SHNet, Jakarta – Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siberkreasi kembali menggelar acara webinar Literasi Digital untuk wilayah kota Bekasi, Jawa Barat, pada Selasa (8/6/2021).
Kegiatan ini bertujuan untuk mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif sehingga dapat meningkatkan kemampuan kognitifnya untuk mengidentifikasi hoaks serta mencegah terpapar dampak negatif penggunaan internet.
Presiden Joko Widodo dalam sambutannya saat meluncurkan Gerakan Nasional Literasi Digital mengungkapkan, pemerintah telah menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021. Dilakukan secara terus-menerus setiap tahun, sebanyak 50 juta orang diharapkan telah mendapatkan digital di 2024. Oleh karena itu, dibutuhkan penyelenggaraan kegiatan literasi digital yang massif di 514 kabupaten/kota, di 34 provinsi, di Indonesia.
Webinar kali ini pun mengundang salah satunya nara sumber dari akademis yaitu Dendy Muris, Dosen Komunikasi dari Instirut Komunikasi dan Bisnis LSPR. Mengangkat topik “Tips and Tricks Membuat Konten yang Menarik Bagi Milenial”, Dendy pun mengajak generasi muda yang memiliki peran besar pada era digital ini untuk membanjiri internet dengan konten positif.
Di tengah konvergensi digital yang membuat arus informasi menjadi semakin cepat dan kemunculan teknologi, lahir profesi baru seperti content creator atau infulencer. Profesi yang makin digemari milenials ini pun bisa menjadi cara untuk menciptakan budaya positif di dunia digital lewat konten yang bermanfaat dan inspiratif.
“Peran serta generasi milenials di sini bisa mendistribusikan konten positif, yang melawan hoax. Sambil membuat konten milenials juga dapat ikut menumbuhkan perekonomian lewat industri kreatif,” ujar Dendy.
Dia pun turut memberikan tips dan trik untuk milenials yang ingin menjadi content creator. Di antaranya dengan memperhatikan pra produksi, proses, hingga pasca produksi. Lalu seorang content creator juga membuat personal branding yang akan memengaruhi bagaimana audiens melihatnya saat tampil di publik.
Saat ini bentuk konten juga sudah semakin spesifik, karena itu seorang content creator harus tahu target audience mereka dan platform yang dipilih. Seorang content creator juga jangan asik sendiri, namun harus memaksimalkan partisipasi dari audiens misalnya dengan membuat kuis, give away, serta jangan lupa untuk membalas komentar.
“Partisipasi audiens menjadi salah satu tolak ukur berhasil tidaknya sebuah konten, jadi maksimalkan,” katanya lagi.
Tak lupa Dendy mengingatkan para milenials untuk bijak saat membuat konten serta memakai sosial media dengan berpedoman pada Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE). Sehingga budaya digital yang tercipta adalah lingkungan yang sehat dalam berinternet. (Stevani Elisabeth)