SHNet, Jakarta– Hampir 2 tahun pandemi Covid-19 membuat minat masyarakat terhadap wisata alam dan petualangan terus meningkat. Survei Adventure Outlook 2022 terhadap 2009 responden yang dilakukan sejak 10-20 Oktober 2021, menunjukkan hampir 99% responden berminat melakukan perjalanan wisata alam mau pun petualangan.
Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), salah satu destinasi wisata alam dan petualangan yang menjadi favorit untuk dikunjungi. “ Kami melakukan survey terhadap 2009 responden dari 27 provinsi. Sebanyak 99% responden ingin melakukan perjalanan wisata dan petualangan berbasis alam. Dengan berwisata, orang dapat melepas stress dan lain-lain. Dari 5 destinasi wisata super prioritas, 62% responden memilih Labuan Bajo sebagai destinasi wisata alam dan petualangan yang bakal mereka kunjungi,” ujar Heru Prasetya, Kepala Litbang Arah Kita Media Group yang timnya melakukan survei Adventure Outlook 2022, Senin (25/10).
Sebanyak 72% responden akan melakukan perjalanan wisata sendiri dengan anggaran yang mereka alokasikan lebih dari Rp 750.000 untuk satu kali kegiatan. Hasil survei ini juga menunjukkan, sebagian besar responden memilih tinggal di satu destinasi selama 2 hari, 1 malam. Mereka juga memilih bermalam di area perkemahan atau glamping. Tidak sekedar berwisata, 86% responden akan mendokumentasikan foto-foto mereka selama berada di destinasi wisata lewat media sosial mereka seperti Instagram dan facebook.
Keinginan itu dibarengi dengan kesadaran masyarakat akan pentingnya penerapan Clean (bersih), Healthy (sehat), Safety (aman) dan Environment Sustainability (CHSE) serta asuransi perjalanan.
Survei Adventure Outlook 2022 yang dilakukan Indonesia International Outdoor Festival bersama Kopisetara dan didukung penuh oleh Bank BJB menunjukkan persepsi responden yang sebagian besar (86,2%) menyatakan sangat penting dan penting diberlakukannya CHSE di masa pandemi. Sebanyak 72,7% responden juga menganggap pentingnya operator memperhatikan penerapan bukti vaksin dan disiplin protokol kesehatan.
“Hasil survei ini memberi gambaran pada pelaku industri pariwisata alam dan petualangan untuk lebih memperhatikan konsep-konsep dan kebijakan pemerintah terkait protokol kesehatan dan keamanan serta kenyamanan berwisata di era baru,” ujar Heru
Gaya Berwisata
Heru menjelaskan, survei juga membidik gaya atau kebiasaan berwisata responden. Sebagian besar responden menyatakan melakukan perjalanan wisata beberapa kali dalam satu tahun dengan persentase 58%. “Yang menggembirakan, 35% responden menyatakan berwisata setidaknya satu bulan satu kali, dan sebesar 7% menjawab melakukan kegiatan wisata setiap minggu.”
Untuk menggali informasi lebih detail, jelas Heru, dilakukan crosstabulasi dan dapat diketahui bahwa wiraswasta yang paling banyak melakukan perjalanan wisata setiap minggu. Sedangkan yang bekerja sebagai karyawan cenderung melakukan perjalanan wisata sebulan sekali dan setahun beberapa kali.
Sebagian besar responden menyatakan kombinasi pergi bersama teman, keluarga dan pergi sendiri (campuran) sebesar 53%. Sedangkan yang khusus suka pergi bersama teman sebesar 26%, dan yang suka pergi bersama keluarga sebesar 17%. dan yang suka pergi sendiri hanya 4%.
Untuk melihat konsistensi jawaban di atas kroscek yang dilakukan menunjukkan bahwa yang suka pergi sendiri adalah kelompok usia 17-25 tahun. Yang suka pergi bersama keluarga adalah kelompok usia di atas 26 tahun dan yang suka pergi bersama teman adalah mereka yang berusia 17 – 35 tahun.
Ketika responden ditanya tentang jenis wisata yang paling diminati, tambah Heru, sebanyak 47% menjawab campuran wisata alam, wisata kota/desa , wisata budaya, wisata religi dll. Kemudian campuran wisata alam, wisata kota/desa dan wisata budaya sebesar 23%. Responden yang tegas memiliki minat wisata alam 18% dan sisanya memilih wisata alam dan wisata kota/desa sebesar12%.
Survei juga memberi gambaran kegiatan wisata alam yang diminati responden dari risiko rendah hingga risiko tinggi hampir sama rata. Mereka yang suka risiko tinggi sebesar 37%, risiko sedang 34%, risiko ringan 28%.
Adventure Outlook 2022 juga menyinggung pilihan responden terkait travel equipment atau peralatan perlengkapan wisata alam dan petualangan.
Sebagian besar responden memberikan prioritas pada kualitas, kegunaan, model warna (campuran) sebesar 65%. Sedangkan yang khusus memprioritaskan kegunaan sebesar 18% dan kualitas sebesar 14%.
Merek lokal dan merek luar negeri (campuran) menjadi pertimbangan penting bagi 62% responden dan ada 25% responden menganggap merek tidak penting. Kemudian responden yang memilih merek lokal sebesar 12%.
“Secara umum perlengkapan wisata yang dianggap responden wajib dimiliki adalah pakaian, tas/daypack/jaket, tenda, sepatu hingga kantong tidur. Responden juga menganggap standar uji produk yang akan mereka beli menjadi pertimbangan utama sebesar 93%,” jelas Heru.
Heru mengatakan, dari hasil survei tersebut, ada beberapa hal yang harus diperhatikan baik oleh pemerintah maupun pelaku usaha. Menurutnya, pemerintah perlu melakukan antispasi untuk menyiapkan wisata Labuan Bajo lebih baik dengan infrastruktur yang baik dan juga antisipasi agar Labuan Bajo dan sekitarnya tidak menjadi mass tourism yang berisiko merusak kelestarian alam.
Pemerintah dan pelaku bisnis wisata perlu segera berbenah untuk melakukan antisipasi lonjakan arus wisata setelah vakum selama pandemi Covid-19. Meski demikian, pemerintah perlu mempertimbangkan untuk membuat konten advertising destinasi wisata melalui Sosial media yang banyak digunakan oleh pelaku wisata agar target kunjungan wisman dan winus tercapai. CHSE, bukti vaksin hingga protokol kesehatan dan langkah antisipasi lain perlu diterapkan secara ketat oleh pengelola/operator wisata sesuai harapan masyarakat agar terhindar dari gelombang 3 corona.Setiap destinasi wisata perlu menyiapkan petugas bersertifikasi agar kenyamanan dan keamanan orang berwisata terjamin.
Industri peralatan dan perlengkapan wisata lokal masih dapat tumbuh karena responden tidak berpatokan harus produk luar negeri. Bahkan mereka menganggap merek tidak penting. Yang utama bagi mereka adalah model, warna, kegunaan dan kualitas.
Senior Vice President of Digital Marketing Bank BJB, Arifianto Ramadhian mengatakan Survei Adventure Outlook 2022 merupakan rangkaian DigiCash Fair dari Bank BJB. “Kami dukung pelaku UMKM dan Ekonomi Kreatif dengan melakukan pembayaran cashless by DigiCash,” ujarnya. (Stevani Elisabeth)