13 November 2024
HomeBeritaPariwisataMenparekraf Tutup Rangkaian Visitasi ADWI 2024 di Desa Wisata Labengki Sultra

Menparekraf Tutup Rangkaian Visitasi ADWI 2024 di Desa Wisata Labengki Sultra

SHNet, Konawe Utara– Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menyelesaikan sekaligus menutup rangkaian terakhir dari visitasi 50 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2024 di Desa Wisata Labengki yang berada di Lasolo Kepulauan, Konawe Utara, Sulawesi Tenggara.

“Ini adalah desa wisata terakhir dari visitasi ADWI. Selamat kepada Desa Wisata Labengki yang terpilih menjadi desa wisata unggulan dari 19 desa wisata yang ada di Konawe Utara,” kata Menparekraf Sandiaga usai melakukan visitasi ADWI 2024 di Konawe Utara, Sulawesi Tenggara, Jumat (11/10/2024).

Menparekraf Sandiaga menjelaskan, setelah visitasi ADWI 2024 berakhir, proses penjurian pun di mulai. Secara tertutup para dewan juri akan berdiskusi guna menentukkan desa wisata yang akan meraih penghargaan ADWI berdasarkan kategori seperti Desa Wisata Terbaik, Desa Wisata Terfavorit, dan kategori lainnya.

“Mudah-mudahan kehadiran ADWI bisa menarik lebih banyak wisatawan, serta membuka peluang usaha dan lapangan kerja yang luas bagi masyarakat,” kata Menparekraf Sandiaga.

(Dok. Biro Komunikasi Kemenparekraf)

Sebagai Menparekraf/Kabaparekraf yang pertama hadir di Desa Wisata Labengki, antusiasme masyarakat sangat luar biasa. Menparekraf Sandiaga disambut dengan sorak sorai gembira diiringi Tarian Mondotambe dan Lulo Lariangi. Kedua tarian tersebut merupakan tarian khas daerah yang disuguhkan untuk menerima tamu kehormatan.

Desa Wisata Labengki yang dihuni lebih dari 489 jiwa tidak hanya dikenal dengan keindahan panorama alam namun juga kekentalan budaya serta adat istiadat yang masih melekat di dalamnya.

Salah satu adat istiadat yang sampai saat ini masih dilakukan oleh masyarakat yaitu ‘Kalosara’ sebagai simbol hukum adat masyarakat Suku Tolaki.

Selain Suku Tolaki, ada pula Suku Bajo dan Suku Buton yang mendiami Desa Wisata Labengki. Ketiga suku tersebut memang mempunyai kebiasaan bermukim di wilayah pesisir atau laut.

(Dok. Biro Komunikasi Kemenparekraf)

Menariknya, Suku Bajo dikenal secara umum sebagai manusia laut lantaran kemampuan menyelamnya. Masyarakat Suku Bajo dapat menyelam ke dalam laut dengan durasi yang cukup lama tanpa menggunakan alat bantu pernapasan.

Desa Wisata Labengki setidaknya menawarkan 10 spot wisata yang menjadi favorit wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara seperti Goa Tobelo, Laguna, Blue Lagoon, Kimaboe Hill, Teluk Cinta, Pantai Pasir Panjang, Pantai Pasir Merah, Kampung Bajo, Menara Mercusuar, dan Goa Kolam Renang.

Potensi wisata bawah laut yang dapat dijumpai di Desa Wisata Labengki tentunya snorkeling dan diving. Hal ini menarik perhatian Menparekraf Sandiaga untuk menjajal atraksi tersebut dan mengikuti kegiatan konservasi melalui relokasi Kimaboe sebuah kerang raksasa di kedalaman sekitar 8 (delapan) meter.

“Kami sudah hadir dan melihat keindahan budaya, alam, dan keunikan wisata bawah laut yang memiliki keunggulan berkelas dunia,” kata Menparekraf Sandiaga.

Sederet potensi daerah tersebut rasanya tidak lengkap tanpa kehadiran ekonomi kreatif seperti kuliner dan kriya. Adapun aneka kuliner tradisional yang menjadi andalan adalah Soso’o, Sinole, Loar, Kripik Songgi, Abon Ikan, Gogola Boe Saloka, dan Molome.

Sementara untuk produk kriya, masyarakat desa menggunakan bahan ramah lingkungan yang banyak tersedia di sekitar wilayah desa seperti kerajinan kerang-kerangan yang diolah menjadi tempat tisu, gantungan kunci, lampion, hiasan dinding, aksesoris wanita, dan lain-lain.

“Mudah-mudahan dua dewan juri di sini juga setuju dengan saya bahwa ini akan menjadi salah satu unggulan untuk menjadi yang terbaik di nusantara,” ujar Sandiaga.

Pjs. Bupati Konawe Utara, La Ode Saifuddin, menyampaikan terima kasih karena telah memberikan predikat kepada Desa Wisata Labengki sebagai desa wisata terbaik dalam ADWI 2024.

“Harapan kami semoga upaya pemerintah daerah dan juga warga desa mendapat nilai yang terbaik,” ujar La Ode. (Stevani Elisabeth)

ARTIKEL TERKAIT

TERBARU