Jakarta-Setelah sukses meraih satu tiket semi final, kini Maroko menatap partai puncak atau final pagelaran Piala Dunia 2022 di Qatar.
Tekad tim yang dijuluki Singa Atlas itu menjadi suatu hal wajar dan tidak berlebihan jika menilik perjalanannya sejak fase penyisihan hingga ke partai semi final.
Kehadiiran Maroko di piala dunia dinilai paling finis di babak 16 besar. Ternyata dalam perjalanannya tim yang ditangani Pelatih Walid Redragui telah menyimpan misteri kekuatan. Dengan kesolidan yang dimiliki secara tim, Maroko membalikan keadaan ,malah mengejutkan dunia sepakbola. Dari yang sebelumnya tidak masuk hitungan, kini menjadi sebuah tim debutan yang mengerikan bagi tim lainnya.
Masyarakat sepakbola terkagum kagum atas capaian Tim yang menorehkan sejarah sebagai Tim Afrika pertama masuk semi final Piala Dunia.
Tak tangung tanggung raksasa sepakbola daratan Eropah dijungkalkan timnas Maroko. Mulai dari Belgia, takluk 2-0, di 16 besar Spanyol dipulangkan 3-0 lewat adu penalti. Kemudian di 8 besar, Portugal ditaklukan 1-0.
Kini di laga semi final menghadapi juara bertahan Perancis , Kamis subuh (15/12) pasukan yang ditukangi Walid Regragui menguji lagi ketangguhan tim raksasa Eropah. Apakah Perancis menjadi korban tim Eropah keempa?. Atau sebaliknya pertahanan kokoh Maroko bisa ditembus dan dikonversi jadi gol oleh Kylian Mbappe, Giroud dkk?.
Jika Mbappe atau Giroud membobolkan gawang Maroko berarti baru pasukan yang dijuluki Les Blues ini yang pertama memecahkan rekor menceploskan ke gawang yang dijaga kiper gesit dan pintar mengantisipasi datangnya bola, Bounou.
Dalam partai semi final ini, Perancis tentu menjaga marwah dan capain sebagai juara bertahan.
Sementara, Maroko secara psikologis bertarung tanpa beban, Ziyeth, En Nesyri dan Boufal akan bermain lepas justru beban mental itu ada pada pemain2 Perancis, mereka harus memenangkan partai ini sebagai juara bertahan.
Menyerang
Sebagai tim yang berstatus juara bertahan, tentu Pelatih Perancis,Didier Deschamps akan mengintruksikan pemainnya untuk tampil menyerang dan menekan,supaya membobol pertahanan solid dan berlapis Maroko.
Mbappe, Giroud didukung, Griezmann, Dembele dan Rabiot, Tchouameni dari lini tengah mencoba membongkar pertahanan Singa Atlas yang digalang, Kapten Saiis berduet dengan Aquerd dijantung pertahanan, wing bek tangguh Hakimi dan Mazraoul.
Sang Arsitek tim,Walid Regragui pasti akan menempat sebanyak mungkin pemainnya di daerah sendiri. Gelandang Amrabat, Amallah dan Ounahi bahkan pemain depan En Nesyri dan Boufal ikut turun ke daerah sendiri. Hanya menempatkan Ziyech depan.
Saat serangan Mbappe dkk dapat digagalkan, kemudian pemain Maroko menguasai bola, saat itu mereka keluar dengan cepat menekan lewat Ziyech, En Nesyri ke kubu pertahanan Perancis yang dikawal Varane, Upamecano, Hernandes dan Kounde. Jika pemain lini tengah Perancis lambat menutup serangan balik cepat, gawang Lloris bakal terancam.
Yang menjadi catatan bagi Varane tidak boleh lengah untuk mengantisipadi serangan balik Maroko. Selama ini pemain MU ini sering ikut membantu menyerang jika terjadi tendangan sepak pojok buat Perancis. Saat gagal, Varane sering lambat kembali menutup daerah pertahanan yang ditinggalnya.
Menghadapi Maroko jangan sampai hal ini terjadi, jika tidak ingin malapetaka gol tercipta dari kaki atau sundulan Ziyech, En Nesyri dan Boufal.
Strategi menumpukan pemain di daerah sendiri kemudia saat menguasai bola dengan cepat menekan lawan inilah senjata ampuh Maroko dan berhasil memulangkan tiga raksasa Eropa.
Maroko mendapat dukungan yang luar biasa dari negara-negara di Timur Tengah dan Afrika sendiri. Pasalnya perasaan bangga bagi kesuksesan Maroko.
Untuk itu tinggal selangkah lagi bagi Ziyech dkk mengukir sejarah baru di Piala Dunia. Laga semi final ini jadi ujian dan kesempatan membuat capaian lebih tinggi lagi. Inilah kesempatan emas Maroko, dan tidak datang dua kali. Lanjut atau dihentikan Perancis.
Sedang bagi Perancis ini partai bergengsi dan kemenangan menjadi sebuah keharusan demi reputasi sebagai juara bertahan. Semoga. (eddy lahengko)