SHNet,Jakarta-Banyak kisah atau cerita rakyat yang hidup di tengah masyarakat, salah satunya cerita rakyat itu bahkan kini menjadi legenda masyarakat Sumatera Barat yaitu kisah “Malin Kundang”. Kisah anak bernama Malin Kundang yang merantau, berhasil dan kemudian lupa pada sang ibundanya itu juga sangat terkenal di seluruh Indonesia .
Pesan moral yang sangat dalam dari cerita rakyat itu yakni bagaimana seorang anak harus ingat dan berbakti kepada orang tua tersebut kerap dibacakan di hadapan anak-anak, baik di sekolah, komunitas dongeng, maupun beragam kegiatan yang melibatkan anak-anak.
Cerita rakyat yang mengkisahkan akhir hidup Malin Kundang mati dan dikutuk menjadi batu, sangat membekas pada anak-anak. Bukan saja kisah Malin Kundang bisa dibaca di buku-buku cerita rakyat, kini juga dibuat animasi yang menarik . Kisah inilah yang diceritakan kembali oleh dosen Sastra Inggris, Ati Sumiati, M. Hum di depan anak-anak di Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Bukit Duri Bercerita, Sabtu (15/10/2022).
Ati bersama mahasiswa tingkat akhir, Sarah Nadiah, bergantian membacakan kisah Malin Kundang dalam Bahasa Inggris dan menjelaskannya dalam Bahasa Indonesia, sehingga anak-anak mengerti. Sesekali anak-anak berkomentar, “Malin Kundang Durhaka pada Ibunya.” Ada juga anak yang langsung mengatakan, “Kasian sekali Ibunya Malin Kundang”.
Sekitar 30-an anak-anak yang hadir di TBM Bukit Duri Bercerita sangat antusias mendengarkan kisah Malin Kundang. Ati Sumiati dan Sarah juga memperlihatkan video animasi Malin Kundang melalui laptop.
Membacakan cerita rakyat tersebut memang merupakan bentuk Pengabdian kepada Masyarakat dari Program Studi: Sastra Inggris, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Jakarta dengan nama “Pelatihan Literasi Membaca Cerita Rakyat (Folklore) Berbahasa Inggris” di TMB Bukit Duri Bercerita, Tebet, Jakarta Selatan.
Menurut Ati Sumiati, M. Hum, tujuan dari program pengabdian masyarakat ini yakni mengajarkan literasi membaca terutama membaca cerita rakyat dari Indonesia yang berbahasa Inggris. Dalam acara ini, baik Ati maupun Sarah juga mengajarkan pelafalan alfabet dan angka dalam Bahasa Inggris. Anak-anak dengan semangat menirukan apa yang diucapkan Ati maupun Sarah.
Selain membaca cerita rakyat, pelatihan alphabet, dan angka, anak-anak diajak bernyanyi bersama lagu berbahasa Inggris yang akrab di telinga anak-anak, antara lain, lagu berjudul “Twinkle twinkle little stars” Lagu Twinkle twinkle little stars selalu dinyanyikan setiap saat oleh anak-anak dan bisa melatih berbahasa inggris ketika menyayikan liriknya.
Tambah Pengetahuan
Sementara itu pendiri TBM Bukit Duri Bercerita, Safrudiningsih menyambut gembira , kehadiran dosen dan mahasiswa Sastra Inggris, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Jakarta , terutama Ati Sumiati dan Sarah Nadia.
“Apa yang diajarkan kepada anak –anak di TBM Bukit Duri Bercerita ini pasti bermanfaat dan menambah pengetahuan anak-anak, terutama dalam berbahasa Inggris,” kata Safrudiningsih yang oleh anak-anak biasa disapa Kak Ning Nong.
Safrudiningsih mengungkapkan, TBM Bukit Duri Bercerita sebelunya juga menerima dosen dan mahasiswa Sastra Prancis Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Jakarta yang mengenalkan Bahasa Eropa ini kepada anak-anak dengan cara yang menyenangkan. Selain itu ada sejumlah mahasiswa dari Universitas Yarsi yang melakukan praktik membuat katalogisasi buku-buku milik TBM Bukit Duri Bercerita secara digital. (sur)