SHNet, Jakarta-Temen makan sehari-hari yang disebut sambal ternyata tak sekadar rasa pedas dan variasai rasa lainnya, tapi sambil merefleksikan kearifian lokal setiap daerah di Tanah Air. Sambal dapat mencerminkan kebinekaan kita dan tentunya, persatuan bangsa. Wahh begitu dahsyatnya sambal.
Ya, itulah yang tercermin dalam webinar selama satu jam dalam acara bincang santai bareng Bara Pattiradjawane (chef) dan Ade Putri Paramadita (Culinary Storyteller) pada Selasa (23/11/2021).
Sejumlah pegiat kuliner hadir seperti Ketua Indonesia Gastronomiy Network (IGN), Vita Datau, pakar UGM Prof.Murdiati Gardjito, Ayu Masyita dari Komunitas AkuCinta Kuliner Indonesia, dosen UNPAD Hardian Nurseto, dan juga lidia Tanod dari Komunitas Jalan Sutera. Mereka berbagi cerita seru soal sambal.
Yang agak serius tentu pakar UGM, Murdiati Gardjito yang mengatakan bicara soal sambal memang tanpa batas dan itu terjadi pada semua hidangan. “Tapi coba kita teliti apa beda sambla yang dengan basis cabai dan campuran bahan lain yang diulek atau dibuat secara tradisonal dengan yang diblender dengan tenaga listrik. Pasti ada bedanya,” ujarnya.
Begitu juga Herdian yang mengatakan sudah ada penelitian untuk skripsi yang mengambil tema sambal. Dari penelitian itu tercermin bahwa sambal juga ada kelasnya. Artinya kleas petani atau orang biasa membuat sambal dengan cara sangat sederhana. Tapi, bagi masyarakat klas atas lainnya, mislanya membuat sambal ati untuk kebutuhan tertentu.
Yang menarik, Wiliam Wongso pakar kuliner nun jauh di luar, ikut bercerita secara singkat. Sambal katanya, sangat dipengaruhi oleh kearifan lokal. “Saya apresiasi webinar yang ringan dan menarik ini,” katanya.
Ade Putri Paramadita dari Culinary Storyteller yang memandu perbincangan menarik ini mengatakan, yang menarik dari sambal ini memang sangat mencerminkan kearifanlokal masyarakat kita. Meskipun rasa pedasnya berbeda di tiap sambal daerah. “Saya sederhana saja, suka banget dengan sambal. Makan dengan sambal adalah kemewahan,” ujarnya.
Bagi Bara Pattiradjawane yang gusar dengan keadaan Indonesia di tahun 1918, akhirnya memutuskan menulis buku tentang sambal. Bukan tanpa alasan, karena di dalam sambal katanya tercermin persatuan. “Nah, saya ingin insert soal ini lewat sambal, inilah filosofi persatuan dari sambal,” kata Bara.
Sedangkan Vita Datau mengatakan, IGN yang dipimpinnya ingin menjadi fasilitator bagi mereka yang bergiat dalam bidang kuliner, termasuk soal sambal ini. “IGN bukan milik saya, tapi IGN bisa jadi wadah fasilitator kita,” katanya.
Hari Sambal

Dalam rilisnya, IGN mengatakan, peranan sambal dalam budaya santap di Indonesia begitu kental. Demi merayakan keberagaman kuliner nusantara serta mengangkat sambal sebagai salah satu identitas kuliner negara ini,.
“Kami mengajak seluruh warga negara Indonesia menjadikan tanggal 24 November sebagai Hari Sambal Nusantara.” Kata IGN dlaam rilisnya.
Tujuannya tak lain adalah melestarikan aneka sambal Nusantara sebagai budaya kuliner Indonesia, memperkenalkan ragam sambal Nusantara pada masyarakat Indonesia mau pun dunia internasional, menjadi penggerak bagi pengusaha sambal olahan terutama untuk Usaha Mikro Kecil & Menengah, serta mengakomodir terciptanya berbagai resep sambal Indonesia yang baru sebagai inovasi kuliner.
Pada hari Rabu , 24 November 2021, melalui rangkaian acara Pekan Kebudayaan Nasional 2021, Koki Profesional Bara Pattiradjawane @barasupercook dan Pengisah Kuliner Ade Putri Paramadita @misshotrodqueen, akan secara maraton memperkenalkan 42 sambal nusantara. Bersamaan pula di tanggal tersebut, didukung penuh oleh IGN (Indonesia Gastronomy Network), unggahan pada media sosial secara serentak akan menampilkan berbagai sambal nusantara favorit tiap orang menggunakan tagar #SambalIndonesia #SambalNusantara #HariSambalNusantara. (sur)