi diperkirakan akan membutuhkan lebih dari 200 ribu tenaga kerja ditambah tenaga kerja yang diperlukan oleh industri turunan dari produk yang dihasilkan.
“Saya meminta ini kepada para menteri, juga gubernur, dan bupati, persiapan sumber daya manusia, persiapan sumberdaya manusia dalam mendukung kawasan industri ini, karena ini membutuhkan tenaga profesional yang memiliki kualifikasi yang baik. Siapkan mulai sekarang,” pesan Joko Wododo, Presiden Indonesia.*
Sumber: setkab.go.id