Jakarta-Belum lama ini, secara tidak sengaja tukang bangunan menemukan prasasti asli kantor Air Leding di Gedug Walikota Palembang yang mencantumkan sejarah singkat pendirian perusahaan air leding di Palembang. Secara ringkas, Dewan Kota Palembang memutuskan untuk membangun instalasi air minum dalam siding 8 Maret 1928 pada masa Walikota Coco D’Armandville. Kemudian, pada masa Walikota RCAFJ Nessel van Lissa diputuskan untuk menggabungkan Menara air dan Gedung Balai Kota. Pekerjaan itu dirancang Arsitek Ir. Simon Snuyf bersama Hollandsche Beton Maastchappij. Isntalasi ar minum mulai berfungsi pada 1 Juni 1931 pada masa Walikota Nessel van Lissa. Prasasti dipasang pada masa Penjabat Walikota Ir. Fritz Coenraad van Lier pada Agustus 1932.
Kalau ditelusuri lebih jauh, proses persiapan jaringan air minum di Palembang, setidaknya dimulai pada Januari 1925, Ketika Pemerintah Kota Palembang memutusukan untuk memasang pipa air. Dimana persiapannya dipercayakan kepada Nederlandsch Indische Gas Maatschappij (NIGM). Semula sumber air akan diambil dari Sungai Musi, tetapi akhirnya dilakukan pengeboran di dekat Sungai Musi. Bahkan, pada 22 Juli 1925, sudah dilakukan uji coba baru untuk pipa air di Palembang dimulai.
Pada tahun 1925, direncanakan dibentuk perseroan tersendiri untuk usaha pasokan air dengan modal pendirian 50.000 gulden, yang dibagi menjadi lima saham masing-masing saham senilai 10.000 gulden. NIGM dua lembar saham, Pemerintah Kota Palembang dua lembar saham dan satu lembar saham untuk pengelola.
Pada masa awal operasi tahun 1931, operasional air minum di Kota Palembang ini, bukan tanpa masalah, karena anggaran yang membengkak dan kualitas air yang membutuhkan dukungan bahan kimia untuk menjernihkan, sehingga tidak memenuhi standar kesehatan.
Namun, tidak banyak yang mengenal siapa Ir. FC van Lier (8 Januari 1882—27 Januari 1933) yang memasang prasasti itu. FC van Lier adalah seorang insinyur pertambangan yang menduduki jabatan di Kantor Perbedaharaan Umum di Batavia (Jakarta). Selain aktif di Pemerintahan Hindia Belanda (Indonesia), FC van Lier ini merupakan salah satu tokoh Yahudi di Batavia dan menduduki jabatan teras dalam struktur organisasi Vereeniging Voor Joodsche Belangen Nederlandsch Indie (VVJBNI), yakni asosiasi yang bertujuan mempromisikan kepentingan Yahudi di Hindia Belanda (Indonesia) yang didirikan pada tahun 1927. Dia juga pernah melakukan studi khusus tentang persediaan air minum di Israel.
Bahkan, FC van Lier pernah menjabat Ketua VVJB menggantikan Freerik Duveen yang menjalani cuti di Eropa. Namun, Ketika FC van Lier menjalani cuti ke Belanda, juga karena isterinya meninggal pada tahun 1929 di Belanda, jabatan Ketua VVJB dialihkan kepada B.Wolf. nanti setelah pulang dari Belanda, Van Lier juga masih aktif di VVJB.
Sekembali dari Belanda, Van Lier menjabat standarisasi kertas dan percetakan di lingkungan Pemerintah Hindia Belanda. Tetapi, pada tahun 1931, Van Lier ditunjuk sebagai Walikota Cirebon per 2 Mei 1931 untuk mengisi kekosongan karena Walikota Cirebon, J.M. van Dostrom Soede sedangkan menjalani cuti ke Eropa.
Hanya saja masa jabatan FC Van Lier di Cirebon tidak berlangsung lama, sekitar 8 bulan, karena pada Maret 1932, Van Lier dipindahkan menjadi Walikota Palembang menggantikan Walikota RCAFJ. Nessel van Lissa yang akan berangkat cuti ke Eropa pada 2 Februari 1932, yang hampir bersamaan dengan kepulangan JM van Oostrom Soede dan kembali menjabat Walikota Cirebon.
Di Cirebon, Van Lier juga memberikan perhatian seperti perbaikan jaringan pipa air minum, pengalihan rumah sakit kota “Oranje”, pengaturan lalu lintas serta pelebaran jalan dan pembulatan tikungan jalan, pembenahan kampung, termasuk menggerakkan bantuan untuk membantu korban puting beliung di Cirebon.
Ketika dilantik sebagai Walikota Palembang, Ketua Dewan Kota Palembang menitipkan beberapa urusan untuk mendapat perhatian Walikota FC van Lier, seperti pasokan air, perbaikan jalan kampung dan perbaikan kampung, revisi tarif passar, revisi peraturan pegawai dan remunerasi pegawai kota. Juga diharapkan agar Walikota Van Lier mendirikan rumah potong hewan baru dan penyerahan kembali rencana perumahan rakyat kepada pemerintah.
Jadi, pada masa jabatan FC van Lier inilah, prasasti air leding yang ditemukan belum lama ini dipasang untuk menjadi informasi pengingat akan sejarah singkat keberadan instalasi air minum itu.
Tetapi, masa jabatan Van Lier di Palembang juga tidak berlangsung lama, pada akhir tahun 1932, seiring dengan kembalinya Nessel van Lissa, FC van Lier ditunjuk untuk menjadi Walikota Makassar, karena Walikota Makassar GHJ Berckenkamp mengambil cuti mulai 17 Desember 1932. Jadi, FC van Lier mengisi kekosongan itu pada Desember 1932. Hanya saja, masa jabatan sebagai Walikota Makassar hanya sekitar satu bulan, karena pada 27 Januari 1933, FC van Lier meninggal dalam usia 51 tahun, karena sakit.
Sebenarnya, FC van Lier ketika transit dari Cirebon menuju Palembang, FC van Lier sempat menderita sakit dan sempat menjalani perawatan beberapa pekan di Batavia, sebelum menjalankan tugas Walikota Palembang.
Pemakaman FC van Lier di Makassar dihadiri para petinggi di Makassar, termasuk GUbernur Jenderal. Pemakaman dilakukan dalam ritual Yahudi, yang dikoordinir komunitas Yahudi yang bermukim di Makassar, Mr. H.E. De Zoete yang juga merupakan perwakilan VVJB di Makassar.
Rekam jejak untuk jabatan walikota ini, tampaknya FC van Lier selalu menjadi pilihan untuk mengisi kekosongan jabatan walikota. Hal ini tidak lepas dari kualitas Van Lier yang memahami aspek teknis sebagai seorang insinyur dan juga sebagai ahli dalam bidang perbendaharaan, yang didukung dengan keluwesan Van Lier dalam berhubungan dengan pihak lain.(daniel dt)