SHNet, Polewali Mandar—Gedung Fasilitas Layanan Perpustakaan di Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat (Sulbar) diresmikan.
Peresmian ditandai dengan penandatanganan prasasti yang dilakukan oleh Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) Muhammad Syarif Bando dan Bupati Polman Andi Ibrahim Masdar.
Gedung yang berlokasi di Area Gor S. Mengga Manding ini dibangun menggunakan APBN Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik Bidang Pendidikan Subbidang Perpustakaan Tahun Anggaran 2022 senilai Rp10 miliar.
Kepala Perpusnas menyatakan gedung perpustakaan ini merupakan implementasi dari RPJMN 2020-2024 yang menggarisbawahi pentingnya literasi sebagai fondasi pembangunan.
“Hal ini dilakukan untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia dan perpustakaan merupakan jantung pendidikan. Pentingnya membaca merupakan alat ukur untuk mengukur kemampuan pengetahuan yang kita miliki,” ungkapnya di Gedung Fasilitas Layanan Perpustakaan Kabupaten Polman, Polewali, pada Jumat (29/9/2023).
Kepala Perpusnas mengatakan Polman bukan hanya menjadi pemicu literasi untuk Provinsi Sulbar karena memiliki separuh populasi wilayah tersebut, tetapi juga karena banyak tokoh nasional dari Sulbar yang berasal dari Polman.
“Dukungan penuh yang diberikan oleh pemerintah daerah perlu diapresiasi. Dukungan ini adalah tonggak penting dalam upaya meningkatkan minat membaca dan akses terhadap bahan literasi di Polman,” katanya.
Mengacu pada amanat UNESCO, lanjutnya, bahwa setiap orang seharusnya memiliki akses atas tiga buku baru setiap tahun.
“Perpusnas siap untuk memberikan dukungan tidak hanya dalam hal sarana dan prasarana, tetapi juga dalam upaya memberikan bahan bacaan yang beragam dan mendukung literasi di Polman,” lanjutnya.
Bupati Polman berharap kehadiran gedung perpustakaan akan memajukan kualitas sumber daya manusia. Gedung tiga lantai ini terdiri dari 17 ruangan di antaranya, ruang layanan referensi, ruang pengolahan bahan pustaka, ruang baca dewasa, ruang koleksi deposit, ruang internet, ruang audio visual.
“Dengan adanya perpustakaan ini, kami berharap dapat meningkatkan sumber daya manusia di Polman. Dengan koleksi buku yang tersedia di sini, kami berharap masyarakat Polman dapat menjadi lebih baik dan maju,” tuturnya.
Polman, yang merupakan daerah dengan jumlah penduduk terbanyak di Provinsi Sulbar, memiliki kebutuhan yang cukup besar akan fasilitas pendidikan dan perpustakaan yang memadai. Dia memberikan catatan mengenai pentingnya adopsi teknologi dalam layanan perpustakaan.
“Kami menginginkan adanya fasilitas untuk perpustakaan digital, karena anak-anak sekarang sudah menggunakan digitalisasi. Saya harap layanan perpustakaan di sini dapat mengikuti perkembangan zaman,” tambahnya.
Bupati mengimbau kepala sekolah agar memanfaatkan perpustakaan sebagai tempat belajar yang ideal. Selain itu, pihaknya berencana mendirikan galeri baca di halaman perpustakaan sebagai ruang baca para pengunjung.
Ditambahkan bahwa jumlah koleksi buku yang ada di Perpustakaan Polman dibandingkan jumlah penduduk, masih kecil. Saat ini, jumlah penduduk Polman sebesar 483.920 jiwa dengan jumlah koleksi buku 24.257 buku atau sekitar 19,95 persen.
Pada kesempatan yang sama, Bupati melantik Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kabupaten Polman, Jumriah Ibrahim, sebagai Bunda Literasi Kabupaten Polman. Pengukuhan ini adalah upaya yang menunjukkan komitmen serius pemerintah daerah dalam meningkatkan literasi dan minat baca di kalangan masyarakat.
Usai pengukuhan, Bunda Literasi Kabupaten Polewali Mandar menyatakan akan melakukan pendampingan untuk meningkatkan minat baca masyarakat Polewali Mandar. Sebagai Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Polewali Mandar, dia akan mengkolaborasikan program antara PKK dan program Bunda Literasi.
“Program kami akan mengukuhkan bunda literasi kecamatan, desa, dan kelurahan yang di mana nantinya akan langsung turun ke kecamatan dan tingkat desa/kelurahan untuk mengajak anak bangsa, khususnya di Polewali Mandar untuk bergerak dan memajukan minat baca dengan segmen saya bisa karena membaca, saya cerdas karena membaca,” urainya.
Sementara itu dalam acara yang dirangkaikan dengan talkshow Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat, pegiat literasi Polman Muhammad Ridwan Halimmudin menilai minat baca masyarakat Polman cukup tinggi. Berdasarkan pengalamannya, masyarakat antusias untuk membaca buku.
“Saya melihat fakta di lapangan bahwa orang-orang seperti santri datang setiap hari untuk meminta kunci perpustakaan agar dapat meminjam buku. Saya dengan senang hati memberikannya kepada mereka, dan mereka memilih buku yang ingin mereka baca. Kehadiran perpustakaan menjadi daya tarik bagi siswa-siswa kami,” ungkapnya.
Dia menegaskan minat baca masyarakat tidak rendah, melainkan akses terhadap bahan bacaan yang perlu ditingkatkan. Pegiat literasi perahu pustaka ini berpendapat Perpustakaan Daerah Polman dapat memfasilitasi digitalisasi naskah-naskah lokal, seperti lontar, agar semua orang dapat mengaksesnya.
“Ini akan menjadi langkah luar biasa untuk memenuhi kebutuhan literasi tanpa harus mengimpor buku. Prioritas pertama adalah mempermudah akses bagi yang membutuhkan,” tambahnya.
Pustakawan Ahli Utama Perpusnas Abdullah Sanneng menjelaskan program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS) merupakan satu-satunya program yang dikawal Perpusnas hingga ke desa. Program TPBIS menjadi salah satu upaya Perpusnas untuk berkontribusi dalam pemulihan ekonomi masyarakat pasca pandemi Covid-19.
“Program ini dimaksudkan untuk upaya meningkatkan akses pendidikan dan informasi bagi semua lapisan masyarakat di seluruh Indonesia,” jelasnya.
Dalam era digital ini, lanjutnya, Perpusnas telah memanfaatkan teknologi untuk menyediakan akses yang menghubungkan perpustakaan dan sumber daya literasi kepada masyarakat.(Stevani Elisabeth)